Dua Malaikat Kecil

10 4 0
                                    

Jakarta, 2021

Karla dan Jennifer telah sampai di Jakarta dengan selamat. Benar kata Jennifer, kondisi Jakarta telah berubah 180 derajat. Kota Jakarta yang dulu telah berubah menjadi kota metropolitan yang modern dengan bangunan pencakar langit tersebar di mana-mana. Hal pertama yang mereka lakukan adalah mencari tempat tinggal. Beruntung, orang tua Jennifer memiliki rumah di Jakarta sehingga kedua sahabat itu bisa tinggal di sana sampai masalah ini selesai.

"Wow, Jakarta sudah banyak berubah. Sekarang apa rencana kita?" tanya Karla yang sudah siap memulai misinya

"Aku tidak tahu denganmu, tapi aku ingin beristirahat sejenak. Jangan terburu-buru, kita lanjut besok saja. Lagi pula hari sudah malam," balas Jennifer yang sepertinya kelelahan

Kedua sahabat itu kemudian memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan di esok hari. Jennifer langsung tertidur lelap, tetapi tidak dengan Karla. Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Diam-diam Karla pergi sendirian tanpa tujuan sementara sahabatnya masih tertidur lelap.

Waktu menunjukan pukul 2 dini hari. Karla terus berjalan tanpa arah yang jelas, mencari dan terus mencari hingga akhirnya dirinya kelelahan. Dia memutuskan untuk duduk sebentar di sebuah halte bus. Saat sedang beristirahat, datanglah seorang anak perempuan dengan ditemani kakak laki-lakinya. Mereka bertepuk tangan sambil bernyanyi, memohon belas kasihan dari Karla yang sedang beristirahat.

"Bintang kecil... di langit yang biluuuu," anak perempuan itu bernyanyi dengan cadelnya

"Amat banyak, menghias angkasa..." nyanyi kakak laki-lakinya melanjutkan

"Aku ingin terbang dan menari, jauh tinggi ke tempat kau berada..." nyanyi kedua anak itu menyelesaikan lirik lagu tersebut

Karla sangat terharu melihat mereka berdua. Hal itu mengingatkannya saat dahulu dia menyanyikan lagu itu bersama kakaknya saat mengamen dan memohon belas kasihan dari orang lain. Karla seakan melihat melihat sosok dirinya saat kecil dulu, bernyanyi lagu "Bintang Kecil" dengan cadel diiringi oleh tepukan tangan Kevin. Karla pun tersenyum dan tanpa sadar meneteskan air mata.

"Kak, kenapa nangis? Kita ganggu kakak istirahat ya?" tanya anak perempuan itu dengan wajah lugunya

"Mungkin kakak ini lagi gak mau diganggu dek, ayo kita pergi aja," ucap kakak laki-lakinya menambahkan

"Gak apa-apa kok, sini duduk dulu!" ajak Karla kepada kedua anak itu

Kedua anak yang kelelahan itu pun menuruti perkataan Karla. Mereka bertiga akhirya beristirahat di halte bus tersebut.

"Ngeliat kalian, aku jadi teringat kakakku yang telah lama hilang. Dulu, aku dan kakakku juga sama seperti kalian, mengamen dan memohon belas kasihan orang lain," ucap Karla kepada dua anak itu

"Wah, kita sama ya kak, oh iya nama kakak siapa?" tanya gadis kecil itu

"Namaku Karla, tapi biasa dipanggil Angel sama teman-teman kakak," jawab Karla

"Wah, pasti karena kakak cantik banget kayak malaikat, makanya dipanggil Angel ya kak?" balas kakak laki-lakinya

Karla hanya tertawa dan berkata, "Bisa aja kamu... Kamu juga ganteng kok, adek kamu juga gak kalah cantiknya sama kakak,"

Mereka bertiga kemudian tertawa bersama-sama. Karla kemudian melanjutkan ceritanya sambil berbincang-bincang.

"Kami terpisah karena suatu kejadian, Kami dulu ketemu orang jahat pas mau pulang. Beruntung, ada yang selamatin kakak dan ngerawat kakak sampai sebesar ini," ucap Karla sambil tersenyum

"Wahhh, kasian ya kak! Semoga kakaknya kakak cepet ketemu ya," balas anak perempuan itu

"Amin, kalian juga jaga diri baik-baik ya... Jangan patah semangat dan menyerah terhadap keadaan! Kakak percaya Tuhan itu adil dan semua itu akan indah pada waktunya," ucap Karla yang teringat pesan mendiang ibunya

Mereka bertiga berpelukan dan akhirnya berpisah. Karla memberikan makanan, minuman, dan juga sejumlah uang untuk kedua anak itu. Mereka pun pergi setelah berpamitan, menyisakan rasa rindu dan senyum di wajah Karla. Karla tak sanggup lagi menahan kantuknya dan akhirnya dia pun tertidur lelap di halte itu.

Langit yang sebelumnya gelap perlahan mulai terang. Matahari telah bersinar menyinari bumi. Karla maish tertidur lelap di halte bus itu karena kelelahan. Tiba-tiba ada seseorang yang membangunkannya.

"Hey, Karla, bangun! Kamu ini bikin panik aku aja sih!" ucap seorang perempuan yang ternyata adalah Jennifer

Karla masih setengah sadar dan belum tahu siapa yang barusan membangunkannya.

"HOAMMMMM," Karla menguap

"Karla, sadar! Ini tempat umum bukannya rumah!" bentak Jennifer yang masih mencoba membangunkan Karla

Karla akhirnya sadar, bahwa dia telah tertidur di halte bus. Beruntung Jennifer menemukannya setelah bertanya kepada dua anak yang dini hari tadi berbincang-bincang dengannya. Mereka kemudian melanjutkan misi mereka mencari keberadaan Kevin.

Lagu Untuk KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang