perudunggan

860 84 1
                                    

Kembali lagi...

Seperti biasa gimana kabar teman-teman semua?

.....

" Gimana hari kalian di sekolah? Apa menyenangkan?" Tanya lelaki di telpon. Dia adalah Vino, Ketua BKA.

" Emm..bisa dikatakan ya, juga bisa dikatakan tidak sih" jawab Fifah.
E
"Why...? Ada masalah apa emangnya?" Tanya Vino penasaran.

" Mungkin ini perasaan gue aja kali ya, gue nggak terlalu suka dengan sekolah itu, karena peraturan sekolah yang sungguh aneh bin eehhhh... pokoknya tidak masuk akal" curhat Fifah.

" Sabar-sabar..."

Ghisell mengelus punggung Fifah dengan pelan saat terlihat kilatan amarah dan kekesalannya.

" Astaga... Hal apa yang membuat seorang perempuan kecil yang ceria menjadi marah?" Tanya Vino dengan wajah terkejut.

" Tau nggak Pak, peraturan dan program di sekolah yang kita tempati sungguh tidak masuk akal, tercantum di buku milik sekolah jika siswa boleh mengolok-olok siswa yang rengking terakhir, terus ada program belajar berkelompok selama satu bulan dan di sana siswa tinggal di dalam satu rumah agar mengetahui sifat satu sama lain, terus sex diperbolehkan, pembulliyan juga dan yang paling bikin emosinya siswa wajib patuh pada orang yang memiliki status di atas mereka. Masih banyak lagi Pak, tapi mulut saya capek jadi segini dulu" ujar Fifah lalu mengambil botol air yang ada didepannya.

" Ya iyalah gimana nggak capek, saat bicara nggak ada jedanya" kekeh Ghisell yang tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya.

Ghisell merasa beruntung karena masih ada orang yang berdiri disampingnya dan dapat membuat Ghisell tersenyum.

" Biasalah ini anak kalau udah soal  bikin hatinya kesal dan marah pasti gitu. Tau ajalah" ucap Grazel yang menepuk punggung Fifah, membuat Fifah tersedak minumnya.

" Uhuk....uhuk "

" Grazel anjing, babi" umpat Fifah.

" Dasar anak-anak, buat bapak iri aja dengan kebersamaan kalian. Bapak harap kalian akan saling melengkapi dan saling membantu. Jangan saling menjatuhkan ataupun melukai satu sama lain. MENGERTI"

" Oh tentu saja dong pak, kita ini sudah bagaikan saudara sehati" ucap Fifah yang merangkul kedua sahabatnya.

" Baiklah kalau gitu bapak akan selalu mendoakan yang terbaik buat kalian disana. Maaf Bapak harus menutup telepon karena ada urusan. By by " pamit Vino setelah itu menutup sambungan teleponnya.

" Dah Pak..."

Ghisell menyimpan handphone di saku celananya.

" Oh ya tadi kok Lo yang piket?, padahal kita baru masuk sekolah loh" tanya Grazel dengan aneh.

Tadi di sekolah Grazel memutuskan menjemput Ghisell di kelasnya karena Ghisell terlalu lama dan akhirnya pandangannya melihat Ghisell yang sedang melakukan piket kelas, hanya dilakukan Ghisell seorang.

" Sebenarnya gue yang ingin sih piket hari Senin, karena biasanya di hari Senin atau Sabtu pasti pekerjaan tidak terlalu berat. Kadang dihari Sabtu kita Goro atau hari Senin bayak libur yah gitulah cari aman" bohong Ghisell.

" Ooh gitu toh. Di kelas gue aja piket hari Rabu nggak ada. Peraturan sekolah membebaskan murid ingin piket hari apa dan tidak menuntut jika ada jadwal piket kosong. Terus karena gue baik hati gue memutuskan piket hari Rabu"

" OOH.." jawab serentak Ghisell dan Fifah.

" Ooh doang, nggak ada gitu inisiatif muji gue?" Tanya Grazel tidak percaya.

Correcting ErrorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang