Tulang Ajaib bagian keempat: Mengakui keinginan?

16 0 0
                                    

Setelah sampai di halaman depan rumahnya. Tanpa membuang waktu, dia berlari menuju pintu depan, meletakkan anak anjing yang tak sadarkan diri itu dan menggaruk-garuk pintu dengan panik. Tak lama kemudian, ayah Henry menjawabnya dan dia melihat ke bawah---dua ekor anjing, yang satu Stacey dan satunya lagi gak tahu anjing siapa---dia berasumsi Henry tak ada bersama Stacey dalam perjalanan pulangnya.

"Stacey?" Dia bertanya. Terganggu oleh ketidakhadiran putranya bahwa dia tidak benar-benar memperhatikan atau peduli tentang anak anjing yang Stacey bawa, "di mana Henry?"

Stacey akan terus mencoba memberitahunya bahwa Henry telah berubah menjadi seekor anjing dan sedang berbaring di sana, tetapi memangnya Stacey bisa mengungkapkan semua kebenaran? Lagipula dia kan hanyalah seekor anjing. Mustahil Stacey memiliki naluri manusia lalu dia akan berbicara ini itu dan sebagainya.

Melihat Stacey yang terus menggonggong ke arahnya. Dia malah menggubris dan mendorong tubuh Henry yang tak sadar itu keluar dari garis pintu.

Ayah Henry sama sekali tidak memedulikan dan kemudian memanggil istrinya. Dia datang menemui suaminya dan langsung cemas sesaat setelah melihat raut wajahnya yang serius.

"Lizz," katanya dengan panik, "anjing itu baru saja tiba di sini tanpa Henry!"

"Apa?" dia tersentak, "Tidak, ini tidak mungkin! Saya sudah mengatakan padanya untuk berhati-hati."

"Kumohon tenanglah dulu, sayang." Katanya, meletakkan tangannya di pundaknya, "Pasti dia masih ada di sekitar sini."

Stacey kemudian mengambil kesempatan ini untuk meraih Henry kembali dan membawanya masuk ke rumah. Orang tuanya dengan cepat menutup pintu, bergegas ke mobil dan pergi untuk mencarinya. Namun Stacey akhirnya berhasil masuk lewat celah lain. Segera dan ia membawa Henry ke dapur. Dia meraih tempat tidurnya di sana dan dengan hati-hati meletakkan tubuh Henry di atasnya. Yang terbaik yang bisa dia lakukan saat ini adalah membuatnya merasa nyaman dan aman sampai dia bangun. Dia meringkuk di tempat tidur, berbaring, dan dengan penuh kasih menjilati tubuh Henry.

🐶🐶🐶

"Mm ... hmmm ... Sungguh mimpi yang aneh," Pikir Henry pada dirinya sendiri ketika perlahan-lahan ia terbangun dari keadaan tak sadarkan diri. Namun, dalam kebingungannya dia mendapati bahwa dia tidak berbaring di tempat tidurnya, atau bahkan kamarnya dalam hal ini. Dia tidur di atas tempat tidur Stacey dan berbaringlah di sana sesuatu yang besar dan tidak jelas.

"Henry," Dia mendengar panggilan suara, "kamu sudah bangun?"

Henry pun mendongak dan terkejut setelah melihat wajah raksasa anjingnya. Dia dengan cepat menyadari apa arti pemandangan ini dan memandang dirinya sendiri untuk melihat bahwa "mimpinya" sebenarnya nyata. Dia masih seekor anjing.

"Aku ... aku seekor anjing ..." Dia bergumam, sangat terkejut dan cemas, "... kenapa aku menjadi anjing?"

"Well ...," jawab Stacey dengan hati-hati, berusaha menenangkan anjing kecil berbulu yang ketakutan itu, "kau ingat? ... tulang ajaib yang aku gali? Kurasa benda itu yang menyebabkan ini ..."

"Apa!?" dia berseru, "padahal tadi aku jelas-jelas meminta sekantong uang 'kan? Lantas ... kenapa?"

"Ohh itu ...," Stacey merenung, "Pikirkanlah lagi tentang hal itu. Teks yang tertulis disana mengatakan 'kata hati'. Pasti itulah yang kamu harapkan dalam hatimu."

"Apa?" Henry tersentak, "aku ... aku ingin berubah menjadi anjing, begitu? Aku tak pernah menginginkan hal itu! Tapi mengapa?"

"Ya ... sebelumnya kamu tadi berbicara tentang keinginanmu 'kan? Kamu menginginkan kehidupan yang sama sepertiku," Stacey menjelaskan. "Kata hatimu sekarang sudah dijawab oleh tulang ajaib, kamu mau bilang semua itu bohong?"

Hiks! "ya ..." Kemudian dia mendesah pelan, dengan raut wajah yang berbeda, "aku mengakuinya, Stacey. Dari dulu aku selalu ingin menjadi sepertimu."

Tulang AjaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang