BAGIAN 2

5 1 0
                                    

02 : Semua orang selalu memasang topeng dalam dirinya, termasuk saat bersamaku.

__________Im not perfect gurl__________

"Adrian aku salah apa?"

Adrian memutar bola matanya malas, muak dengan kata-kata yang keluar dari mulut Hera.

"Itu mulu yang lo tanyain, muak gue!"

"Maaf."

"Beliin gue sama temen-temen gue bakso bawa kesini."

Hera masih menunduk, "U-uangnya mana?"

Adrian menatap teman-temannya yang tersenyum miring kecuali satu orang.

"Pake duit lo lah!" Sahut yang lain.

Tidak ada uang tersisa untuk Hera hari ini.

Hera dengan segera menuju kantin, yang mana jam seperti ini adalah padatnya Kantin karena bertepatan dengan jam olahraga di beberapa kelas.

"Cepetan! Lemot."

"Bontot sih susah jalan kan."

Semua teman-teman Adrian tertawa kecuali satu orang, semuanya menghina bagaimana bentuk fisik Hera.

"Kasian kali Yan, kenapa gak nyuruh lainnya aja sih?"

Adrian yang sedang merokok menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa? Pantes tuh jadi babu gue."

Orang itu hanya menggelengkan kepalanya, Adrian adalah salah satu ketua geng ternama di sekolah. Jabatannya membuatnya semena-mena pada orang.

"Nanti jadi dong lo sama Cindy?" Tanya yang lainnya.

Adrian mengangguk, "Jadi lah, jam sebelas?"

Yang lainnya mengangguk.

"Gue malem ini gak ikut."

Adrian menoleh lalu melempar rokoknya yang tinggal setengah, "Kenapa? Gak asik lo, banyak cewek cakep kok Al."

"Gue gak peduli ceweknya, gue malem ini ada urusan."

"Alah kaya orang penting aja lo," Ejek yang lainnya.

Aldo tersenyum, menempeleng teman yang duduk di bawahnya. Sebenarnya Aldo hanya bohong, ia muak berada di lingkungan temannya semenjak Adrian yang menjadi ketuanya.

Semua temannya menjadi tak karuan karena perintah Adrian.

Ketika Adrian dan yang lainnya sedang bercanda. Hera akhirnya datang dengan enam mangkuk bakso yang di bawanya menggunakan nampan.

"I-ini, aku balik kelas dulu ya," Pamit Hera dengan menundukkan kepalanya.

"Yaudah sono, jijik gue lihat muka lo!"

Hera berlari dengan menunduk, menuju kelas yang juga bukan tempat ternyaman baginya.

Ternyata sampai di kelas sedang ramai, Hera berjalan masuk dengan kebingungan menatap satu bangku di sampingnya di kelilingi banyak orang.

Ada satu orang Asing yang tidak pernah Hera lihat sebelumnya karena memang bangku di sebelahnya lama kosong. Tidak ada yang mau duduk disana.

"Ini siapa?" Tanya perempuan itu pada yang lainnya.

Semuanya menatap Hera, mereka memutar bola mata malas.

"Hera, udah gausa di peduliin. Lo pulang sekolah nanti mau gak shopping bareng gue?" kini perhatian perempuan itu kembali lagi pada murid yang lainnya.

Hera menatap kedepan tidak peduli, karena baginya semua orang sama saja hanya melihat penampilan tanpa melihat dari hati.

Perempuan tadi memperhatikan Hera kala semua anak perempuan kembali ke bangkunya masing-masing.

"Halo? Gue safira, nama lo siapa?"

Hera masih diam, tidak merespon perempuan di sebelahnya.

Safira mengangguk paham kala sapaannya tidak terjawab, pikirnya Hera adalah perempuan dingin.

IM NOT PERFECT GURLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang