"Untuk tugas di rumah, kerjakan buku paket halaman 80 sampai 82 bagian A dan B saja. Ketua kelas tolong kumpulkan tugas yang sudah dikerjakan hari ini dan letakkan di meja saya. Selamat istirahat anak-anak."
"Baik, Bu. Terima kasih," ujar seluruh siswa XII IPS 2 bersamaan dengan keluarnya guru biologi dari kelas.
Keyra mengumpulkan buku tulis biologinya di atas meja Dio dan berniat pergi ke kantin untuk makan. Tapi, tertahan karena Dio memanggilnya. "Key."
"Iya?"
Dio melihat jam di pergelangan tangannya dengan cemas. "Gue, boleh minta tolong?"
"Minta tolong apa?"
"Tolong kumpulin buku biologi ini ke meja Bu Dewi, soalnya gue ada rapat OSIS dadakan. Bisa, nggak?"
"Oh ... bisa, kok."
"Makasih banget, Key. Gue duluan, ya." Tanpa menunggu jawaban Keyra, Dio langsung keluar kelas dengan terburu-buru.
Keyra mengangkat tumpukan buku biologi dari meja Dio dan melangkah menuju ruang guru yang berada di lantai dua. Koridor kelas 12 di lantai tiga terlihat sangat sepi, karena hampir semua siswa pergi ke kantin untuk mengisi perut yang lapar.
sampai di ruang guru, Keyra membuka pintu setelah mengetuknya terlebih dahulu. Pandangannya langsung tertuju pada seorang siswa laki-laki yang tadi menabrak Batari. Siswa laki-laki itu sedang mendengarkan penjelasan Pak Bambang, yang diketahuinya sebagai wali kelas XII IPS 1.
Gue baru tau, dia murid XII IPS 1, batinnya.
"Keyra, sedang apa kamu berdiri di sana terus?" suara Bu Dewi memecahkan lamunannya.
Keyra melangkah ke arah meja Bu Dewi dan meletakkan tumpukan buku biologi di atasnya. "Maaf, Bu. Ini tugas yang hari ini sudah dikerjakan XII IPS 2."
"Baik, terima kasih."
"Kalau begitu, saya izin kembali ke kelas, Bu." Dia keluar dari ruang guru setelah Bu Dewi menganggukan kepala. Tetapi, dia tidak langsung kembali ke kelas atau pergi ke kantin, melainkan tetap berdiri di depan ruang guru untuk menunggu seseorang keluar.
Cukup lama dia menunggu. Koridor yang tadinya sepi sudah ramai oleh murid-murid yang kembali dari kantin, tapi orang yang ditunggu tak kunjung terlihat batang hidungnya.
Lama banget sih, batinnya.
Sampai 10 menit kemudian seorang siswa laki-laki keluar dari ruang guru, berjalanan melewatinya. "Eh ... lo?" panggil Keyra. Tetapi, yang dipanggil terus melangkah menjauh.
"Heyyy ...." Ulangnya.
"Hey, Lo ... cowok yang barusan keluar dari ruang guru," panggilannya tetap tidak berhasil, cowok itu terus melangkah tanpa mengindahkan panggilannya. Dengan emosi, Keyra berjalan mendekati cowok itu dan menggenggam pergelangan tangannya sangat kencang. "Lo itu budek atau pura-pura nggak denger sih?"
"Lo ... manggil gue?" Bukannya menjawab, dia malah bertanya balik dengan santainya dan melepaskan genggaman Keyra di tangannya.
"Menurut lo?" ujar Keyra dengan menekan setiap katanya.
"Mana gue tau, lo nggak sebut nama gue."
"Ck." Keyra mengembuskan nafas kasar, kemudian dia melihat badge nama yang tertempel di seragam cowok itu. "Ok. Anandra Bagaskara ... gue tadi manggil lo. Dan, gue manggil lo karena, gue, mau kembaliin uang lo yang jatuh di depan koperasi." Keyra mengeluarkan uang seratus ribu dari sakunya dan memberikannya kepada Bagas.
"Ambil aja buat lo." Bagas berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Tapi, belum sampai langkah ke lima, tangannya dicekal dari belakang dan ditarik dengan tenaga yang cukup kuat. Karena tidak siap dengan tarikan yang tiba-tiba, menyebabkan dia jatuh dengan posisi terduduk. Seketika semua orang yang berada di koridor tertarik dan penasaran pada adegan yang baru saja terjadi sehingga menjadikan mereka pusat perhatian.
Bagas meringis. "Aww ... gila lo!" makinya kepada Keyra.
Keyra meremas uang di tangannya kemudian melemparnya ke arah Bagas. "Lo yang gila. Lo pikir, gue pengemis? Tadi pagi, lo nambrak adek gue dan main pergi aja tanpa basa-basi minta maaf. Dan, sekarang gue berbaik hati mau balikin uang lo yang jatuh, tapi lo nggak ada basa-basi bilang makasih. Dasar belagu!" Keyra mengeluarkan kekesalannya.
Bersamaan dengan itu, dari arah luar kerumunan datang seorang cowok mendekati mereka berdua. "Lo diapain sama dia, Key?" tanya cowok itu menunjuk Bagas.
"Please, nggak usah ikut-ikut deh, Dev." Keyra langsung keluar begitu saja dari kerumunan tanpa menjawab pertanyaannya.
"Key, mau kemana?" tanyanya, tapi tak digubris oleh Keyra.
Sepeninggal Keyra dari sana, dia kembali fokus pada Bagas. Dia membungkuk dan menarik kasar kerah seragam Bagas. "Lo jangan berani macem-macem sama dia. Kali ini, lo masih gue lepasin. Tapi, kalo gue liat lo deket-deket sama dia lagi dan berani macem-macem ... abis, lo!" peringatnya dengan menekan dua kata terakhir, kemudian pergi begitu saja keluar dari kerumunan.
Cewek aneh! batin Bagas kesal.
"Woi, bubar-bubar. Ini bukan sirkus yang lagi atraksi. Bubar-bubar ...." Seorang cowok bernama Satya yang juga ikut menonton adegan itu membubarkan kerumunan.
"Apaan sih, Bangsat. Orang lagi asik jugaan," ujar salah seorang siswa.
"Bangsat-bangsat aja, lo. Gue gibeng juga nih. Panggil gue, Bang Satya. Udah, bubar-bubar ...." Semua siswa terpaksa bubar karena Satya. Padahal mereka masih ingin melihat aksi seru yang akan terjadi selanjutnya. "Huuu ... nggak asik," seru seluruh siswa.
Satya mendekati Bagas dan membantunya berdiri. "Lo baru masuk aja udah bikin masalah, Gas. Emang kayaknya lo itu nggak bisa jauh-jauh dari yang namanya masalah."
"Berisik, lo." Bagas pergi begitu saja, mengabaikan Satya yang sedang berbicara kepadanya.
"Tinggal aja, tinggal. Bukannya bilang makasih udah gue tolongin jugaan." Satya mengangkat kedua tangan didepan wajah dengan kepala mendongak seperti posisi sedang berdoa. "Ya Allah, apa salah Satya, Ya Allah," ucapnya penuh drama.
****
Hallo... 🤗
Pas aku publish part 'Satu' kemaren nggak ada basa-basinya sama sekali, ya. Jadi kita basa-basi sedikit (tapi kalian jangan suka basa-basi ya 🤣), ini adalah cerita pertama yang aku buat. sebenernya buat cerita ini juga karena bosen yang kerjaannya selalu rebahan selama pandemi. Tapi, semoga bisa konsisten nulis sampe selesai aja sih. Ok, segitu aja basa-basinya.
Jangan pelit buat tinggalin jejak ya (vote & comment). Sampai jumpa di part 'Tiga'.
Babay 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Keyra
Teen FictionKisah ini bukan tentang gadis lugu nan polos yang menemukan cinta sejatinya di SMA dan hidup bahagia selamanya. Bukan juga tentang gadis yang berhasil mendapatkan cinta most wanted sekolahnya. Tidak sesederhana itu. Ini tentang Keyra Elena. Seorang...