Part 7

45 15 38
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum 👋🏻 Alhamdulillah JuZ up lagi sesuai jadwal nih🤗

Yuk absen dulu siapa yang nungguin JuZ di up? 🙋‍♀️

Sebelum baca, jangan lupa vote dulu yah😉

Dan jangan lupa kasih tau aku kalo ada typo bertebaran😉

Happy reading 🥰

🍃🍃🍃

Cahaya matahari memasuki celah-celah jendela yang terbuka, mengusik tidur seorang gadis yang masih bergulung dengan selimut. Rahma tersenyum menatap Nafisya yang mulai terusik karna cahaya yang memasuki kamar. Ini adalah rutinitas baru bagi Rahma, membangunkan Nafisya semenjak tiga hari yang lalu, dimana Azzam menyita semua fasilitas yang diberikan kepada Nafisya. Sekarang anaknya itu menjadi mudah diatur, walaupun ada rasa sedikit tak tega memang, tapi ini demi kebaikan Nafisya, terlebih sebentar lagi putrinya akan menikah.

Rahma mendekat ke arah ranjang Nafisya setelah membuka tirai yang menutup jendela kamar, tangannya menarik pelan selimut yang menutupi wajah cantik Nafisya.

"Sayang, bangun yuk. Udah siang loh ini," ucap Rahma dengan tangan mengelus surai panjang Nafisya.

"Lima menit lagi, Ma." Bukannya bangun Nafisya justru menutup wajah dengan bantal.

Rahma menggelengkan kepala, selalu saja seperti ini jika dibangunkan. "Papa udah nunggu di bawah. Keluarga besar sebentar lagi datang untuk acara pernikahan Alma besok. Papa minta kamu turun sekarang."

"Ish, Mama, iya. Nafisya bangun sekarang," ucap Nafisya dengan mata terpejam bangkit dari tidurnya. Sungguh matanya sangat berat untuk terbuka, tetapi ia paksakan untuk bangun. Ia tak ingin menambah masalah baru dengan sang papa jika ia tak bangun sekarang.

"Nah gitu dong sayang. Mama keluar dulu yah, kamu cepat mandi dan turun ke bawah. Dan satu lagi Mama minta sama kamu, pakai pakaian yang sopan yah sayang," titah Rahma, lantas mulai berjalan pelan meninggalkan kamar. Nafisya hanya mengangguk sebagai jawaban. Kali ini ia akan menurut apa yang Papa dan Mamanya ucapkan, ia tak ingin membuat malu di pernikahan sang Kakak.

"Ma?"

"Iya, kenapa sayang?" Rahma yang tadinya ingin membuka pintu kamar urung karena panggilan Nafisya. Rahma menoleh menatap Nafisya yang berjalan ke arahnya.

"Nafisya mau izin keluar sebentar boleh? Nafisya ada urusan, enggak akan lama kok, Ma. Boleh, yah?" ucap Nafisya dengan wajah penuh harap.

"Mau ke mana? Tapi maaf, Mama enggak bisa kasih kamu izin keluar. Yang bisa kasih izin cuma Papa."

"Nafisya mau ketemu seseorang, Ma. Nafisya beneran janji enggak akan lama. Boleh, yah?"

"Ya udah nanti Mama coba izin ke Papa. Kamu sekarang mandi yah, terus turun ke bawah." Nafisya tersenyum lantas mengecup singkat pipi Rahma, kemudian berlari menuju kamar mandi. Rahma terpaku di tempat, tangannya terangkat menyentuh pipi yang Nafisya kecup. Apakah tadi benar Nafisya, anaknya? Pasalnya sudah lama Nafisya tidak seperti ini. Dalam hati Rahma bersyukur, setidaknya Nafisya sedikit berubah sekarang.

Dengan senyum mengembang Rahma keluar dari kamar Nafisya. Ia akan berusaha membujuk Azzam untuk memberikan izin Nafisya keluar walaupun sebentar.

🍃🍃🍃

Jodoh untuk Zafier (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang