Part 10

18 3 14
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum👋🏻 Alhamdulillah JuZ up lagi nih🤭🥰

Mana nih yang nunggu JuZ buat up cepet-cepet?

Sebelum baca, jangan lupa seperti biasa vote dulu yah😉

Dan jangan lupa kasih tau aku kalo ada typo bertebaran🤗

🍃🍃🍃

Tidak butuh waktu lama, setelah menempuh perjalanan kurang dari empat puluh menit. Kini mobil Zafier sudah sampai di rumah dua lantai dengan gaya minimalis. Rumah yang didominasi dengan warna putih itu nampak sejuk dengan beberapa pohon yang belum terlalu tinggi, ditambah pot-pot kecil berisi tanaman hias di halamannya.

Zafier menolehkan kepalanya ke arah Nafisya yang masih nyaman dengan posisi diawal ia tertidur, setelah mematikan mesin mobilnya. Tangan kanan Zafier terulur menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Nafisya.

"Cantik," ujar Zafier dengan senyum di bibirnya. Lama Zafier menatap Nafisya yang masih belum terusik sama sekali oleh tangan Zafier yang mulai mengelus pipi Nafisya.

"Sya, bangun. Sudah sampai."

Tidak ada jawaban, Zafier menggelengkan kepalanya susah sekali membangunkan Nafisya ternyata.

"Nafisya, bangun sayang. Sudah sampai, atau mau saya gendong masuk ke dalam, hmm?"

"L-Lo ngomong apa barusan?" ucap Nafisya dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya masih mengerjap pelan sebelum terbuka sempurna.

Zafier terkejut saat Nafisya sudah terbangun secara tiba-tiba. Ia merutuki dirinya yang salah bicara. Semoga saja Nafisya tidak mendengar apa yang ia ucapkan. "Memang saya ngomong apa? Sudah lupakan, mungkin kamu salah dengar. Ayo turun sudah sampai."

Dengan cepat Zafier keluar dari mobil, lantas beralih ke pintu belakang untuk mengambil koper milik Nafisya.

"Dih, engga jelas banget. Tapi kalo enggak salah, tadi gue denger dia ngomong sayang. Tapi masa iya sih?"

Terlalu sibuk dengan jalan pikirannya sendiri, Nafisya tidak sadar jika Zafier sudah membuka pintu mobil dan menunggunya keluar. Keduanya lantas beriringan masuk ke dalam rumah.

"Kamar saya ada di lantai dua. Di lantai dua itu ada dua kamar, nanti kamu tidur di kamar saya saja. Biar saya di kamar sebelah," ucap Zafier pada Nafisya yang mengikutinya menaiki tangga.

"Hemmm,"

Hening keduanya sama-sama terdiam. Nafisya menatap sekeliling kamar yang didominasi dengan warna abu-abu dan putih itu. Semuanya tertata sangat rapi, tidak seperti kamarnya yang selalu terlihat berantakan seperti kapal pecah. Untung ia memiliki Mama seperti Rahma yang selalu membereskan kamarnya.

"Ini koper kamu, mau ditaruh dimana?"

"Taruh aja disitu, biar gue beresin nanti. Oh iya, mana hp gue sini balikin," ucap Nafisya kepada Zafier. Tangan kanannya menengadah meminta ponselnya kembali.

"Iya, ini saya kembalikan." Dengan cepat Nafisya menarik ponselnya dan mulai merebahkan dirinya di kasur, mengabaikan Zafier yang masih berdiri.

"Lo ngapain masih disitu? Bukannya kamar lo disebelah yah?"

"Saya, mau ambil baju di lemari, soalnya beberapa masih ada yang tertinggal," terang Zafier.

"Malam ini kamu mau makan apa, Sya? Kebetulan saya belum isi kulkas jadi tidak ada yang bisa dimasak. Biar saya pesankan," lanjut Zafier.

Jodoh untuk Zafier (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang