BAB IV

2 0 0
                                    

Mereka menunggu Buana,Samudira dan para penghuni daratan yang setia lengah,disaat Buana berdiri untuk memberi salam perpisahaan pada Samudira karena ingin beranjak kembali ke lautan,Samudira pun berjabat tangan dengan Buana dan memberi sebuah pelukan perpisahan yang membuat suasana terasa lebih hangat dari sebelum nya.Namun suasana yang hangat tersebut terpecah dikarenakan terdengar suara ledakan keras dari dalam inti gunung berapi yang membuat Buana dan Samudira terkejut,keadaan gunung mendadak menjadi tidak stabil,gempa-gempa berskala kecil mulai terasa,Buana langsung memperkirakan kondisi gunung kurang dari 10 menit akan terjadi ledakan besar yang kemungkinan besar akan menewaskan mereka semua.Mendengar kabar tersebut satu persatu senyum dari dari pihak pengikut Buana,Buana itu sendiri dan Samudira menjadi layu,dahi mulai menunjukan kerutan berlipat ganda,bayang-bayang kematian sudah mulai menghinggapi jiwa jiwa mereka.Buana pun akhir nya mengambil inisiatif untuk memerintakan kepada seluruh pengikut setia Buana,Samudira termasuk Buana itu sendiri untuk menaiki kapal evakuasi kilat milik Buana yang sebelum sudah ia siapkan untuk dirinya.Seluruh pengikut nya berbondong bondong menaiki kapal evakuasi milik Buana,setelah menaiki kapal evakuasi tersebut wajah-wajah dan hati semua yang ada disitu mulai di penuhi rasa bahagia karena mereka merasa memiliki sebuah harapan baru namun seketika wajah bahagia tersebut sirna saat mereka mendengar seuan salah satu pengikutnya Buana sekaligus kapten dari kapal evakuasi berkata dengan nada yang lirih "Kapal ini punya muatan yang berlebih yang menyebabkan kapal tak bisa melaju secara stabil".Suasana tegang pun mulai terasa di setiap sudut armada,bulu kuduk setiap penumpang bergetar dengar ritme yang seakan akan sudah diatur,lisan dan hati tak bisa berucap selain memohon keselamatan,di tengah susasana tegang tersebut salah satu pengikut Samudira menanyakan "Lalu solusi apa yang kita punya agar kapal ini dapat berjalan tetap stabil?" dengan suara yang tak kalah lirih nya dari pernyataan sebelum nya sang kapten menjawab "Salah satu dari kita harus ada yang mengorbankan diri...."

Suasana menjadi sangat hening sembari menanyakan ke diri masing masing siapakah yang layak "Dikorbankan" dan "Duarrrrr...." Ledakan kecil dari inti bumi seketika terdengar,suasana yang awal nya hanya membuat bulu kuduk bergetar sekarang menyebabkan kerontokan sangking tegang nya."SUDAH,AKU SAJA YANG MENGORBANKAN DIRI".Teriakan lantang nan pemberani terdengar dari pojok kapal,bocah kecil yang usia nya belum genap 10 tahun dengan lantang mengulangi ucapan nya sekali lagi,sontak teriakan tersebut membuat seisi kapal memandang ke arah bocah tersebut sembari menyimpan ribuan pertanyaan di dalam hati.Dengan tenang Samudira berjalan menghampiri asal suara tadi berasal,Samudira mengahampiri bocah tadi untuk berbicara empat mata,setelah sekira nya dirasa cukup oleh Samudira untuk memulai perbincangan dengan bocah tadi Samudira mulai bertanya "Apa alasan kuat mu berkata demikian nak?" dengan wajah polos dan nada yang tulus bocah tersebut menjawab "Setiap manusia punya tugas dan takdir nya masing-masing,engkau dan yang mulia Buana bertugas dan ditakdirkan untuk mengatur dan memerintah,kapten kapal bertugas dan sudah memiliki takdir untuk menyetir kapal guna mulus jalan nya,ayah dan ibuku memiliki tugas dan takdir untuk mengurus kaka ku dan kedua adik ku,lalu aku? Apakah aku hanya manusia yang diciptakan untuk menjadi aksesoris dunia? Apakah aku diciptakan hanya berjalan di dunia hanya untuk mengisi fana nya kehidupan? apakah aku tidak memilikin takdir dan tugas untuk berbuat kebaikan? Tidak memiliki kesempatan untuk membantu orang lain walau sedikit,duhai tuan Samudira mohon izin kan aku menjalani takdir dan tugas ku di dunia ini".Jawaban singkat dari bocah tersebut sudah lebih dari cukup untuk hanya sekedar menjawab pertanyaan Samudira,bahkan jawaban tersebut mebuat hati para penumpang armada dari berbagai golongan termasuk Samudira dan Buana itu sendiri tersentil

RemingtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang