02✈️

3 2 2
                                    



















"Dek buruan udah siang nihh!"

"Auroraa!"

"AURORA BANGUN UDAH SIANG!"

"RORA KAMU UPACARAAAA YAA!"

Gadis yang dipanggil tampak mengerjab pelan, melirik ke pintu yang digedor keras. Mungkin jika setiap hari seperti ini si pintu akan lepas dari engselnya.

"Iya bun udah bangun ni" ucap Aurora dengan suara seraknya.

"BUKA DONG KALO UDAH BANGUN!" bunda tampak tak menyerah, masih menggedor pintu meski sudah mendengar suara sang anak.

Aurora bangun kemudian membuka pintu menampakan wajah bunda yang merah padam, terlihat lelah. "Bisa nggak sih jangan di kunci kalo tidur, udah tau kalo tidur kebonya minta ampun. Kalo kamu telat gimana sekolahnya? Rugi dong Bunda yang udah keluar biaya," ucap bunda masih dengan candaan.

"Astaga bunda gitu amat sih sama anak." Bunda hanya berdecak, kemudian membuka tirai jendela lebar-lebar.

"Buruan mandi!"

Aurora mengangguk, menguap sebentar baru melangkah sempoyongan ke kamar mandi.

***

"Bunda gimana sih bangunin udah siang gini, kan ini Senin bun aku upacara lhooo." Aurora turun dengan dasi setengah jadi dan juga tangan kiri menenteng sepatu. "Suapin bun,Buruan"

Aurora melirik jam tangannya, pukul 06.46. Sudah pasti ia akan telat. "Makanya kalo dibangunin tuh langsung gercep gitu loh. Sekarang panik kan? Panik kan? Panik kan?" ucap bunda dengan nada di buat-buat.

"Paniklah masa enggaaaaa." balas Aurora dengan wajah di melaskan.

"Dah sana makannya lanjut di kantin aja."

"Yaudah Rora berangkat dulu, Daa bundaa."

Aurora masuk ke dalam mobilnya kemudian langsung tancap gas, meski perjalanan hanya 10-15 menit tetap saja ia akan telat karena ini hari Senin. Dan gerbang ditutup pukul tujuh kurang 10 menit.

"Tuhkan gerbangnya udah ditutup," Aurora menghentakkan kakinya dengan merengek. "Gimana nih" lanjutnya lirih.

Tok tok tok

Aurora tersentak saat kacanya di ketuk pelan, saat menoleh "Ansel.."
Aurora turun, "Lo..telat juga?" Ansel hanya mengangguk kemudian menyenderkan badannya di mobil.

"Lo kok malah santai sih?" sinis Aurora. Ansel hanya melirik kemudian mengangkat bahu.

"Iiihh Sel gue ngga mau dihukum nih" curhat Aurora membuat Ansel menahan senyum. "Ayo," Aurora mengernyit, belum sempat bertanya tangannya sudah ditarik lebih dulu.

"Lo mau ngajakin gue bolos?" Ansel menggeleng, "Diem aja" Aurora hanya mnggerutu, namun seketika paham saat ia meliahat gerbang yang cukup tinggi.gerbang belakang sekolah.

"Gilaa gue udah lama banget nggak manjat-manjat kaya gini!" Aurora menatap gerbang di depannya dengan wajah sanagat antusias.

"Nih gue dulu yang manjat, lo pegang tas gue" ucap Aurora dengan memberikan tasnya.

"Tap-,"

"Sstt udah deh diem aja," ucap Aurora tanpa memberi kesempatan Ansel untuk berbicara.

Above 30,000 Feet [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang