INI KENZA SATU

6 4 3
                                    

     Sebelum baca tinggalkan jejak, pejet bintang pojok kiri bawah. jangan jadi psikopat baca doang ninggalin jejak kaga.

   Ini beberapa plot yang akan muncul dibeberapa chapter berikutnya.


     Sekolah itu cape, dirumah lebih cape, sekolah belajar, dirumah kena mental, siapa bilang tinggal dirumah bareng keluarga itu gratis? Ini gue tinggal dirumah bareng keluarga bayar, pake mental bayarnya.

Seenak itu ya lu bilang "Lu mah enak punya mama dua, punya ayah dua, mau minta apa apa gampang tinggal minta" Sakit banget anjing.

"Anak broken home jangan belagu, ga punya temen kan, makanya jangan belagu anjing" Gue ga punya temen juga gapapa setan, gue lebih milih ga punya temen daripada punya temen tapi toxic, ga guna.

"Dasar anak gatau diri, menyesal saya ngelahirin kamu!!" saya ga minta dilahirkan sama anda! kalo saya bisa request ke tuhan,  saya gamau punya orang tua kaya kalian, saya gamau lahir dikeluarga yang ga sehat cara berfikirnya.

Gue dulu pernah mikir,  kayanya mati aja lebih enak lagian kan kehadiran gue ga guna dan ga diinginkan. setelah gue renungkan lagi hidup gue ga semenyedihkan itu, sia-sia dong kalo gue nyerah sekarang, sia-sia dong gue bertahan selama 18tahun hidup, gue bisa bangkit gue pasti bisa, gue harus bales  omongan kotor mereka dengan kesuksesan gue baru gua boleh  mati, setidaknya gue mati dengan terhormat dan bukan karna kasihan.

"KENZA KENAPA KAMU SUKA BANGET BINTANG DIATAS? PADAHAL NAMA AKU JUGA BINTANG, KENAPA KAMU GA SUKA AKU AJA?" teriak anak lelaki manja yang selalu jaja lindungi, ntahlah dia terlihat lemah dimata Jaja, bodoh! kenapa dia masih bertanya seperti itu, jaja memang menyukainya, karna itu jaja selalu melindunginya  dari anak komplek yang selalu mengejek dan membully bintang.

"Bintang bisa diem ga? jangan teriak gitu, kamu bukan monyet.  paham?!" jujur saja bukannya tak suka jika bintang seperti itu, jaja memang sangat membenci bising, sebenarnya bintang pengecualian

"iya paham ja, maaf ya" tertunduk lemas, kenapa jaja selalu sedingin ini?  sering kali itulah yang ada dipikirannya. "jaja kenapa ngelamun? ngelamunin apa? laper ja? jajan yuu, ayoo jaaa  ayooo" bintang terkadang sering kali dibuat bingung, jaja itu dingin, tapi sering kali pandangannya kosong menatap ke depan tanpa pusat, jadi untuk mengalihkan kekosongan itu bintanglah yang harus mengisinya.

Lagi, bintang selalu mengisi kekosongan itu. "ngga,  aku ngga leper. kamu laper? mau aku temenin makan?" jawaban yang tak diharapkan bintang, walaupun jaja selalu seperti ini, namun dia mengatakannya dengan menatap lembut bintangnya, iya bintangnya jaja, bintangku.

"Yaudah ayo, laper banget ja, kamu sekalian beli susu ya." menjawab dengan semangat dan mata berbinar itulah bintang. "bentar ya ja, ambil motor dulu dirumah" sembari berlari kecil menuju rumah disebrang rumah jaja, iya mereka teman sekaligus tetangga.

"ayo ja naik, buruan. keburu tutup mamangnya" semangat 45 milik bintang, anak ini sepertinya cocok dikirim  ke medan perang dengan semangat seperti itu, eittt mana tega jaja mengirimnya ketempat berbahaya haha. "dah buruan ngebut, jangan kaya keong." duduk diatas motor berdua. itu hal sederhana yang menyenangkan.

Bintangku itu sederhana, menggemaskan, apalagi dengan senyumnya, bintangku bukan lemah, tapi ia hanya menjadi dirinya disisi manis hanya untuk kenza, kenzaku, jajaku, jajanya bintang.

Diatas motor beat berdua  mengelilingi kota jogja dimalam hari hanya untuk mencari nasi goreng mang raden itu hal sederhana yang  manis untuk menjadi bagian dalam kisah jaja.

ku perkenalkan bintangku,
Bintang Agreeleo Ghaffar.














Haiii, gimana? masih garing banget ya? haha ini cerita pertama saya yang debut, semoga suka.
Oh iya penasaran sama visualnya? ntar ada kejutan di chapter 7, tapi sebaiknya kalian bayangin aja dah itu karakter bintang gimana yang cocok sama visualnya ya...
selamat membaca kalian. VOTE!!!

KENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang