Sammy tersadar dipagi hari dengan keadaan bingung serta banyak pertanyaan di benaknya, ketika membuka mata hal pertama yang ia lihat adalah sebuah ruangan luas. Ia mengamati setiap sudut kamar asing tersebut, dinding dan lantainya terbuat dari kayu.
Ada jendela besar di samping tempat tidur, sebuah lemari kayu besar dan beberapa perabotan yang terbuat dari kayu. Sammy mendudukkan tubuhnya, ia merasa lemas, beberapa bagian tubuhnya terasa kaku dan yang paling penting Sammy merasa lapar.
Namun pertanyaan yang terlintas sejak ia membuka mana adalah di mana ia sekarang? Siapa yang membawanya ke sini? Terakhir yang ia ingat sebelum tak sadarkan diri adalah keberadaan tiga serigala besar yang mengejar dan berusaha menyerangnya.
"Oh, kau sudah bangun rupanya." Suara itu membuat Sammy mengalihkan pandangannya pada sosok asing yang kini berdiri di samping tempat tidur. Suaranya terdengar seperti perempuan namun penampilannya terlihat seperti laki-laki; pakaian serta potongan rambut yang pendek.
"Kau pasti bingung, ya? Kenalkan, aku Diana dan aku saudara sepupumu," ucapnya memperkenalkan diri. Sosok yang mengaku Diana itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya pada Sammy.
"Sammy." Mereka berjabat tangan sejenak, tetapi Sammy masih memasang sikap waspada. Bagaimana mungkin sosok itu sepupunya? sejauh yang ia ingat sepupunya memang perempuan hanya saja jelas bukan Diana. Lagipula sepupu perempuannya tinggal di Vinizor, sebuah kota yang cukup jauh dengan kota tempat tinggalnya.
"Hey, kau pasti masih bingung. Orang tuaku akan menjelaskannya padamu, tapi untuk sekarang lebih baik kau makan. Sudah hampir empat hari kau tidak sadarkan diri." Diana mempersilahkan beberapa orang yang tanpa Sammy sadari berdiri di depan kamar yang ia tempati, mereka membawa beberapa nampan berisi makanan.
Kini sudah tersaji beberapa hidangan di meja yang mereka bawa, katanya agar mempermudah Sammy makan karena tidak memungkinkan untuknya bergabung di aula. Terlalu jauh.
"Semua ini, untukku?" Sammy menatap ragu, terlalu banyak dan mewah. Beberapa piring kecil terdiri dari olahan daging, ada salad, sup, dan buah-buahan yang telah di potong.
"Tentu saja, kami tidak tahu makanan apa yang kau sukai. Jadi kami membawa semua menu hari ini."
"Kurasa ini berlebihan, apa kau mau bergabung? Ya, kurasa tidak ada salahnya menemaniku makan sambil sedikit menjelaskan kenapa aku bisa ada disini," ucap Sammy. Ia benar-benar penasaran dengan yang satu itu, kenapa ia bisa berada di sini?
"Baiklah, kalian boleh pergi. Terimakasih sudah membantu membawa semua ini," ucap Diana pada orang-orang dibelakangnya.
Keduanya kini duduk berhadapan sambil menikmati makanan. Diana tersenyum tipis melihat sosok didepannya makan begitu lahap. Sesekali Diana menjelaskan bagaimana ketika ia ditemukan tak sadarkan diri di hutan, tubuhnya dengan suhu tinggi hingga mereka harus melakukan ritual. Tentu saja, Diana tidak menceritakan bagian dimana Sammy di temukan dalam wujud serigala.
Suasana tenang itu berubah ketika Sammy tiba-tiba merasa canggung, ia sudah sangat merepotkan orang-orang ini. Sampai ia teringat kembali tentang orang tua dan kakaknya. Bagaimana keadaan mereka? Jika memang tidak ada yang selamat, siapa yang mengurusi pemakamannya?
"Kau kenapa?" Diana menatap Sammy yang meletakkan alat makannya dengan tangan yang bergetar. Ia juga bisa melihat raut wajah Sammy yang menegang.
"Hey, apa kau sakit?"
"T-tidak, sepertinya aku harus kembali. Aku sudah terlalu lama di sini dan begitu merepotkan kalian." Sammy beranjak, ia memandangi dirinya sejenak di cermin. Tidak buruk, pakaian ini normal. Setelahnya ia bergegas keluar dari kamar tersebut, mengabaikan teriakan Diana yang memintanya untuk kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/264146674-288-k330573.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT || THE ROSE
Fanfiction"Senang akhirnya bisa menemukan calon pemimpin yang hilang," ucap salah satu pria yang Sammy yakini sebagai pemimpin mereka. Sekumpulan orang misterius yang mengepungnya. Takdir yang Sammy jalani ini seperti mimpi buruk. Terlalu tiba-tiba, mengejutk...