Empat (A)

5 0 0
                                    

Siang itu selepas menemui Dante, Sammy sangat terpaksa pergi bersama Diana dan ketiga pemuda yang ikut bersama mereka menggunakan kendaraan umum.

Setibanya di halte, mereka berlima berjalan kaki menuju pemakaman umum yang terletak dekat bukit Uijha. Sebuah bukit yang menjadi perbatasan antara Vinizor dan Naori.

Mereka tiba di pemakaman setelah berjalan kurang lebih lima belas menit, Sammy sempat membeli tiga tangkai bunga untuk ia letakkan di atas pusara keluarganya.

"Sebaiknya kita tidak terlalu lama di sini," ucap Leo seraya memerhatikan keadaan di sekitar.

Tak ada yang menanggapi, tetapi Leo tahu mereka mendengarkan ucapannya. Sammy berlutut dengan kedua tangan bertautan di depan dada, mengucapkan beberapa doa agar keluarganya tenang serta berjanji akan sering berkunjung.

Namun, ketenangan itu tak bertahan lama ketika keempat temannya serentak menggeram sambil mengelilingi tubuhnya. Sammy yang merasa kebingungan segera berdiri, menatap empat orang asing yang berjalan kearah mereka.

"Ada apa?" Sammy bertanya, tetapi tak ada yang menjawab. Diana hanya meliriknya sembari memberikan tatapan yang seolah mengatakan agar ia diam.

"Rogue?" Jeff berdiri menjulang menjadi tameng kawanannya, ia maju selangkah ketika rombongan rogue itu berdiri dihadapan mereka.

"Berikan anak itu," ucap salah satu rogue yang berdiri paling depan, menegaskan bahwa dia yang memimpin kawanannya.

"Tidak akan pernah." Kali ini Leo angkat bicara, ia memasang kuda-kuda seolah siap jika mereka akan menyerang.

Perkelahian memang tak bisa dihindarkan, Sammy hanya bisa memerhatikan ketika Diana dan tiga temannya bertarung dengan orang asing tadi. Ia tidak tahu harus berbuat apa, tetepi sedetik kemudian Sammy tak bisa menahan keterkejutannya ketika melihat salah satu dari mereka berubah menjadi seekor serigala coklat besar.

Tubuhnya terpaku ketika ingatan dimana ia melarikan diri dari kejaran serigala terputar begitu saja di kepalanya. Pemandangan didepannya semakin mengerika ketika teman-temannya ikut berubah menjadi serigala. Kecuali Diana, gadis itu masih manusia seutuhnya dan kini bertarung melawan serigala besar.

Sammy tak tahu apa yang ia saksikan ini nyata atau hanya halusinasi, pandangannya menyisir sekitar tempatnya berdiri, berharap menemukan benda yang bisa ia gunakan sebagai senjata.

Ketika pandangannya menemukan sebuah kayu, tanpa basa-basi Sammy meraihnya. Kayu seukuran pemukul baseball itu ia jadikan senjata untuk memukul serigala yang kini menginjak tubuh Diana.

Bugh!

Sammy berhasil membuat serigala itu menyingkir dari tubuh Diana.

"Apa kau terluka?" tanya Sammy, ia membantu Diana untuk berdiri. Kemudian berdiri memunggunginya, kayu yang ia pegang diarahkan pada serigala yang kini menatapnya tajam.

"Sebaiknya kita pergi, Sam. Mereka menginginkanmu, biarkan para warrior yang mengurus Rogue itu."

"Kau gila?" Sammy menatap Diana tak percaya, tetapi gadis itu hanya berdecak kemudian menarik lengan Sammy untuk berlari meninggalkan area pemakaman.

***

"Apa mereka akan baik-baik saja?" Pertanyaan Sammy yang kesekian kalinya. Saat ini, Sammy dan Diana sedang menyusuri hutan yang mereka lewati sebelumnya. Hutan yang menghubungkan wilayah netral dan pack Alentsa.

"Sudah berapa kali kukatakan, mereka adalah warrior terbaik di pack. Berhenti bertanya dan perhatikan langkahmu."

Untuk sesaat Sammy terdiam hingga tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, membuat Diana yang berjalan disampingnya ikut menghentikan langkah. Sammy menatap Diana begitu lekat, benaknya bertanya-tanya siapa sebenarnya gadis dihadapannya ini.

MOONLIGHT || THE ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang