Kosong Dua

52 14 15
                                    

Chapter 2

***


Kira-kira orang macam apa seorang Rakhabin Nataprawira itu? retorisnya Abin bukanlah seorang alien, hewan babi bertelinga kelinci yang selalu Arka tuduhkan mirip dengan Abin, maupun seekor anjing laut yang sedang trending di twitter dan Gibran hubung-hubungkan dengan Abin. Bukan itu semua.

Abin adalah anak kedua dari keluarga Nataprawira alias keluarga pembisnis yang berfikir uang bukan segalanya tetapi hiduplah untuk mencari keuntungan sekecil mungkin. Abin tak suka dirugikan mau berupa uang atau peluang segala apapun dan ia pun tak suka melihat orang dirugikan dan kesusahan.

Ia adalah seorang ketua dari ekstrakulikuler pecinta alam yang tak memiliki wibawa sama sekali. Tetapi jika kalian bertanya pada Wafa, Juan dan Simra serta Felix si anggota jarang aktif, kalian akan mendapatkan jawaban "Gak ada diantara kita satupun yang punya kebijakan besar kayak Abin walaupun dalam segi penampilan, Abin kalah dari kami."

Meskipun seorang ketua dari ekstrakulikuler yang disegani hampir satu sekolah karena anggotanya yang bisa dikatakan memiliki mental yang sangat kuat, Abin tidak dikenal baik oleh para guru. Si jagoannya mangkal diatas atap sekolah itu selalu tak masuk kelas, suka tidur dan dikenal jahil pada semua orang. Tapi meskipun absennya bolong-bolong, Abin tak pernah turun dari peringkat 15 dikelas. Setidaknya Abin bersyukur.

Dan ya, Abin ya tetap Abin, nilai minus dalam dirinya lebih banyak dimata semua orang.

"Rakhabin!"

Laki-laki yang namanya disebut itu tadi sedang berjalan, dirinya baru saja mengambil tasnya yang tadi tertinggal di sekre setelah dirinya berkumpul dengan teman-temannya dikantin. Abin yang melampirkan jaket kulit nya dibahu kanannya dengan tas hitam yang sudah menempel dipunggungnya itu menoleh dan menemukan seorang wanita paruh baya yang kesusahan dengan barang barangnya.

Dengan sigap, Abin berjalan mendekati Bu Ani dan mengambil alih proyektor dan tas milik wanita itu yang berada ditangan kanan Bu Ani sedangkan ditangan kirinya Bu Ani terdapat setumpuk buku yang bahkan sampai menutupi sebagian wajah Bu Ani.

"Aduh Ibu sini Abin bantu."

"Terimakasih Rakhabin, Ibu baru saja akan menyuruh kamu membantu Ibu," ujar Bu Ani.

"Bukan apa apa bu, lagian umur ibu udah gak muda buat bawa barang-barang sebanyak gini," cakap Abin yang langsung mendapat tatapan sinis dari Bu Ani.

"Makanya yang muda jangan kebanyakan males," sungut Bu Ani.

"Bukan males, Bu, ta-"

"Tapi menikmati masa muda ya, Rakhabin? Ibu dapet laporan Abin tidur terus dikelas," sela Bu Ani dan Abin yang merasa kalau dirinya tak salahpun menolehkan kepalanya dan menyengir lebar pada Bu Ani.

"Bagus dong bu, tidur kan bagus untuk pertumbuhan," balas Abin dengan santai nya.

"Kamu bukan bayi lagi, Rakhabin.... astaga capek Ibu punya anak didik kaya kamu," ungkap Bu Ani sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Abin.

"Tapi bu, seneng juga kan punya anak didik ganteng kayak saya?"

Sudah Abin duga bahwa apa yang Bu Ani lakukan setelah dirinya berkata seperti itu adalah memukul betis Abin dengan tangan kanannya yang menganggur. Abin terkekeh karena dia berhasil memancing Bu Ani untuk kesal padanya.

Beberapa murid SMA Exardara yang melewati dua orang yang sedang asik saling berbicara itu- menolehkan kepalanya agar dapat melihat seorang Rakhabin Nataprawira. Bukan hal aneh lagi bagi Abin, meskipun dirinya sering sekali membuat berisik SMA Exardara dipagi hari, faktanya hampir setengah dari seluruh murid SMA Exardara bahkan pernah menaruh ketertarikan padanya.

This is AbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang