Sebelumnya Leta sudah merencanakan sesuatu saat makan siang nanti dengan Rista, mantan Galen.
Memang mereka ini titisan dakjal dan benar benar tidak memiliki akal sehat. Mereka akan membalikkan semua fakta mengenai Galen.
Rista masih punya dendam pribadi kepada Galen hanya karena dirinya diputusi dan dipermalukan waktu itu. Makanya dia tidak terima jika hanya dirinya yang dicampakkan oleh Galen.
Ditambah sifat Sheldy yang polos, Leta dan Rista semakin yakin kalau Sheldy akan percaya dengan omong kosong yang mereka ucapkan.
---
Jam istirahat sudah berakhir dan guru matematika–Pak Doer sudah masuk ke kelas X IPS 2.
"Ok anak-anak, sekarang kita lanjut materi baru ya. Buka bukunya halaman 87"
"Shel shel" Leta memanggil Sheldy sengan suara kecil agar tidak terdengar oleh si Oyong
"Apa"
"Gua tau sesuatu dari Quinsa, ternyata Galen tuh punya mantan di sini. Namanya--"
Belum sempat disebut, tapi Pak Doer sudah menegur mereka.
"Leta dan Sheldy, kalau kalian tidak bisa diam silakan keluar! Kasian teman yang ingin belajar terganggu dengan kebisingan kalian!" bentaknya
"Yeh si Doer, udh namanya Doer ditambah tukang ngomel makin doer tuh bibir" celetuk Leta dalam hati
"Gara gara lo nih ah, nanti aja baru lanjut ceritanya ya" ucap Sheldy
"Namanya Resti"
"Bebal amat sih lo, nanti aja jam istirahat ke dua kita gibah let"
---
KRIIINGG!! KRIING!!
bel istirahat makan siang berbunyi."Gua sama Lara nongki di perpus ya, nanti nyusul aja kalau mau" Ucap Ella.
Sheldy dan Leta melanjutkan topik gibahnya.
"Oke nih gua lanjut. Kak Resti yang tadi gua bilang mantan Galen ini kakak kelas kita. Kayaknya gua tau deh orangnya, mau coba ke kantin? Soalnya dia sama circle nya suka kumpul di sana." kata Leta
"Eh serius lo tau? Yaudah kantin yuk gua jadi penasaran nih"
Kemudian mereka ke kantin dan benar saja, ada Kak Resti dan teman satu circlenya sedang bergerombol di sana. Leta mengajak Sheldy mendekat ke arah tempat yang Kak Resti tempati untuk menguping apa yang sedang mereka bicarakan, karena kelihatannya seperti sangat serius.
(Sheldy menguping pembicaraan kakak kelasnya itu dan Leta hanya tertawa dalam hati)
"Jadi status lo sekarang apa Ris?" tanya salah satu temannya
"Ya temen sih, tapi gue susah move on dari dia walaupun udah putus lumayan lama. Biasanya gue selalu kasih banyak barang ke dia, manjain dia, pokonya semuanya gue lakuin biar dia makin sayang gue. Dia selalu happy tiap gue kasih coklat dan semacamnya. Dia juga suka kalau gue nunjukkin to the point perasaan gue ke dia. Lucu banget kan"
Rista mengatakan kalimat tadi dengan cukup lantang dengan maksud agar Sheldy mendengarnya dengan jelas."Balik ke kelas lagi yuk shel, takutnya kita ketahuan nguping" ajak Leta
Sesampainya di kelas, Sheldy semakin optimis untuk mendekati Galen.
"Tadi lo denger ga sih let apa yang mereka omongin, apa besok gua kasih sesuatu ya ke Galen?" tanya Sheldy
"Hah yakin? gercep banget lo hahaha, emangnya mau kasih apa?"
"Maybe cookies kali ya? Anggap aja ini rasa terimakasih gua karena dia mau minjemin gua seragam"
"Boleh tuh, tapi lo bakal jujur juga tentang perasaan lo?"
"Gua ga bisa mengutarakan perasaan suka ke teman sendiri, lebih baik gua pendem daripada gua ungkapin malah bikin pertemanannya rusak."
"Hmm.. kalau kata gua sih mending nanti aja ngasih barangnya sekalian lo ungkapin yang sebenarnya. Tadi denger kan Galen tuh suka yang nunjukkin perasaannya to the point? Percuma kalau lo pendem terus. Dia ga bakalan tau."
"Iya sih, tapi mau gimana let. Kenalan aja gua takut, apalagi nunjukkin tau perasaan. Kan ga mungkin."
"Gini aja, lo siapin mental lo dulu, kalau sekiranya udah siap baru deh lo kasih cookiesnya dan ajak Galen ketemuan. Kalau lo butuh bantuan, bilang aja shel."
"Aaa baiknya sahabat gua, aaashiapp bos"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
RomanceKira-kira ada ga ya yang senasib sama Sheldy? Udah susah-susah berjuang, cape-cape mendem perasaan, mandangin dia dari jauh, ehh.. taunya... Gimana ya rasanya? Penasaran ga? sini sini intip dulu di Ephemeral. Inget ya.. jangan lupa tarik nafas kar...