33. Cara Mudah Menulis Cerita Pendek

30 2 0
                                    

Apa yang kamu rasakan pertama kali ketika mendapat tugas menulis? Bingung? Panik? Cemas? Atau malah blong, tidak bisa memikirkan apa pun? Sebenarnya hal itu tidak akan terjadi jika kita sudah punya dua hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang kamu rasakan pertama kali ketika mendapat tugas menulis? Bingung? Panik? Cemas? Atau malah blong, tidak bisa memikirkan apa pun? Sebenarnya hal itu tidak akan terjadi jika kita sudah punya dua hal.

1.    Tahu untuk apa menulis.

2.    Tahu apa yang akan ditulis.

Yang pertama, tahu untuk apa menulis adalah tujuan. Hal yang menjadi motivasi kita untuk menulis. Jika motivasi kuat, maka apa pun halangan yang kita temui di depan, maka kita tidak akan mudah tumbang, tidak akan mudah menyerah. Tanyakan pada dirimu sendiri, untuk apa menulis? Apakah memang karena hobi menulis? Apakah karena punya cita-cita ingin jadi penulis? Atau hanya karena iseng, ingin coba-coba, dan ikut-ikutan teman?

Hal paling penting selanjutnya orang yang ingin mendalami dunia menulis atau ingin menjadi penulis, wajib menguasai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Catat baik-baik, WAJIB! Jadi tidak ada lagi kalimat, “Tidak apa-apa penulisannya banyak yang salah, kan, ada editor.” Kita harus tahu, tugas editor bukan hanya membetulkan ejaan, tapi banyak. Melihat apakah tata bahasa sudah rapi, meneliti kelogisan cerita, memikirkan apakah cerita nanti akan diminati pasar, dan lain-lain. Jadi soal PUEBI jangan ditumpahkan seluruhnya pada editor, penulis juga punya tanggung jawab. Paling tidak, ringankanlah tugas editor, jangan terlalu membebaninya.

Belajarlah PUEBI. Bukan hanya belajar kalau ada yang membimbing saja (mentor), tapi juga bisa belajar sendiri di rumah. Beli buku PUEBI di toko ada kok, yang murah. Atau download PUEBI online gratis. Ibaratnya, PUEBI adalah fondasi dalam menulis. Kalau sudah menguasai PUEBI kita akan lebih mudah mempelajari pengetahuan apa pun di dalam menulis. Misalnya mau belajar tentang penokohan, setting, sudut pandang, atau tentang ending yang menarik bisa lebih fokus, karena tidak perlu lagi “mundur” membahas kesalahan-kesalahan di dalam PUEBI.

Tahu apa yang akan ditulis. Sebelum mulai menulis, terlebih dahulu kita harus tahu apa yang akan ditulis. Mau menulis cerpen, novel, dongeng, atau biografi? Tahu bentuk tulisan yang akan kita tulis seperti apa? Jangan sampai niatnya menulis cerpen, tapi dalam prosesnya bertele-tele seperti menulis novel. Sebelum mulai menulis, kita juga harus menentukan, berapa panjang tulisan kita nanti? Berapa halaman/ kata? Jangan sampai akhirnya kedodoran atau malah kekurangan.

B. Langkah Dasar Menulis Cerpen

1. Menangkap ide/ menentukan tema.

Hal pertama yang harus dilakukan ketika kita akan membuat cerpen adalah menangkap ide atau bisa juga dimasukkan dalam langkah menentukan tema. Kita akan membuat cerita tentang apa? Tentang anak sekolah, keluarga, persahabatan, percintaan, rumah tangga, religi, horor, action, detektif .... Banyak sekali yang bisa kita pilih. Atau dalam satu cerita kita bisa menggabungkan dua tema. Misalnya keluarga dan persahabatan, rumah tangga yang religius, atau kisah percintaan yang dibumbui action.

Dari menangkap ide atau menentukan tema ini kita juga bisa sekaligus menentukan target pembaca. Target pembaca bermacam-macam. Bisa dikelompokkan menurut usia (anak-anak, remaja, dewasa, orang tua), tingkat pendidikan dan profesi (cerpen atau novel yang ditargetkan bagi kalangan berpendidikan tentu berbeda dengan cerpen untuk masyarakat awam), atau agama (novel religi islami biasanya ditujukan bagi sesama muslim—meskipun tidak ada larangan bagi non muslim untuk ikut membacanya juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang Sastra Online [WDT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang