Penulis fiksi yang baik adalah mereka yang bisa membuat pembaca terhanyut ke dalam dunia rekaan yang diciptakan si pengarang. Feel bagaikan sebuah nyawa dalam cerita fiksi, ibaratnya seperti sayur kangkung tanpa garam.
Di bawah ini ada beberapa tips yang diberikan oleh Kak Saniyyah yaitu:
1. Buat pembaca bersimpati pada tokohmu.
Contohnya, tokoh yang mempunyai kelebihan selain wajah tampan atau cantik. Karena, menciptakan karakter wajah yang cantik dan tampan itu sudah biasa. Coba padukan dengan sesuatu yang menarik pada tokoh utama. Buat para pembaca berimpati pada tokoh karaktermu.
Empati adalah emosi yang lebih kuat dari pada simpati. Di sini usahakan menciptakan sebuah alur yang bukan hanya membuat pembaca merasa kasihan, tapi juga merasakan kesengsaraan.
2. Ciptakan sebuah konflik.
Konflik dalam cerita itu sangatlah penting, baik itu konfliknya dengan karakter antagonis, atau konflik tentang berbagai permasalahan. Timbulkan sebuah konflik yang menimbulkan sebuah penyesalan, badai yang berkecamuk tapi tidak lebay. Usahakan konflik itu yang menguras batin sang penulis. Jika konflik yang dibuat sudah merasa ke penulis sendiri, sampai penulis saja juga ikut merasakan sesaknya, berarti kita sudah berhasil membuat suatu konflik yang menguras batin para pembaca.
3. Tentukan latar dan suasana.
Latar dan suasana ini sangat sinkron hubungannya. Ketika kamu menulis, tentukan dulu latarnya, seperti latar di sekolah, rumah sakit, bukit, pantai. Lalu hubungkan Latar dengan suasana yang ingin kamu angkat. Contoh, latarnya di bukit, dengan suasana malam di bawah langit Tentunya feel haru dan romance. Bikin ia tu gimana kamu menciptakan feel romantis yang sampai kamu sendiri dibuat baper sebaper-bapernya.
Bangun chemistry antar tokohmu. Caranya bayangkan yang diterangi oleh bulan dan bintang. Nah, di sana kamu sudah tahu dong feel apa yang akan kamu angkat. jika tokoh cewek yang kita buat adalah diri kita sendiri. Selalu mengibaratkan diri kita pada setiap tokoh yang diciptakan.
Riset. Usahakan saat menulis, munculkan kejadian yang bebar ada di dunia nyata atau yang memang pernah terjadi.
4. Mendengar musik.
Ketika ingin menciptakan feel yang benar-benar menguras batin. Menulislah sambil mendengarkan musik sedih. Ketika kita sudah berhasil menghayati musik bergendre sedih itu, suasana hati pasti langsung berubah dan otomatis ide yang akan diangkat suasananya pasti menjurus ke sana.
5. Terakhir, baca ulang apa yang kamu tulis.
Baca-baca naskah kamu.
***
Sesi QnA:
1. Question : Jika saat menulis feel dan kesan pertama terhadap tokoh kita tidak berhasil, apa yang harus dilakukan? Apakah kita harus mengulang atau melanjutkan? Lalu kak, dalam sebuah cerita, kan memang harus ada konflik di dalamnya. Nah, gimana, sih caranya ngebangun konflik tapi kesannya itu nggak kayak sinetron? Konflik di dalam cerita itu boleh nggak lebih dari satu?
Answer : Buat konflik yang menurut kamu nggak terlalu berat untuk dicerna pembaca, buat konflik yang memang kamu sudah pelajari dari segi pertama kali menciptakan, menyelesaikan dan akhirnya feel-nya dapat di pembaca. Ciptakan konflik yang kamu sendiri sudah merasa wow, maksudnya nggak merasa lebay dan kayak sinetron. Kalau menurut kamu udah gak selebay sinetron pasti pembaca udah bisa berpendapat baik dan kamu udah berhasil ngebangun konflik tersebut.
2. Question : Bagaimana menulis cerita saat feel kita sendiri gak kekontrol? Sering banget aku buat cerita gak tegaan untuk membuat para tokohnya menderita, apa ada tipsnya? Apakah dalam menentukan feel di genre lain pun sama seperti yang kakak jelaskan?
Answer : Nah, justru kalau kamu gak tegaan artinya itu feel-nya udah dapat. Pembaca pasti merasakan apa yang kamu rasakan.Kalau kamu buat para tokoh kamu menderita dan kamu ngerasa sedih itu feel-nya udah dapat loh.
3. Question : Kak, bagaimana kalo misalnya kita udah susah payah buat ngebangun feel-nya namun masih aja kayak ada yang kurang. Tapi, kita nggak tahu letak kekurangannya itu di mana. Nah, bagaimana itu kak?
Answer : Di sinilah kegunaan outline, saat kalian memulai menulis cerita pasti nih, kalian harus membuat outline dulu. Kalian mau apain cerita kalian ke depannya, konfliknya bagaimana, solusinya bagaimana, dan endingnya bagaimana. Seperti yang aku share tadi bahwa sebisa mungkin kalian harus bayangin bahwa yang ada dalam cerita kalian itu adalah kamu sendiri. Jika kalian sudah selesai menulis baca ulang, pasti kamu akan menemukan letak kesalahannya. Setelah itu kita perbaiki pasti kita bisa mempertahankan feel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Sastra Online [WDT]
No FicciónKumpulan pembelajaran tekhnik kepenulisan bersama penulis terbaik.