30. Membuat Narasi yang Hidup dan Tidak Bertele-tele.

69 10 2
                                    

A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A. Perkenalan

Assalamualaikum. Selamat malam semuanya. Aku Yandi. Aku nggak tahu mau kenalin diri seperti apa. Tapi, salam kenal ya... semoga kita bisa bersilaturahmi dengan baik. Amin.

Sebelumnya aku mau mengucapkan terima kasih kepada Kak Sari atas undangannya. Semoga malam ini berjalan lancar ya. Amin.

O ya, kurasa malam ini lebih tepat kalau aku nyebutnya sharing daripada kelas. Soalnya kalau "kelas" agak berat gitu pembawaannya. Sedangkan kita di sini kan untuk sharing ringan aja. Hehehe.

Terus, aku nggak akan banyak membagikan materi, karena fokusku pada sharing malam ini adalah latihannya. Soalnya, topik sharing malam ini kalau nggak langsung dipraktikkan, bakal kerasa susah.

Kita mulai ya. Semoga teman-teman bisa menyimak dengan baik.

B. Materi: Membuat Narasi yang Hidup dan Tidak Bertele-tele

Teman-teman pasti udah nggak asing sama yang namanya narasi, kan? Jadi, aku cuma mau mengingatkan aja.

Menurut KBBI, narasi itu pengisahan suatu cerita atau kejadian. Yang menjadi persoalan kita di sini, gimana sih cara bikin narasi yang hidup gitu? Memangnya kegunaan narasi yang hidup itu untuk apa?

Untuk pertanyaan kedua pasti teman-teman udah tahu, kan? Untuk pertanyaan pertama juga pasti udah pada tahu. Jadi, lagi-lagi, aku cuma mau ngingetin.

Temen-temen ada yang udah pernah baca bukunya Stephen King yang berjudul On Writing?

Kata Stephen King, tiga unsur pembangun cerita itu ada dialog, deskripsi, dan narasi. Ketiga hal ini mesti ada di dalam cerita.

Karena itu, mungkin topik sharing malam ini fokusnya kuganti jadi dialog, deskripsi, dan narasi. Jadi, nggak cuma narasi ya.

Kenapa begini? Soalnya, kalau cuma narasi gitu, cerita kita tetap nggak akan kelihatan hidup, seberapa keras pun usaha kita. Soalnya lagi, di dalam fiksi itu ada yang namanya "keseimbangan". Tapi, untuk masalah itu bakal kubahas nanti.

Temen-temen pasti udah akrab kan sama dialog, deskripsi, dan narasi?

Menurut KBBI, dialog itu percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya). Temen-temen juga tahu kan cara bikin dialog yang tepat?

Tapi, temen-temen harus tahu, kalau pembahasan dialog itu luas. Ada yang namanya dialog tidak bernyawa, dialog bernyawa, dan lain-lain, ada dialog yang bisa membangun subteks juga. Nggak cuma dialog tag. Jadi, temen-temen perlu hati-hati saat membuat dialog. Aku nggak bisa singgung banyak masalah ini karena takutnya pembahasan kita bakal terlalu melebar.

Terus temen-temen tahu kan bedanya deskripsi sama narasi?

Soalnya aku kadang nemuin penulis yang masih keliru tentang deskripsi dan narasi. Kelirunya kenapa? Karena kadang ada yang bilang kalau deskripsi dan narasi itu sama. Padahal kan sebetulnya berbeda.

Ruang Sastra Online [WDT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang