Jakarta, 12 Januari 2018
Lagi-lagi Lia memandang dirinya di depan cermin. Sempurna. Tak ada yang kurang. Ia pun keluar kamar dan bergegas keluar rumah. Hari ini akan menjadi hari yang melelahkan. Ya...hari ini hari awal ajaran baru dimulai.
Lia tidak seperti kebanyakan orang, yang selalu berpamitan saat hendak ke sekolah. Orangtuanya sudah berangkat kerja dari pagi-pagi buta, dan akan kembali saat ia hendak tidur.
Ia hanya memiliki seorang adik laki-laki, Alan. Lia dan Alan tidak cukup dekat karena kesibukan masing-masing.
Lia buru-buru jalan ke halte yang terletak di depan komplek. Tepat saat ia baru sampai, angkot langgananya berhenti tepat didepanya.
"Naik neng" sapa sopir angkot yang sudah cukup akrab dengan Lia.
Lia tersenyum tipis dan naik ke angkot langgananya itu. Seperti pagi-pagi sebelumnya, angkot ini dipenuhi dengan murid-murid SMA sepertinya.
Sepanjang perjalanan Lia mengedarkan pandanganya ke jendela. Jalanan cukup ramai. Yah...hari ini hari dimulainya kegiatan setelah beberapa minggu libur tahun baru.
Welcome 2018!!! batin Lia, dalam hati.
Sesampai di sekolah, Lia disambut oleh sahabatnya, Athaya Khalila Atmadja, atau singkatnya, Yaya. Ga nyambung kan?? sama kayak orangnya..-_-
"Lia zheyeeenggg....ulululu kangen banget gue sama looo" ujar Yaya girang sambil merangkul bahu Lia.
Lia tersenyum tipis melihat tingkah Sahabatnya. Mereka berjalan bersama sepanjang koridor sambil bercanda ria.
Langkah mereka terhenti ketika melihat mading cukup ramai.
"Pada kenapa sihhh...liat kuy" ujar Yaya sambil menarik lengan Lia.
Karna terlalu rame, Lia dan Yaya berusaha berjinjit demi melihat pengumuman di mading.
"Itu apasih...gue gak liat lagi..." keluh Yaya sambil tetap berusaha berjinjit.
"Tibong lu ah....itu tuh pengumuman pemilihan ketua OSIS, diadakan nanti jam 9" sahut seseorang dari belakang mereka. Zafran, yang lebih tepatnya budak Yaya.
"Eh budak... lama ga ketemu" sapa Yaya centil sambil bergelayut manja di lengan Zafran.
Zafran memutar bola matanya. Ia sudah cukup tabah selalu dipanggil budak oleh sepupunya ini. Ia pun mengelus dadanya. Panas.
"Udah yuk, kita ke kelas" ajak Lia sambil menarik lengan Yaya.
"Makasih banyak ya Lia....karna lo gue bisa bebas dari nenek sihir" ujar Zafran yang merasa lega karna terlepas dari Yaya.
Yaya memandang sinis Zafran.
"Awas aja lu, kutil badak"
*****
"Diberitakan kepada seluruh siswa-siswi agar berkumpul di aula sekarang juga" suara itu menggema diseluruh penjuru kelasnya.
Tanpa babibu, siswa-siswi yang masih punya otakpun menuju aula. Tanpa terkecuali, Yaya dan Lia, karena mereka masih punya otak.
Mereka langsung menuju aula dan mengambil bangku paling belakang. Bangku paling pw diantara semua bangku. Letaknya yang strategis, membuat banyak orang memperebutkan bangku belakang. Syukurnya mereka tadi gercep.
Sekolah mereka sangat anti dengan istilah 'jam karet'. Setelah semua murid di aula acara pun dimulai.
MC mulai membuka acara, siapa lagi kalau bukan Shireen anak kelas 11 IPA 1. Cewek populer di sekolah.
YOU ARE READING
My Name Is Alaya
Teen FictionIni kisahku. Seorang wanita bodoh yang buta akan cinta. Seorang wanita bodoh yang bahkan tak bisa menjaga harga dirinya,seorang wanita yang.....ah sudahlah. Betapa bodohnya diri ini. Tuhan...aku tau kau tidak akan memberikan ku cobaan di atas batas...