Jakarta, 7 Maret 2018
Hari ini suasana cukup sibuk. Terutama anggota OSIS. Kami disibukkan dengan tugas-tugas kepanitiaan yang tak lekas selesai.
Aku sibuk mondar-mandir mengatur anggota OSIS yang sedang mempersiapkan festival kali ini sebaik mungkin.
Mataku tertuju menatap salah satu anggotaku. Lia. Gadis berambut sebahu itu tampak sibuk kesana-kesini bersama kedua temannya, Yaya dan Shireen.
Cukup lama aku menyimpan perasaan untuk gadis itu. Semua itu berawal dari kegiatan OSPEK.
"Vin,liat noh, adek kelas yang lo hukum tadi pingsan, bikin repot aja" keluh Anand, si ketua OSPEK.
Davin yang sedari tadi asyik bermain game terusik dengan kehadiran Anand yang menurutnya cukup mengganggu.
Ia langsung bangkit menuju lapangan tempat ia menghukum adek kelas yang ia hukum tadi. Sayangnya, ia tak menemukan apa-apa di lapangan.
Ia pun balik ke pos tempat ia bermain game tadi dan mengeluarkan handphonenya.
"Lo udah nemuin orangnya Vin?" tanya Anand, sambil menghampiri Davin.
Davin menggeleng.
"Dia di UKS bego, sebelum lu kena masalah, lebih baik lu samperin tuh bocah!" pinta Anand.
Dengan rasa malas, Davin berjalan menuju UKS yang terletak tak jauh dari pos tadi.
Ia pun membuka pintu UKS. Disitu, ia menemukan 2 orang gadis. Gadis yang pertama, sedang berbaring lemas di brankar. Gadis yang kedua, gadis berambut sebahu yang sedang menemani gadis yang ia hukum tadi.
Davin mendekat ke arah kedua gadis itu.
"Udah kok kak, gapapa, Yaya udah sehat kok" ujar gadis berambut sebahu itu.
Gadis yang duduk di brankar ikutan mengangguk setuju.
"Iya kak, gapapa kok" ujar gadis yang duduk di atas brankar tersebut.
Davin menghela nafas kasar. Tiba-tiba gadis berambut sebahu itu menghampiri Davin. Dan gadis itu menunduk tepat di depan Davin.
Davin takjub dengan gadis itu. Betapa beraninya gadis itu mengikat tali sepatunya???
"Maaf kak, aku pengidap OCD" ujar gadis itu sambil mengibaskan tanganya.
Hening beberapa saat. Akhirnya Davin pun meninggalkan UKS karna tak tahan akan situasi yang cukup canggung tadi.
flashback off
"Vin!!"
Seruan Aldan membuyarkan lamunan Davin. Dengan malas, Davin menghampiri Aldan yang sedang berdiri di dekat mikrofon.
"Apa?" Tanya Davin malas.
Aldan memutar bola matanya, lalu ia melihat jam rolex yang melingkar sempurna di tangannya.
"Udah mau mulai acaranya" ujar Aldan. Davin mengangguk malas dan meninggalkan Aldan.
Tak terasa festival telah selesai. Tapi tidak selesai bagi anak-anak OSİS. Mereka harus tetap membereskan perlengkapan selama festival tadi.
Lia, Yaya dan Shireen tampak sedang memungut sampah yang cukup banyak berserakan di lokasi festival. Sesekali mereka menyeka keringat yang bercucuran.
"Oke kita bisa bubar, besok bisa dilanjutin lagi" ujar Aldan, lantang. Para anggota OSIS yang sudah cukup lelah pun menghela nafas lega.
''Ya, Ren, kalian duluan gue mau ke kamar mandi dulu"ujar Lia.
Shireen dan Yaya pun mengangguk. Akhirnya mereka berdua berjalan menuju halaman sekolah.
Setelah dari kamar mandi, Lia menyusuri koridor menuju halaman sekolah. Tiba-tiba ia berpapasan dengan kak Davin.
Lia berusaha menghindari kontak mata dengan Davin. Lia pun mempercepat langkahnya.
"Alaya!"
Lia menoleh menuju sumber suara. Mau apalagi ketua osis ini tuhan??
"Kenapa kak??" tanya Lia, mencoba bersikap sopan.
Davin hanya diam menatapnya. Lia yang sudah cukup lelah pun menatap Davin kesal.
"Kakak kenapa sih kalo sama aku beda?" tanya Lia dengan nada kesal.
"Kenapa kakak gak kayak gini kalo sama Shireen, Yaya atau kak Salsa gitu?" tanya Lia.
Davin mendengar hal tersebut tersenyum melihat kekesalan Lia yang menurutnya cukup menghibur.
Davin masih diam dan tidak menanggapi ucapan Lia. Ia hanya menatap gadis itu.
"Duluan ya kak" pamit Lia sambil meninggalkan Davin begitu saja.
"Ga sopan" ujar Davin. Lia yang mendengar hal itu berbalik arah.
"Kakak kenapa sih??suka sama aku??" tanya Lia kesal.
"Kalo gue bilang iya lo mau apa?"
Maaf sangat singkat epribadehhhh....gue cm lagi gaenak badan. Lagian nih cerita emang flashback gtu jadi ceritanya ga panjang.😂😂😂😂
Bintangnya pleaseee gratis loh
YOU ARE READING
My Name Is Alaya
Teen FictionIni kisahku. Seorang wanita bodoh yang buta akan cinta. Seorang wanita bodoh yang bahkan tak bisa menjaga harga dirinya,seorang wanita yang.....ah sudahlah. Betapa bodohnya diri ini. Tuhan...aku tau kau tidak akan memberikan ku cobaan di atas batas...