bagian 3

5 1 0
                                    

Sejauh ini tak pernah ada sesuatu yang membuat Mee resah. Biasanya, di siang hari Mee akan mengurung diri di dalam puri. Namun, hari ini gadis itu berkeliling kebun bunga. Hati gelisah dan resah tak menentu. Bunga-bunga itu adalah penghasilan utama nya, ia takut seseorang akan menemukan puri nya dan mengambil bunga-bunga nya.

"Ck, Aish... Apa aku harus membuat pagar raksasa? "

Mee meninggalkan anjing nya masuk kedalam puri. Sungguh, tak biasanya. Gadis itu kesal. Apalagi saat ia memandang cermin. Hatinya terbakar melihat wujud monster nya. Ia sangat jelek. Hidung nya runcing, wajah berlubang-lubang dan gigi berantakan. Kenapa ia baru resah saat ia sudah hidup bertahun-tahun?

Prangg!

Cermin itu pecah berkeping-keping, sebuah gelas teh terlempar tepat ke sebuah cermin di meja rias. Ia benci wajah itu. Penyesalan tak cukup baginya. Dengan penyesalan tak akan ada yang berubah, jadi Mee berfikir ia tak perlu menyesal. Namun, sekarang? Apa ia baru saja menyesal?

Brugh...

Mee merebahkan kasar dirinya di atas kasur empuk, lalu memegang kotak kaca bunga Smeraldo — kaget sekaligus cemas — bertahun-tahun ia tak pernah melihat kelopak bunga nya gugur. ini pertama kalinya. Gadis itu panik. Ia beranjak dan mengeluarkan bunga itu dengan hati-hati, lalu mengambil salah satu kelopak bunga yang gugur. Ia memegang kotak kaca bunga Smeraldo erat. takut. Takut sekali.

"Pertanda apa ini, akhh..., " Mee memegang dada nya yang sesak dan sakit, lalu berjalan keluar puri dengan tangan bertumpu ke tembok. Ia tak pernah merasa selemah ini sebelum nya. Sungguh, apa yang terjadi?

Mee meletakan bunga itu di atas piano di faviiliun. Langit gelap dan rintik hujan mulai turun. Kelopak bunga itu melebur dan hilang. Namun, keanehan terjadi. Pianonya berbunyi sesuai nada yang ia pikirkan. Mee menutup mulut nya kaget. Ia terbelalak tak percaya. Apa dewa mewujudkan keinginan nya untuk bermain piano dan menari sekaligus? Namun ia masih penasaran dengan kelopak bunga Smeraldo yang gugur.

" Apa akan terjadi hal buruk pada ku?" Mee melepas sarung tangan yang selalu ia pakai di siang hari, lalu menjulurkan tangan, merasakan dingin nya hujan yang membasahi tangan keriput nya.

Rinai hujan jatuh membawa kesejukan, tapi menjadi sangat dingin hingga membekukan tulang rusuk. Hujan turun semakin deras disertai angin yang meniup mantel yang dikenakan Mee.

🥀🥀🥀

Taehyung menatap langit. Rintik hujan mulai turun. Ia berlari kecil menuju sebuah kedai terdekat, tangan nya merasakan rintik hujan yang terasa sejuk. Tanah dan dedaunan yang basah membawa aroma menenangkan.

"Taehyung_aa apa yang kau cari? Dari kemarin ku lihat kau sangat pucat dan murung? " tanya Sookyung, anak dari pemilik kedai.

"Entahlah, aku bingung bagaimana mengatakan nya, " ucap Taehyung tanpa berbalik.

Beberapa anak perempuan datang dengan botol berisi cairan yang begitu wangi. Taehyung berbalik menatap gadis-gadis itu. Mereka terkikik malu-malu di tatap pria tampan bak seorang pangeran.

"Wah! Parfum Smeraldo ya? " tanya Sookyung.

"Iya, ini yang terakhir. Smeraldo baru saja pergi dari rumah tabib Oh, "

Taehyung terbelalak kaget. Ia yakin tak salah dengar. Smeraldo, apa bunga itu benar-benar ada? Taehyung mengambil paksa parfum yang benar-benar wangi itu. Bau nya familiar, seperti wanita bertudung itu. Batin Taehyung.

"Boleh aku membelinya? " tanya Taehyung.

Suara bariton Taehyung membuat gadis-gadis di hadapan nya meleleh. Apalagi dengan senyum kotaknya yang membuat siapapun jatuh cinta. Gadis mana yang mampu menolak permintaan pria Kim ini?

"Tapi... Ini yang terakhir, " Rengek gadis itu.

"Siapa yang menjual parfum ini? "

"Namanya Smeraldo, " Sahut Sookyung.

"Smeraldo? Dimana rumah nya? "

"Entah? Setiap di tanya dia mengatakan rumah nya di dalam gelas kaca yang terbuka di siang hari," ucap si gadis pemilik parfum.

"Berapapun, aku akan membeli parfum ini," ucap Taehyung.

"Ck, baiklah. Aku tak bisa menolak laki-laki tampan. Namun, kau perlu tau bahwa harga nya sangat mahal."

"Ya... Ya... " Taehyung mengangguk.

Akhirnya Taehyung membawa parfum itu bersamanya. Ia berlari pulang untuk memberi tahu ayah nya tentang parfum Smeraldo itu.

Taehyung berlari sekuat tenaga. Ia melihat ayah nya sedang menumbuk ramuan obat di depan rumah. Sebagai tabib ayah nya menang selalu sibuk dengan obat-obatan. Tak heran jika rumah di penuhi tumbuhan yang Taehyung sendiri tak tau kegunaannya.

"Abeoji! Hosh... Hosh..., " Taehyung menyesuaikan nafas yang masih terengah-engah.

"Ada apa? "

"lihat ini, " Taehyung menunjukan botol parfum itu, "ini Smeraldo. "

Bagh!!
Taehyung mendapat pukulan di kepala nya. Ia meringis kesakitan, namun sang Ayah tak perduli sama sekali.

"bodoh! Itu hanya parfum "

"Tapi ini Smeraldo. "

"Itu hanya Nama penjualnya, jadi mereka menyebut parfum itu begitu."

"Jadi Namanya Smeraldo? "

"Kau bertemu dengan nya? Ada yang berkata gadis itu menemui tabib untuk menjual bunga obat, tapi dia tidak pernah menemui appa. "

Taehyung hanya menggeleng sambil menatap parfum itu. Ia yakin baunya seperti gadis yang ia temui di dalam hutan sore itu. Taehyung semakin penasaran.

'Kenapa namanya Smeraldo? Apa hubungannya? Kenapa parfum ini sangat wangi? Aku harus menemui orang-orang yang pernah dia temui, '

To be continue.

Only TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang