#10. salah paham

888 87 7
                                    

Sejak kejadian di mall saat itu, Krist dan Singto semakin dekat. Terlebih Singto selalu meluangkan waktu untuk melihat keadaan Kristnya itu.

Hari sudah sore, matahari sudah siap digantikan oleh bulan. Krist masih berkutat di depan komputernya mengerjakan sesuatu.

Tiba tiba Krist terjejut merasakan sesuatu yang dikit menyentuh pipi gembilnya itu. Krist menoleh, terlihat Singto tengah menyodorkan pink milk dingin padanya.

Krist tersenyum lebar dan menerima minuman pemberian Singto. Sesaat Krist dan Singto saling menatap secara intens. Ada perasaan lain di dalammnya. Krist mengalihkan pandangannya dari Singto dan kembali pada komputernya. Krist menaruh pink milknya di samping meja dan melanjutkan pekerjaannya. Mencoba menenangkan diri terutama jantungnya yang kini berdetak tak karuan. Singto hanya tersenyum hangat melihat pria manis didepannya ini salah tingkah.

"Krist? Belum selesai juga hem?"

"Em, belum phi. Lagi dikit aja kok"

"Temanmu yang lain mana?"

"Ck, kayak ndak tau aja. Ya New sama phi Tay,dan Oaujun sama Fiat lah. Phi gimana sih, saudara sendiri loh."

"Lah phi kan tak tau Kristy, haha"

"Ish phii!"

"Iya iya. Haha."

"Emm, masih lama hem?"

"Tidak juga kok. Lagi sebentar aja. Phi pulang aja duluan, pasti capek kan?"

"Endak. Phi mau nganter kamu. Phi nunggu kok. Phi nggak capek, belum ngantuk juga."

"Gapapa phi. Aku bisa pulang sendiri. Phi duala-"

"Gak mau! Oke anggep ini perintah Krist. Aku tunggu disini."

"Ahh. Terserah phi aja lah. Toh phi boss disini."

Jadilah Singto menunggu Krist sampai larut malam. Singto mengantar Krist ke kondonya. Berpamitan sebelum pergi. Oh seperti sepasang kekasih saja.
.
.
.
.
.

Esoknya Krist berangkat seperti biasa. Hari ini cerah, cuaca juga bagus. Krist bersemangat menuju kantornya. Sepanjang perjalanan Krist tersenyum lebar.

Krist sampai di kantor, langsung saja ia menuju ruang kerjanya. Menaruh tasnya dan membuka komputernya. Mulai mengerjakan pekerjaannya. Sesekali Krist meregangkan badannya agar tak kaku karena duduk lama.

Hari makin siang, saat ini Krist masih berkutat dengan komputernya. Sedikit lagi Krist menyelesaikannya. Krist semakin semangat karena pekerjaannnya tinggal sedikit.

Atasan Krist, datang ke tempat Krist sambil membawa sesuatu, seperti dokumen.

"Krist? Bisa minta tolong?"

"Khap phi"

"Tolong bawakan ini ke ruang boss besar. Beliau minta dalam bentuk dokumen. Minta tolong na."

"Oh, oke phi. Aku akan mengantarnya."

"Baiklan nong. Terimakasih na. Phi mau kembali dulu. Pekerjaan phi amsih banyak. Sawadee khap."

"Khap. Sawadee khap."

Atasan Krist meninggalkan ruang kerja Krist dan kembali ke tempatnya. Krist menyelesaikan ketikannya sedikit dan langsung mengambil dokumen tadi dan beranjak menuju ruang Singto dengan senyum gembira.
. .
.
.
.
.

Krist sudah sampai di depan pintu ruang kerja Singto. Ia mengetuk pintu dan langsung masuk ke ruangannya, tok pintunya tak dikunci dan Krist sudah biasa masuk kesana menemui Singto.

Not My Friend,(but my boyfriend)•{SingtoKrist} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang