"Jadi gimana rasanya jadi penjaga disini?" tanya Pak Agus sambil tertawa kecil
"Belum tau si pak hehe, tapi lumayan menegangkan"
"Hahaha enggak kok kerja disini seru kok"
"hahaha baik kalau begitu saya gak tak sabar ngerasain serunya"
setelah berjalan Agus dan Irfan sampai di ruang ganti dimana Irfan mendapatkan loker mandiri dimana ia bisa menaruh barang pribadinya dan mendapatkan seragam baru.
"Udah ganti baju dulu, saya gak bakal ngintip" Ujar Agus
Irfan menanggalkan pakaiannya dan berganti dengan seragam lapas, baju tersebut terasa ketat dan menampakkan tubuh Irfan yang tidak berotot namun terlihat fit. selama ini ia bergabung dalam mapala di kampusnya dimana ia terus berlatih sehingga menciptakan bentuk tubuh yang cukup ideal.
selesainya Irfan berganti baju , Pak Agus melihat dan mulai memuji Irfan,
"Wesss udah keren ni pak Irfan jadi makin gagah. Kalah saya" seru pak Agus
"Pak Agus bisa aja ni Hahaha"
mereka berdua pun mulai mengitari lapas, pak Agus memberikan perkenalan kepada Agus dengan semua petugas lapas yang sedang berjaga, dari bagian pintu masuk sampai dengan sel bawah tanah dimana biasanya mereka mengurung tahanan berbahaya.
sesampainya disana Agus dan Irfan melewati sebuah bilik dimana terdapat banyak alat yang menggantung, dari borgol sampai dengan benda aneh lain yang berbentuk karung.
"itu apa Pak Agus?" sahut Irfan seraya memperhatikan berbagai alat yang tersedia
"Alat-alat itu?"
"Itu untuk mengekang para tahanan kita ini, butuh banyak kekangan karena mereka yang seringkali berontak dan melukai dirinya maka diperlukan alat-alat seperti ini"
"Kegunaannya seperti apa?" Tanya Irfan
"Kayak contohnya ini, Straitjacket, kayak jaket biasa cuman gak ada bolongan buat tangan keluar dan ini dipakenya kebalik dari depan bukan belakang."
"kalo yang ini untuk menutup kepala tahanan sehingga mereka tak bisa melihat dan tentunya tak bisa berbicara karena ada sumpalan didalamnya"
"Banyak juga ya pak Agus" jawab Irfan seraya terkagum mendengar hal itu
"Iyalah kita harus siap dengan segala kemungkinan yang ada mangkanya ada alat alat ini semua untuk mengendalikan situasi"
"iya iya betul sekali itu pak Agus"
"oh iya apakah disini sedang ada penghuni pak Agus?" Tanya IRfan dengan heran.
"Ada Fan saat ini ada 2 tahanan disini, Kondisinya lumayan mengerikan sehingga selalu kita borgol tangan dan kakinya walau didalam sel"
"serem juga ya mereka sampai harus tetap diborgol dalam sel"
"Mau lihat Fan"
"Boleh pak, kalau boleh"
"sebentar saya panggilkan kawan saya dulu untuk pengawalan sekalian bukain pintu tahanan"
"Dani!! pak Dani!" seru pak Agus
dalam pikiran Irfan ia tidak bisa berhenti berpikir apa mereka akan terlihat seram? atau terlihat seperti manusia biasa? apa yang akan mereka lakukan di dalam?
"Dani, bukain sel nomor 3, si Irfan mau liat isinya" kata Pak Agus seraya menyuruh Dani untuk membuka pintu sel tersebut
"Clek..." bunyi kunci besi yang telah diputar pada pintu untuk membuka sel nomor 3, dibuka pintu tersebut oleh Irfan dan melihat sebuah tahanan dengan baju compang camping warna orange dan celana pendek. terlihat seorang napi yang memakai penutup kepala yang menutupi mulut dengan berbagai macam tali mengitari kepalanya, tak luput juga terlihat sebuah borgol yang menyambung dengan borgol di kakinya. yang diikuti dengan kaitan di lantai sehingga tahanan tersebut tak bisa kemana-mana.
"Inget inget tampangnya fan, nanti kamu saya suruh buat urusin dia loh"
"oh iya pak Agus siap!" seru Irfan.
"hati-hati kamu bisa juga berada di posisi dia..."
"??? hmm? maksudnya pak?" tanya Irfan dengan bingung dan sedikit rasa takut.
"HAHAHA gak lah bercanda saya" jawab pak Agus.
seketika mata Irfan dan penghuni sel tersebut bertemu dan Irfan merasakan sebuah sinyal yang mengisyaratkan Irfan untuk hati-hati namun tak digubris olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sipir
General Fictionsang sipir baru yang sedang menjalani masa percobaan dalam kerja barunya, apakah dia akan berhasil?