9. RACUN

687 92 293
                                    

9. RACUN

“SIALAN!!! LO SEMUA HARUS CARI ORANGNYA!! GUE NGGAK MAU TAU!” teriak cowok dengan seragam SMA yg sudah keluar dari tempatnya. “Bawa dia malem ini. Kalau enggak, lo semua gue penggal satu-satu,” desis nya hingga aura tak mengenakan langsung keluar dari tubuhnya.

“TUNGGU APALAGI?! BANGUN LO SEMUA!!” bentak Logra keras-keras.

“Dan bawa dia hidup-hidup,” pesan Logra pada mereka yg berada disana.

BRAK

Cowok itu menggebrak meja hingga telapak tangannya memerah lalu terdengar lengkingan keras milik cowok itu. “BURUAN! JANGAN KAYAK ORANG TOLOL!” laginya dengan suara keras. Mereka semua langsung saja berlarian untuk keluar. Logra benar-benar tak bisa ditenangkan. Cowok itu sedang emosi sekali.

“Gue nggak tolerir siapa orangnya,” desis Logra lalu menendang meja itu hingga terpental.

Orang itu salah memilih lawan.

******

“Jadi berapa Bu?” tanya cewek itu pada penjual bakso di Kantin.

“Biasa Neng 10 ribu,” kata penjual itu.

“Saya ambil teh pucuknya,” kata Anggia diangguki Penjual itu.

Setelah membayar apa yg sudah ia makan, Anggia, cewek yg menjadi gosip panas satu sekolah itu sekarang ditatap satu kantin. Anggia sadar. Tapi ia terlalu malas untuk mengamuk didepan orang-orang yg memiliki kekepoan tingkat nasional. Tapi semua itu ternyata tak berjalan lama karna sifat Anggia yg bar-bar itu langsung saja meluap-luap. “APA LO LIAT-LIAT? MAU GUE KELUARIN TUH MATA DARI TEMPAT?!” teriak cewek itu hingga orang-orang mengalihkan tatapannya.

“Diginiin aja baru lo pada nggak liat, kalau aja enggak, gue yakin mata lo semua ini! UDAH KELUAR DARI TEMPATNYA!” ucap Anggia sengaja dikeraskan agar mereka mendengarnya.

“Dasar Dora!” maki Anggia juga lalu berjalan kembali ditengah-tengah meja-meja Kantin.

“PLEASE LAH! Gue mau kembali ke kelas aja susahnya minta ampun,” kata Anggia saat ia melihat sosok Bapak-bapak yg kini menatap sekitar mencari seseorang.

“Emang ya, Pak Hamzah tuh nggak bisa sehari aja nggak cariin gue. Kira-kira tuh guru nggak suka gue kan?” kata Anggia lalu menggeleng. “Jangan ngomong yg aneh-aneh Anggia. Sekarang lo harus pikir gimana caranya buat nggak diketahui oleh guru gundul itu,” ucap Anggia mencari cara agar dirinya tidak dapat ditemukan Pak Hamzah.

“Lari? Nggak, yg ada gue dikejar guru harder lagi,” ucap Anggia mendengus.

“NGUMPET!” pekik Anggia. “Iya ngumpet, kenapa gue baru kepikiran????” kata Anggia pada dirinya sendiri.

“Memang bego lo Nggi.” makinya itu.

“Oke, kita harus ngumpet, tapi ngumpet dimana anjir?” monolog Anggia.

“Kalau dikolong meja orang? Nggak mungkinlah, murid disini aja pada comel. Gue harus ngumpet dimeja yg nggak murid sini dudukin!” kata Anggia.

“YES! itu ada meja kosong,” kata Anggia seraya menunjuk sebuah meja yg memang kosong.

“Dadah Pak gundul, gue bakal ngumpet dari lo!” kikik Anggia langsung saja berlari melesat kearah meja itu.

“Demi apapun sih, kok gue ngerasa bangga ngumpet di meja?” kata Anggia pada dirinya lalu tertawa seolah-olah hari ini benar-benar tak terjadi apa-apa padanya.

“ANGGIA! DIMANA KAMU!” teriak Pak Hamzah terdengar seantero lantin.

“Kalian semua, kalian lihat Anggia tidak?” tanya Pak Hamzah.

LOGRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang