Bab 6 : Moving On?
🍂🌹🍃🌹🍂
Mia tidak pernah mengira bahwa duduk bersebelahan dengan Cord di dalam mobil akan menjadi situasi yang sangat canggung seperti sekarang ini. Bagaimana tidak, ini sudah pasti karena efek dari ucapan Ashley dan Rihana yang mengada-ada. Akibatnya, Mia sendiri yang tersiksa dengan kecanggungan dan serba salah tingkah. Sejak tadi Cord tampak biasa-biasa saja, justru Mia yang terlihat aneh karena terus-terusan mencuri pandang ke arah pria itu. Bahkan, saat mereka berjalan keluar dari cafe tadi, Mia tidak bisa menahan diri untuk tidak menoleh ke belakang ... di mana Cord berjalan lambat sambil mengawasi dirinya.
"Mia," panggil Cord pelan.
Mia menoleh, dia menggerakkan kepala perlahan seolah baru saja ketahuan melakukan sesuatu yang memalukan ... dan memang iya.Dia sudah melakukan sesuatu yang memalukan tampaknya.
"Apa ada sesuatu yang salah di wajahku?" tanya Cord kemudian.
Mia menggeleng cepat, dan menjawab dengan sangat canggung. "Ti-tidak, Tuan Garrett. Tidak, sungguh."
"Ah, baiklah." Cord berdeham dan melanjutkan aktivitas menyetirnya. "Maaf, tapi kupikir ada yang ingin kau katakan, atau ada sesuatu di wajahku. Karena kau tidak berhenti melirik tajam ke sini."
Mia memejamkan mata, merutuki dirinya dalam hati. Bagaimana bisa dia berlaku begitu memalukan? Belum ada beberapa jam sejak ia resmi menjadi anak angkat Cord, dan belum seminggu Cord mengambil tanggung jawab sebagai ayah baptis Mia. Ayolah, Mia ... ada apa denganmu?
"Ma-maaf, aku tidak bermaksud begitu." Mia memalingkan wajah.
"Ada yang ingin kau bicarakan?" Cord menatap gadis itu lagi, Mia langsung menggeleng canggung. "Kalau begitu aku yang akan bicara padamu nanti."
Mia tidak menjawab, tapi begitu Cord mengalihkan tatapannya pada jalanan, wanita muda itu kembali menatapnya. Cord berdeham, kemudian menoleh dengan seulas senyum tipis.
"Apa aku setampan itu?" candanya sambil tertawa.
Mia salah tingkah, dia lantas membuang muka dan memilih melihat pemandangan dari jendela samping. "Ti-tidak, Tuan. Anda terlalu tua untuk berkata demikian."
"Hahaha, benarkah?" Cord mengulurkan tangannya, mengusap pucuk kepala Mia. "Tapi aku tidak terlalu tua untuk menjadi Ayahmu, kan?"
"Anda tidak bisa menggantikan ayahku." balas Mia tajam. "Bahkan, meskipun ada orang yang wajahnya 99% mirip dengan ayah dan ibu, mereka pasti tidak sama."
Cord terdiam, dia merasa salah bicara. Tidak mudah memang menebak isi hati anak gadis yang sudah mulai dewasa. Usianya dua puluh dua tahun. Cord merutuki dirinya sendiri karena hampir memperlakukan Mia seperti anak kecil. Faktanya, gadis yang duduk di samping Cord bukan lagi remaja yang baru mau masuk SMA. Kenangan saat ia bertemu Mia bertahun-tahun silam, sudah tidak relevan lagi.
"Maaf. Aku tidak bermaksud ...."
"Tidak apa-apa. Kurasa, aku yang terlalu sensitif. Maafkan aku, Tuan Garrett." Mia menyahut pelan, tapi tidak menatap Cord yang khawatir.
"Panggil aku Cord saja." pelannya. "Aku tidak punya pengalaman sebagai seorang ayah. Juga, tidak tahu bagaimana cara menghadapi anak perempuan. Kurasa, anggap saja aku walimu. Agar tidak ada jarak di antara kita."
"Aku tidak merasa kita harus sedekat itu." lirih Mia canggung.
Cord terkekeh, dan memutuskan untuk membiarkan Mia sendirian. Sementara mobil mereka masih membelah jalanan kota yang ramai lancar. Pria itu sebenarnya tahu kalau Mia merasa canggung dan salah tingkah. Ya, itu wajar. Mereka sudah lama tidak bertemu, dan bukan tidak mungkin kalau Mia menganggap Cord sebagai pria tak dikenal yang tiba-tiba harus tinggal bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfectionalove
RomanceTerbit setiap Senin & Kamis Bagi Mia, bertemu lelaki yang tepat dan menikah dengan bahagia adalah cinta yang sempurna.Namun, sejak kedua orang tuanya meninggal, Mia yakin ada yang salah dengan dirinya. Pertama, Cord membuat Mia penasaran. Kedua, keb...