Bab 7

421 64 11
                                    


Bab 7 : Fort Worth

🌿🍂💐

Pagi-pagi sekali Mia sudah bersiap-siap. Dengan santai wanita itu keluar dari kamarnya dengan mencangklong sebuah tas ransel yang tidak terlalu besar. Ini adalah liburan musim panas. Mia tak yakin apakah ia bisa meninggalkan rumah mendiang orang tuanya selamanya. Sekaligus, gadis itu juga tak sanggup kalau harus hidup di dalam rumah dengan seluruh kenangan bersama travis dan Reese yang begitu melekat. Kepergian mereka saja sudah menjadi pukulan telak bagi Mia, dan kini ia sendiri tak tahu apakah yang dilakukannya saat ini benar atau salah. Biar bagaimanapun Cord adalah ayah baptisnya, akan tetapi disisi lain, pria itu hampir seperti lelaki tampan tak dikenal yang berusaha menggoda—

Ah, ayolah Mia. Pikiranmu kotor sekali soal Cord. Dia ayah baptismu! Ayahmu! Ingat itu!—Mia merutuki dirinya sendiri begitu tersadar dari lamunannya. Ia menarik napas, kesal karena isi kepalanya tak bisa jauh-jauh dari berbagai imajinasi liar tentang Cord. Padahal, pria itu malah kelihatannya biasa-biasa saja. tak ada yang aneh. Ya, tentu saja. Mana mungkin pria dewasa, tampan, dan sexy seperti Cord tertarik pada gadis kecil. Tanpa sadar Mia menghela napas. Ah, Mia ... lagi-lagi kau

"Mia, sudah siap?"

Suara bariton yang terdengar berat sekaligus tegas itu menyapa telinga Mia, agak mengagetkan. Tentu saja itu karena semua pemikiran Mia pada Cord yang terlalu mengada-ada. Mia mengangkat wajah, bermaksud untuk menyapa Cord. Akan tetapi tubuh tinggi tegap, dengan wajah maskulin, tatapan hangat, dan penampilan kasual pria itu membuat Mia seketika memalingkan wajah. Ini aneh. Mia tahu kalau ayah baptisnya ini tampan, tapi entah kenapa ketampanannya meningkat pesat pagi ini. Apakah ada yang salah dengan pengelihatan gadis itu?

Cord berdeham, merasa sedikit canggung karena Mia langsung membuang muka begitu melihatnya. "Kau ... berubah pikiran?" tanya Cord kemudian.

Mia tersentak, dia buru-buru menatap Cord dan mata mereka bertemu. Pria itu dengan sorot mata teduh dan hangat menatap Mia penuh kasih. Seolah ia sedang mencoba mengerti apa yang Mia pikirkan. Namun, Mia justru merasakan hal yang berbeda. Tatapan hangat Cord mendadak terasa begitu misterius. Seolah ada sesuatu di dalam sana yang menariknya, membuat Mia menatap mata yang tajam itu lebih lama lagi.

"Kita bisa menunda keberangkatan kalau kau masih sulit meninggalkan rumah ini." kata Cord lagi.

Mia segera tersadar, dan ia menggeleng keras. "Ti—tidak, Tuan—ah, maksudku, Cord ...." kecanggungan merebak, dan kegugupan Mia membuat Cord penasaran. "Aku hanya ...."

"Hanya?" Cord mengulang ucapan terakhir Mia.

"Hanya ... eum, sedikit teringat pada ayah dan ibu." jawabnya cepat, bahkan terlalu cepat.

Cord mengangguk paham. Dia yakin Mia pasti sedang bergumul dengan batinnya karena sebentar lagi mereka akan meninggalkan rumah ini. Sebelum beranjak dari sana, Cord mengambil tas ransel yang tersampir di pundak Mia, kemudian membawanya.

"Kau boleh berpisah dulu dengan seluruh kenangan di rumah ini. Aku akan menyiapkan mobil, dan membawa ini." Cord tersenyum lembut, sebelah lesung pipi tipis terlihat, dan itu sangat menawan.

Mia hanya mengangguk, akan tetapi bertanya-tanya dalam hati. Apakah Cord memang setampan itu, atau ada yang tidak beres dengan diriku? Ah, ini pasti karena Ashley dan Rihana!

Tak berapa lama Mia keluar, dan mendapati Cord sudah menunggunya di dalam SUV hitam yang bertengger di halaman. Lagi-lagi, Mia dengan canggung membuka pintu. Cord tersenyum lagi saat melihatnya, dan Mia sibuk memaki dirinya sendiri karena bereaksi berlebihan atas senyuman itu.

PerfectionaloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang