Chapter 3 : Something New

2.5K 169 21
                                    

Bacanya abis buka puasa aja ya, soalnya rada ekhem prikitiw.

Terhitung sejak seminggu lalu Anna menghabiskan waktunya dirumah ini bersama Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sejak seminggu lalu Anna menghabiskan waktunya dirumah ini bersama Jaemin. Lebam pada wajah dan tubuhnya sudah memudar berkat pemuda itu. Sedikit banyak Anna bersukur mengingat Jaemin belum pernah menyentuhnya lebih jauh. Ia benar-benar merawatnya dengan baik.

Kehidupan barunya tidak bisa dikatakan membaik mengingat ia baru menghitung hari terbebas dari Jaehyun. Selain itu, Jaemin masih asing baginya. Ia belum tau luar dalamnya Jaemin, entah pikiran seperti apa yang bisa terbesit dalam kepala kecilnya. Anna harus tetap waspada.

Ngomong-ngomong, Anna belum melihat Jaemin dari semalam. Entah dugaannya atau bukan, tapi pemuda itu sering sekali pergi keluar seperti orang sibuk. Ia bahkan pernah tidak pulang selama dua hari, mungkin hal itu juga yang membuat Jaemin belum bisa menyentuhnya.

“Menikmati waktu bersantaimu, nona Park?” sinis seorang perempuan dewasa. Ia terlihat sibuk mengorek isi kulkas.

“Kau tidak akan menghasilkan uang jika hanya mendudukkan pantat di kasur kebangsaanmu itu” lanjutnya yang dihadiahi tatapan Anna tak suka.

“Definisi beban yang sesungguhnya. Ck ck ck”

Anna masih terdiam tak menyahutinya. Anna hanya ingin tau seberapa jauh gadis kurang ajar itu memakinya.

“Kenapa sih, Jaemin gemar sekali menampung orang asing. Dia kira toko ini tempat penampungan?”

“Kau cemburu?” Anna yang sudah geram akhirnya angkat bicara.

Dia adalah teman yang dimaksud Jaemin membantunya mengolah toko tato ini. Dari awal Jaemin memperkenalkannya, Anna tahu bahwa gadis yang bernama Byun Jeha itu tak menyukainya. Ia bahkan bicara secara terang-terangan menyuruh Jaemin mengusirnya. Anna yang mempunyai niat baik untuk berkenalan jadi enggan dekat-dekat dengan gadis urakan itu. Cih, tak sudi.

Gadis itu tertawa hambar, “Atas dasar apa aku cemburu? Kau tidak berpikir jika dirimu satu-satunya perempuan yang digagahi Jaemin 'kan?”

Anna jengah, ia bersidekap mendekati Jeha yang masih sibuk entah mencari apa. “Aku hanya bertanya”

“Baik-baiklah. Jangan biarkan dirimu berakhir seperti perempuan lain, Park Anna” ujar Jeha mendekatkan dirinya, ia menepuk pundak Anna sambil terkekeh, gadis itu kemudian berbisik pelan “Kau tidak mau dijualkan?” ucapnya terdengar menyebalkan ditelinga Anna.

“Bagaimana pun, aku takkan pernah membiarkan jalang sepertimu menggeser posisiku, Anna” gadis itu terlihat menyunggingkan senyumnya antusias.

Anna sedikit cemas. Tapi dirinya menaikkan dagu seolah menantang gadis dihadapannya, “Biarkan Jaemin memilih, aku tak peduli”

***

Jaemin menyeka luka disudut bibirnya yang mulai mengering, tubuhnya pegal-pegal setelah menghabisi beberapa bajingan lagi. Jika sudah seperti ini, Jaemin tak bisa tinggal diam. Ia harus memutar otaknya menyusun strategi agar orang-orang itu tutup mulut dan mau memihaknya. Ia harus membangun aliansi terlebih dahulu sebelum menghancurkannya.

DEEP ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang