Chapter 2 : Scars

2.8K 205 19
                                    

Anna tak banyak tanya saat pemuda asing itu membawanya pada tempat yang sama asingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna tak banyak tanya saat pemuda asing itu membawanya pada tempat yang sama asingnya. Anna hanya mengalungkan lengannya pada leher Jaemin memandangi jalanan sepi yang mereka lewati. Tak lama kemudian, mereka berhenti disebuah toko bercat abu pekat. Jika Anna tak salah ingat, tempat ini lumayan jauh dari gang yang tadi mereka masuki.

Didorongnya sebuah pintu kaca yang ditempeli banyak stiker dengan pola unik tersebut, lalu suara denting bel terdengar saat mereka masuk.

Hal pertama yang menyapa indera penglihatan Anna adalah beberapa poster yang tertempel hampir memenuhi sisi dinding, memperlihatkan orang-orang dengan berbagai macam motif tato dibeberapa bagian tubuh mereka. Lalu Anna menjatuhkan pandangannya pada beberapa set mesin yang Anna tak ketahui fungsinya, juga ada beberapa jenis jarum yang tergeletak diatas meja.

Dibaringkannya Anna pada kursi panjang yang biasa digunakan untuk pelanggan. Darisini, Anna bisa menyimpulkan bahwa dirinya berada disebuah toko pembuatan tato.

"Nah, Anna. Ini rumahku" pemuda Na itu menyeret kursi, mendudukkan dirinya tak jauh dari tempat Anna berbaring.

Anna kemudian bangkit, ia juga ikut mendudukkan dirinya mengahadap pemuda itu.

Toko ini yang sebut ia rumah?

"Aku tak main-main saat menawarkanmu seratus juta won, Na Jaemin" ucap Anna menatap pemuda itu yang kini berdiri menyurai rambutnya.

"Aku tau tempat ini lebih mirip gudang daripada rumah. Tapi Anna, hidup itu tak selalu tentang uang"

Anna terdiam mendengar ucapannya. Benarkah yang ia bilang?
Lalu bagaimana dengan orang yang mencari uang demi kebahagiaan?
Pelacur tidak mungkin ada jika mereka tak membutuhkan uang. Mereka memang tak bahagia dengan pekerjaannya, tapi uang membuat mereka bahagia. Jadi, apa yang membuat pemuda Na berkata demikian?

"Kau sendiri yang menawarkan diri menjadi budakku 'kan?" Jaemin menatapnya lurus dengan raut tak terbaca. Tangannya terangkat menyusuri lebam diwajah Anna, lalu memperhatikan beberapa tanda yang ada dileher jenjang Anna, sesekali mengelusnya sensual.

"Jangan bilang kau menyesal dengan penawaranmu Anna. Aku tidak suka gadis labil" ucapnya berakhir dengan elusan ditulang selangka Anna membuatnya meremat ujung kaos yang ia kenakan. Anna menggigit bibirnya merasa terintimidasi, sementara Jaemin mengulang kalimatnya namun lebih singkat.

"Kau menyesal?"

Dengan cepat Anna menggeleng yang langsung dihadiahi usapan dipucuk kepalanya, "Good Girl".

Anna menunduk kembali diserang rasa takut. Ia bahkan tak berani mengangkat wajahnya menyikapi tingkah Jaemin yang tiba-tiba mengimpit tubuh Anna dengan kedua tangannya, mengukungnya tak memberi jarak. Anna hanya bisa terdiam saat sebelah tangan Jaemin berada dipinggangnya, menyusup masuk dan mengelusnya, lalu perlahan Jaemin mengangkat kaos pendek yang Anna pakai, "J-jangan sekarang. Aku sedang kacau" parau Anna menahan tangan Jaemin.

DEEP ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang