12 (PDM)

51.3K 6.5K 543
                                        

Iaros dan Jean yang duduk di depan kami saling berpandangan, canggung, sementara aku ingin mengubur diriku hidup-hidup.

Louise sendiri tersenyum puas dengan situasi ini...

Madam Magie pun ikut serta, menyediakan teh dan cemilan di rumah kaca, tempat kami berempat duduk manis dan mengadakan 'jamuan teh' mendadak.

Untung saja, Yvone sedang keluar, tanpa mengetahui kekasihnya sedang dijebak oleh Louise.

"Apa yang kau katakan pada Grand Duke?" bisikku pada Louise,

Bagaimanapun ini aneh, Louise mengadakan ini semua dalam sekejab mata, terlalu kilat, walau dia mendapatkan dukungan penuh dari Madam Magie sekali pun, "Aku menjual namamu," bisik Louise, menjawab pertanyaanku, sudah kuduga.

Iaros sendiri melirik Louise, mengingat ancamannya tadi;

***

"Kalau Grand Duke tidak meminjamkan Prajurit Jean, maka aku akan suruh Ursula MENCARI PRIA LAIN dan kurasa Grand Duke tidak akan suka," kata Louise sejam yang lalu, menemui Iaros paksa, kemudian mengancamnya.

Apa itu alasannya?

Ursula ingin menemui Jean, karena SURUHAN Louise? Tapi kenapa, "Grand Duke bisa ikut kok, aku pun akan ada disana, jadi Grand Duke bisa lebih tenang," lanjutnya, mengatakan hal yang paling ingin Iaros dengar.

Hanya Jean sendiri yang tidak mengerti maksud dan tujuan pertemuan aneh ini, Ursula jadi merasa bersalah, dan membuka percakapan mereka, "Maaf, Prajurit Jean, aku terkesan memaksa ingin bertemu-" ucapnya,

Jean melirik Iaros, memastikan dia bisa menjawabnya atau tidak, "Tidak masalah,"

"URSULA INGIN MENCARI 'PACAR' DAN AKU MENYARANKAN PRAJURIT JEAN UNTUK ITU!" tambah Louise, dengan suara keras, terlalu keras, sampai rahang Iaros mengeras, Jean pucat pasi, dan Ursula, "LOUISE!?" segera menutup mulut sahabatnya itu-

"Apa-apaan itu!?" bisiknya frustasi, "Supaya seru," balas Louise sangat puas, sial, "Bu-bukan, pacar, lebih tepatnya, seseorang yang akan menemaniku di pesta tuan putri nanti." senggah Ursula cepat, mengarang bebas.

***

"Kenapa bukan denganku?"

Eh, aku berbalik ke Iaros, tidak hanya aku, Louise dan Jean pun demikian, kami semua...

"Yang Mulia bersama Tuan Putri," jawabku, bukannya itu sudah sangat jelas, dia kekasihnya, Yvone tidak mungkin sendirian di pestanya nanti, sangat tidak mungkin.

Wajah Iaros menggelap, "Apa karena itu kau menuliskan soal aku menjadi kaisar dan Yvone menjadi permaisuri di bukumu," serangnya,

Apa dia tidak bisa melupakannya saja?

Lagipula,

ITU SALAHNYA, karena membaca catatan orang lain tanpa izin, "Apa ada yang salah?" serangku balik,

"Kau tidak ingin bersamaku,"

"Yang Mulia duluan, yang bersama orang lain."

"Hubungan kami tidak seperti itu,"

"Memangnya seperti apa? Yang jelas bukan suami istri, bukan?"

"Kukira kau tidak peduli,"

"Aku peduli,"

Ah-

Kepala Louise dan Jean yang awalnya bergantian menatapku dan Iaros, selayaknya menonton pertandingan bola pimpong akhirnya berhenti bergerak.

Please Choose MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang