A Trailer - QUINN OF ILIOS -
•
•
•Dengan pandangan yang mengedar, Leysia melangkahkan kakinya perlahan. Benak tuan putri itu kian berkecamuk kala ia tak menemukan apapun di tempat yang baginya terasa sangat asing ini.
Sebuah hamparan luas yang terlihat begitu indah, namun tak ada satupun makhluk hidup yang terdapat di tempat ini. Sungguh, dimanakah ia? Dan, mengapa ia harus berada di tempat seperti ini?
"Selamat datang, wahai tuan putri Alenta..."
Di tengah rasa gundah yang menggelayuti benaknya, sebuah suara penuh wibawa seketika menarik atensi Leysia. Dengan cepat, tuan putri itu berbalik, dan seketika itu pula Leysia bersimpuh kala ia mendapati sosok sang kakek buyut, Dewa Helios sang dewa Matahari berdiri tepat di hadapannya.
"Bangunlah tuan putri Alenta.." ucap Helios dengan segaris senyum di wajahnya.
Dengan patuh, Leysia membawa tubuhnya berdiri. Kepala tuan putri itu menunduk dengan kedua tangan yang menyatu di depan perutnya. Kini Leysia paham, rupanya sang kakek buyutlah yang membawa ia kemari.
"Bagaimana kabarmu, wahai tuan putri Alenta?"
Mendengar ucapan Helios, sorot mata Leysia terangkat, menatap teduh sang kakek buyut yang tersenyum hangat kepadanya.
"Hamba baik-baik saja, wahai penjaga siang kami yang agung. Kerajaan Anatolia memperlakukan hamba dengan sangat baik. Hamba berhasil memasuki istana Anatolia dengan sedikit tipu daya. Dan tentang itu, hamba meminta maaf. Hamba sama sekali tidak bermaksud buruk sedikitpun," Jelas Leysia. Sorot mata tuan putri itu kembali menurun, mengalihkan pandangannya dari sang kakek buyut.
Suasana hening sekejap.
"Wahai putriku Alenta, bagiku itu bukanlah sebuah tipu daya. Kau adalah calon ratu yang sangat bertanggung jawab. Dan lagi, kau tengah berusaha membantu, menyembuhkan Cyrus Anatolia. Di banding sebuah tipu daya, kurasa kau adalah seorang ratu yang berbudi pekerti."
"Hamba tidak sebaik itu, wahai penjaga siang kami yang agung." Lirih Leysia. Calon ratu Ilios itu tetap menundukkan kepala, lengkap dengan segaris senyum di paras cantiknya.
Suasana kembali hening, namun kedua rungu Leysia menangkap langkah kaki yang perlahan mendekat. Hingga kemudian, langkah kaki itu berhenti tepat di sisinya.
"Angkat kepalamu, tuan putri Alenta. Apa kau tahu dimana kita berada saat ini?"
Perlahan, Leysia mengangkat kepalanya. Dan seperdetik berikutnya, tuan putri itu melangkahkan kakinya, mengikuti langkah pelan sang kakek buyut.
"Tempat ini, di akhir perjuangan mu nanti, kau akan berada di sini bersama sang Tyron selanjutnya. Berhasil atau tidaknya langkah kalian berdua dalam memenuhi garis takdir yang telah di tetapkan para dewa, akan di tentukan di tempat ini." Ucap Helios. Sang dewa matahari itu terus melangkah dengan kedua tangan yang menyatu di pinggulnya, lengkap dengan Leysia yang berjalan beriringan di sisinya.
Leysia terdiam, semburat garis tipis memenuhi dahi calon ratu Ilios itu. Sangat ketara jika sesuatu tengah mengusik benak Leysia.
Hingga sekejap berikutnya, Leysia menarik napas dan mengeluarkannya perlahan.
"Maafkan hamba, wahai penjaga siang kami yang Agung. Namun, sampai saat ini hamba sama sekali belum mengetahui tentang siapa calon Tyron berikutnya. Dua pangeran itu, memiliki sifat yang begitu berbeda. Lagipula..." Ucapan Leysia terhenti kala ia merasakan tepukan lembut di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUINN OF ILIOS : THE LAST KING
Fanfiction[ HOLD ON ] Siapa yang tak mengetahui tentang ILIOS? Sebuah kerajaan yang terletak di pulau Rhodes, pulau milik Helios dengan segala keberkahan dewa yang menyelimutinya. ILIOS adalah kerajaan milik Helios sang dewa matahari yang terletak di muka bum...