THE PROBLEM'S

1.9K 502 394
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari telah berganti. Di dalam kamar yang di persiapkan untuknya, Leysia tengah mempersiapkan diri untuk kembali memeriksa keadaan sang Cyrus pagi ini. Dan jika dugaan sang tuan putri itu benar, sepertinya ia telah mengetahui sakit yang di derita oleh sang Cyrus. Namun, Leysia tetap harus memeriksanya sekali lagi demi mendapatkan jawaban yang pasti.

Leysia memang telah berada di Anatolia, negeri tempat Tyron selanjutnya berada dengan menyamar sebagai tabib dan menawarkan diri untuk mengobati sang Cyrus. Namun kendati menjadi tabib hanya sebuah penyamaran, Leysia tetap berniat melakukan yang terbaik demi kesembuhan sang Cyrus, raja agung Anatolia.

Bersama Helena, Leysia melangkahkan kaki keluar dari dalam kamarnya. Kaki jenjang tuan putri yang tertutup pakaian menjuntai kebawah itu melangkah pelan menyusuri koridor kerajaan menuju kamar sang Cyrus. Hingga langkah kakinya terhenti kala ia melihat dua presensi berdiri di depan pintu masuk kamar sang Cyrus.

Pandangan Leysia saling bertumbuk dengan dua orang itu. Setelah menghela nafas pelan, Leysia kembali melangkah. Kali ini ia sedikit menundukkan kepalanya. Dan sekejap berikutnya Leysia memberi salam dengan sopan kala ia berada tepat di hadapan kedua orang yang berdiri seolah menunggunya.

"Apa kau benar tabib yang akan membuat sang Cyrus sembuh?" Tanya seorang yang Leysia yakini adalah ratu Anatolia.

Leysia membungkuk dengan sopan, sementara kedua tangannya bertumpu di depan perutnya sendiri. Dan begitu badannya telah kembali berdiri dengan tegap, ia mulai berbicara dan menjawab pertanyaan yang di lontarkan sang ratu kepadanya. Namun tetap, pandangan mata Leysia menurun. Ia tak mungkin membalas tatapan sang ratu, itu suatu hal yang tidak sopan baginya.

"Benar yang mulia. Saya adalah Leysia, pengembara dari Eretria."

Sang ratu terdengar menghela nafas, kali ini suara Jedrick mengudara.
"Masuklah, kau bisa memeriksa keadaan sang Cyrus sekarang."

"Baik pangeran." Jawab Leysia.

Leysia pun memutar badannya dan mulai memasuki kamar sang Cyrus, namun samar-samar kedua rungunya masih menangkap percakapan sang Ratu dan pangeran Jedrick .

"Di mana adikmu itu? Pangeran Jace?"

"Entahlah ibu.. aku tak melihatnya pagi ini."

"Ish! Benar-benar pangeran tak tau diri."

"Ibu.. ku mohon jaga ucapan ibu."

Leysia menghela nafas pelan, dalam hati ia menduga sesuatu yang tidak baik telah terjadi di negeri Anatolia ini. Namun ia berharap, semoga itu hanya dugaan buruknya saja.

Begitu tiba di hadapan sang Cyrus, Leysia memposisikan dirinya di sisi Cyrus. Gadis yang sebenarnya adalah tuan putri itu lantas meraih pergelangan tangan Cyrus dan mulai memeriksanya dengan seksama. Bahkan Leysia sampai memejamkan kedua matanya demi mendapat detakan yang sempurna.

QUINN OF ILIOS : THE LAST KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang