WHO ARE YOU, JACE?

2.4K 517 294
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Malam ini udara terasa dingin, di balkon kamarnya, Leysia termenung dengan tangan yang terlipat di depan dada. Kedua mata tuan putri itu menatap lurus kedepan, menatap nanar hamparan pilar-pilar kokoh istana Anatolia yang berada jauh di depannya.

Siapapun yang melihat Leysia, pasti paham jika calon ratu Ilios itu tengah gelisah. Itu terlihat dari semburat garis-garis tipis yang terlihat samar di dahinya. Tampak jelas jika sesuatu tengah mengganggu benak tuan putri Leysia.

"Tuan putri..."

Leysia terkesiap, sebuah suara pelan di belakangnya, seketika menarik eksistensi Leysia sepenuhnya.

Leysia menghela napas pelan, menolehkan sedikit kepalanya seolah memberi isyarat pada Helena agar melanjutkan ucapannya.

"Tuan putri, hari sudah malam. Aku telah membereskan tempat tidur anda, beristirahatlah."

Leysia terdiam, tak bergeming sedikitpun. Tuan putri itu kembali menatap lurus hamparan pilar-pilar istana dan mengabaikan ucapan Helena.

Namun sekejap kemudian, Leysia kembali menghela napas perlahan dan berucap dengan lirih.
"Helena, katakan padaku. Apa yang terjadi di Aula istana beberapa saat lalu?"

Helena terdiam, ia sangat paham maksud pembicaraan tuan putrinya itu. Bukan maksud Helena untuk bersikap tidak sopan dan mengabaikan pertanyaan Leysia. Hanya saja, ia masih berusaha menyusun setiap kalimat di dalam otaknya sebelum akhirnya melaporkan segala hal yang ia ketahui.

Suasana menghening sekejap.

Helena menghela napas pelan, membungkukkan sedikit kepalanya dan mulai berbicara setelahnya.
"Yang terjadi di Aula istana, para petinggi kerajaan murka tuan putri. Itu di sebabkan karena pangeran Jace tidak menghadiri pertemuan para petinggi kerajaan. Mereka merasa, pangeran Jace sama sekali tidak menghargai ibu ratu dan pangeran Jedrick."

Leysia terdiam. Sorot tajam penuh wibawa sama sekali tak mengendur dari kedua mata tuan putri itu.
"Lanjutkan." Titahnya.

"Saya juga mendengar, jika ketidak hadiran pangeran Jace di pertemuan itu membuat keadaan semakin panas dan bergejolak. Kubu yang menentang pangeran Jace untuk naik tahta semakin kuat. Dan bukan hanya itu, dukungan para petinggi kerajaan untuk pangeran Jedrick semakin besar tuan putri. Sangat kecil kemungkinan untuk pangeran Jace menjadi Cyrus Anatolia."

Leysia terdiam. Perlahan, kedua mata Leysia terpejam erat. Ia paham jika Jace adalah sosok dingin. Namun Leysia sama sekali tak menyangka, jika satu pangeran itu, seolah menghambat segala jalan yang harus ia lalui.

QUINN OF ILIOS : THE LAST KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang