"Aku ingin gaun yang cantik!!!"
Butik besar dengan desain modern itu mendadak hening karena teriakannya. Banyak pasang mata yang menoleh dan menatapnya, meminta penjelasan. Tapi ia hanya tersenyum, kikuk, sedikit menundukkan kepala dan bersembunyi di balik punggung sahabat yang sekaligus menjadi pemilik butik ini.
Tiara, sahabat baiknya itu hanya melotot kesal kearahnya. Lalu meminta maaf pada beberapa pengunjung sambil membungkukkan badan sedikit. "Maaf..."
Melani segera menarik tangan Tiara. Mengajaknya sedikit berlari menuju ruang kerja Tiara di sudut kanan, tak jauh dari lorong panjang menuju ruang penyimpanan gaun. Ia tahu, sahabatnya itu akan terus mengomel dan membuat telinganya panas. Dan ia tidak akan membiarkan image seorang Tiara yang terkenal anggun, ramah dan murah senyum itu hilang, hanya karena tingkah konyolnya dengan berteriak, berceramah panjang lebar....
Bukankah itu perbuatan yang sangat baik? Ugh!
"Aku minta maaf!"
Buru-buru Melani mengatupkan kedua tangan. Memejamkan mata rapat, bertindak seolah-olah sangat menyesal. Meskipun bibir tipisnya tetap tersenyum lebar. Melani tahu, sudah sangat hafal dengan kalimat demi kalimat bijak yang akan sahabatnya katakan. Dan ia tidak mau mendengar semua itu sekarang. Hatinya sedang sangat bahagia. Ia sedang tidak butuh nasehat.
"Huftt... " Tiara mendudukan tubuhnya kesal di atas sofa kesayangannya. Membiarkan kepalanya menyandar dan tersenyum sambil menatap langit-langit ruangan. "Kalau saja kau tidak menarikku kesini... kau tahu kan, apa yang akan aku lakukan?" Tawanya terdengar renyah. "Aku belum bisa membayangkan bagaimana Kak Seno akan beraksi melihat sikapku yang seperti itu."
Melani ikut tertawa dan duduk di sebelah Tiara. Mengeluarkan ponselnya sebentar lalu memasukkannya kembali setelah melihat beberapa notifikasi yang tidak ia harapkan. "Aku akan memberi tahu Kak Seno kalau kau mau. Kau juga tahu kan, Kak Seno sangat percaya pada adik tercantiknya ini... "
Tiara menggelengkan kepala. Geli. Tidak mengerti bagaimana cara berpikir sahabatnya ini sampai bisa memiliki kepercayaan diri yang begitu tinggi. Tapi, ya... meskipun apa yang Melani katakan tidak sepenuhnya salah. Gadis penyuka es krim tapi membenci coklat itu memang cantik, pintar, dan sangat menjaga bentuk tubuh. Terbukti dengan bagaimana indahnya tubuh langsing itu akan membuat setiap pria menahan nafas, lalu bersiul ria jika ia berjalan, bak seorang model. Kulitnya putih bersih. Rambut kecoklatan dan dagu terbelah seksi.
Hhmmm...
"Oke, sayangku... " Tiara mengambil kertas dan pensil kesayangannya. "Baju seperti apa yang ingin kau kenakan besok saat menikah?"
Melani melompat kegirangan. Persis seperti anak kecil yang keinginannya makan permen terpenuhi, sambil berjalan di tempat wisata dan tertawa melihat tingkah monyet yang melompat lincah dari satu dahan ke dahan lainnya. Gadis yang bulan depan sudah genap berusia 27tahun itu bahkan tidak perduli kalau tiba-tiba heels nya patah dan kakinya terkilir. Ia terus melompat-lompat riang mengitari ruangan, sesekali memperagakan gerakan dansa. "Kau sangat tahu apa yang aku inginkan, kan? Tidak usah banyak bertanya. Lakukan saja. Dan aku akan memberikan bonus setelah pernikahanku selesai." Senyum manis itu terus menghiasi wajah cantiknya. Hanya dengan memikirkan bagaimana indahnya hari pernikahannya esok saja sudah membuat hatinya berbunga-bunga. Dekorasi indah, tatanan bunga di setiap sudut, kue pernikahan yang hebat... "Tiara... aku mencintaimu!!!!"
Tiara tergelak. Tawanya lebih keras dari sebelumnya. "Ayo sudah, duduklah Mel... aku tidak mau sampai terjadi salah paham dan calon pengantinmu kabur karena tingkah konyol mu itu!"
"Ish!" Melani lebih memilih duduk di sofa dekat jendela. "Kau akan tahu rasanya seperti apa kalau Kak Seno sudah melamarmu. Jangan menggodaku ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You
RomansaMenikah adalah satu hal penting, yang untuk setiap orang akan memiliki pendapat berbeda. Begitu juga dengannya. Melani. Seorang gadis manis yang menginginkan sebuah pernikahan hebat dengan segala keindahannya. Terlebih, saat kekasihnya, Dimas melam...