3🍋

848 88 13
                                    

"Senpai kau harus membersihkannya dulu!"

"Senpai kau harus menggemburkan tanahnya dulu!"

"Senpai kau harus menggalinya lebih dalam!"

"Senpai jangan memegang bibitnya seperti itu!"

"Sen-"

"CEREWET"

Bentakan Sasuke membuat gadis bersurai indigo dihadapannya tak berkutik. Menghentikan Hinata dan segala ucapannya tentang cara menanam tanaman yang baik dan benar.

Hahhhh padahal susah payah ia menjelaskan.

"Oh ttt-tap-tap-"

"URUSAI! Jika kau masih cerewet seperti itu sebaiknya aku pergi! Dan kau! kerjakan semuanya sendiri!" Ucap Sasuke mulai beranjak dari tempatnya.

Melakukan hal yang membosankan seperti itu memang bukan keahlian Sasuke. Olahraga dan aktivitas fisik lebih menarik perhatiannya. Maka kali ini ia berniat membolos dari klub bodoh ini dan melarikan diri ke gedung olahraga. Disana mungkin ia bisa sedikit meregangkan ototnya dengan bermain basket sekitar beberapa menit sampai klub bodoh ini selesai. Lagipula Sensei Ubanan itu tak ada di sini jadi-

"EEEHHEEEEEMMM"

'Kuso'

Buyar sudah apa yang Sasuke rencanakan ketika mendengar Toneri berdehem dan berdiri tepat di hadapannya.

Not today Sasuke.


"Emm Uchiha-senpai kenapa kembali? Bukankah kau akan pergi?" Tanya Hinata bingung.

"Ah! Setelah ku pikir-pikir kau pasti akan kesusahan kalau aku meninggalkanmu jadi aku akan membantu" Jawab Sasuke mencoba mencari alasan.
Prinsip Sasuke harus tetap menjaga gengsi.

Itu yang utama.

'Padahal sumber kesusahan ku itu kau Senpai'


"Senpai Yamete! Kalau cara kerjamu seperti itu, taman ini bukan semakin membaik tapi malah akan semakin rusak!"

Hinata miris melihat kelakuan Sasuke yang terlalu brutal untuk ukuran tanam-menanam. Padahal Sasuke berkata ingin membantunya tapi sekarang malah membuat pekerjaannya semakin berat.

Benar kan?

Memang Sasuke adalah sumber kesusahannya.

"Kau menghinaku! Aku sudah cukup sabar untuk mengikuti arahanmu. Bahkan kau menyuruhku ini dan itu seperti babumu aku tetap lakukan. Sekarang apa masalahnya?!"

"Ne Uchiha-san! Apa kau tidak terlalu kasar pada Hinata. Dilihat dari manapun kau yang salah! Sudah sewajarnya Hinata menegurmu. Melakukan hal baru untuk pertama kalinya tak mungkin akan menghasilkan hal yang sempurna kan Uchiha-san?" ucap Toneri tiba-tiba.

Untuk kali ini mungkin Sasuke akan menurut. Ia tak mau menambah masalah. Bisa-bisa hukumannya malah akan ditambah. Sebenarnya jika tak mengingat hukuman sialan ini ia tak segan memberi wajah Uban-sensei itu dengan mahakarya dari tonjokan tangan indahnya. Sayang sekali ia harus bersabar menahan hasrat tercelanya itu.

"Segera bereskan kekacauan yang kau buat Uchiha-san! Kegiatan klub hari ini akan segera berakhir. Jadi cepatlah!"

Mendengar ucapan Toneri membuat Sasuke melayangkan tatapan tajam ke arahnya. Balasan yang Sasuke dapatkan hanya seringai tajam dari Toneri.


Sudah beberapa hari ini Sakura rutin mengunjungi pemuda bersurai kuning yang masih terbaring lemah di ranjangnya. Perasaan cemas masih menghampiri melihat tak ada tanda-tanda pemuda itu sadar. Sakura masih tak menyangka Sasuke benar-benar seserius ini menghajar Naruto.

LeMon Tree🍋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang