Setelah sehari absen untuk menenangkan diri dan mencerna kejadian yang membuatnya malu bertemu Toneri-sensei, Hinata memberanikan diri untuk kembali masuk sekolah.
Jujur saja sebenarnya setelah kejadian itu, Hinata sempat menangis dan berpikir dia sudah tidak suci lagi. Bersyukurlah ada internet, yang menolong Hinata dari kepolosannya. Jika tidak, mungkin Hinata akan membuat geger seluruh keluarga Hyuga.
Hari ini, Hinata sengaja memilih berangkat ke sekolah jauh lebih pagi.
Tujuannya apa?
Jelas untuk menghindari hal yang tidak ia inginkan. Yaitu bertemu Toneri.
Dengan langkah perlahan sambil melirik kiri kanan ia menuju kelas.'Sejauh ini aman',
batinnya ketika sampai koridor dekat kelasnya.
"Hinata!"
'Ah Kami-sama'
Baru saja ia dapat bernapas lega, Toneri malah muncul tepat di hadapannya.
Cobaan apa lagi ini.
"Hinata kau baik-baik saja? Kemarin aku mencarimu tapi tidak ada. Tenten juga bilang kau absen dari kelas." Ucap Toneri khawatir.
Sungguh saat ini Hinata bingung harus menjawab dan bersikap seperti apa. Ia berharap lantai yang ia pijak muncul lubang dan bisa tertelan di dalamnya.
Tak mendapat jawaban dari Hinata, Toneri memberanikan diri meraih tangan Hinata.
"Eeemm kau marah padaku Hinata? Maaf atas tindakan ku yang lancang beberapa hari lalu. Kumohon jangan abaikan aku."
Sebenarnya Toneri tak berniat meminta maaf atas tindakannya. Ia berpikir tindakannya tidak salah karena ia dan Hinata memang harusnya melakukan itu atau bahkan lebih. Luar biasanya bahkan Toneri sudah mebayangkan dan menyusun rencana untuk aksi selanjutnya.
Mesum bukan Sensei yang satu ini?
"A-a-no Sensei a-a-kku tidak ma-ma-rah. A-a-ku hanya ma-ma-lu."
"EH!?"
Sebelum Toneri mencerna jawabannya, Hinata sudah berlari kencang meninggalkan Toneri.
"Sial! Sangat menggemaskan!"
Hari ini mungkin adalah hari buruk untuk Hyuga Hinata. Setelah berhasil kabur dari Toneri, ia harus menghadapi introgasi dari sang sahabat. Untungnya Hinata berhasil mengalihkan pembicaraan secepatnya. Bisa gawat jika introgasi dadakan itu berlanjut. Dengan kemampuan bohong yang pas-pasan pasti membuat Hinata langsung ketahuan dan harus mencertakan kejadian yang ia anggap memalukan itu.
Eeiiitsss.....
Masih ada satu lagi masalah yang menambah hari buruknya menjadi semakin buruk.
Jaket
Ya.. Hinata masih tahu diri untuk mengembalikan jaket dari sang Uchiha bungsu. Walaupun bahkan ia tak berniat meminjamnya, tapi tetap saja ia harus mengembalikannya. Apalagi Senpainya itu sudah baik hati menolongnya beberapa hari lalu. Mungkin ia akan membuatkan bento lain kali sebagai ucapan terima kasih. Ia jadi teringat ketika menemukan jaket yang ada dalam paper bag yang sedang digenggamnya ini tersampir di bahunya beberapa hari lalu, membuat ia bertanya-tanya siapa pemiliknya. Tapi setelah sadar bahwa saat itu orang yang bersamanya hanya Sasuke, tidak salah lagi memang ini adalah jaket senpainya itu. Walaupun ia masih tidak menyangka Sasuke akan sebaik itu padanya. Kalian tahu lah setiap bertemu senpai yang sayangnya tampan itu selalu membuat ia jengkel.
Dengan langkah pelan dan jantung yang terus berdebar Hinata menuju kelas Sasuke. Dalam hatinya juga sibuk merapal doa agar ia bisa selamat kembali ke kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LeMon Tree🍋
Romansabaca dulu gak maksa gak suka skip aja #picture nyomot from Pinterest #All character milik Masashi Kishimoto saya cuma minjem