6🍋

731 75 10
                                    

Membutuhkan waktu yang panjang bagi Toneri untuk memutuskan Sasuke tidak bersalah. Semua itu berkat penjelasan panjang dari Hinata yang membuat pandangannya tentang kejadian sebelumnya menjadi lebih positif. Lagian mana mungkin kan gadis yang baru bangun dari pingsan dengan rona merah masih menjalar di wajahnya itu berbohong? Hinata terlalu baik untuk melakukannya. Tak mau memperpanjang masalah, Toneri kemudian menarik tangan Hinata dan mengantar Hinata pulang. Toh kegiatan klub juga sudah usai jadi tak ada salahnya mencuri kesempatan dengan mengantar gadisnya pulang.

Sasuke yang sejak tadi diam mendengar segala tuduhan Toneri mulai memutar bola matanya dengan malas. Ia sudah dituduh, sempat diberi bogem, lalu sekarang apa? Ditinggalkan tanpa rasa bersalah seolah kejadian tadi tak pernah terjadi. Bahkan kata maaf dari Toneri juga tak didapatkan Sasuke.

'Bajingan'

.

Semenjak kejadian di gudang, Toneri menjadi sangat agresif mendekati Hinata. Ia menganggap kejadian tersebut sebagai tanda bahwa perjuangannya untuk mendapat cinta dari Hinata akan sangat sengit ketika Sasuke muncul menjadi rivalnya. Awalnya Toneri tak menghiraukan keberadaan Sasuke karena ia pikir Sasuke tak menunjukkan ketertarikan sedikit pun pada Hinata. Namun, ia salah. Kejadian di gudang membuktikan bahwa Sasuke juga menyimpan ketertarikan pada Hinata. Oleh karena itu, Toneri memutuskan untuk lebih agresif lagi. Mulai dari mengantar jemput Hinata, mendekati keluarganya dengan membawakan barang-barang kesukaan mereka, sering memanggil Hinata ke ruangannya bahkan untuk hal sepele seperti meminjam bulpoin, merapikan mejanya atau sekedar memberi nasihat yang bahkan Hinata tidak butuh.

Semua semakin parah ketika sedang ada di klub berkebun. Toneri selalu mengikuti Hinata kemana pun. Selalu menempel di sisi Hinata dan berusaha terus mendapat atensi darinya. Dan jangan lupakan tingkah protektifnya menjaga Hinata supaya tidak dekat-dekat dengan Sasuke bahkan dalam jarak sejengkal. Sasuke dan Hinata tak sengaja bertatapan saja, Toneri langsung memasang mode siaga dan langsung mengalihkan perhatian Hinata padanya. Tak lupa ia akan memberikan Sasuke tatapan mematikan juga. Anggota klub lain hanya bisa menatap kasian pada Hinata yang agaknya sedikit risih dengan kelakuan Toneri. Siapa suruh menjadi gadis yang tidak enakan?

.

"Hinata! Toneri-sensei memanggilmu ke ruangannya."

Seorang siswi tiba-tiba menghampiri meja Hinata dan Tenten ketika Hinata dan Tenten sedang asyik menikmati bento di kelas.

"Oh Ya Tuhan! Lagi?"

Hinata hanya mencoba tersenyum dengan enggan ketika melihat reaksi Tenten. Ia juga sudah lelah sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi Hinata tidak bisa mengabaikan panggilan Toneri begitu saja.

Membereskan bentonya, Hinata berniat pergi menemui Toneri jika saja Tenten tak menahan tangannya untuk tetap kembali duduk.

"Begini ya... gadis yang tidak enakan di depanku. Tolong jawab pertanyaan temanmu dengan baik, Mengerti?"

Hinata mengangguk patuh.

"Kau suka diperlakukan seperti itu oleh Toneri-Sensei?"

Hinata menggeleng

"Kau terganggu?"

Mengangguk

"Kau risih?"

"Sedikit"

"Kau ingin semua kembali normal seperti biasanya?"

Mengangguk lagi

"Kau ingin terus seperti ini?"

Menggeleng

"Ya kalau begitu bilang dong pada Toneri-sensei. Buang rasa tidak enakmu itu! Bersikaplah tegas padanya! Jangan biarkan ia terus seenaknya!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LeMon Tree🍋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang