S E C O N D ; Foreign World

22 3 0
                                    

SEORANG gadis berperawakan mungil menyusuri pepohonan lebat seraya mencari bahan-bahan pengobatan untuk kebutuhan beberapa hari ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEORANG gadis berperawakan mungil menyusuri pepohonan lebat seraya mencari bahan-bahan pengobatan untuk kebutuhan beberapa hari ke depan. Pakaian sederhana melekat ditubuh gadis itu. Sedangkan kepalanya terbalut oleh topi besar yang tersambung dari bajunya.

Bersamaan dengan itu, binatang bertubuh agak besar yang semula senantiasa berada di atas pundaknya kini mulai menunjukkan perilaku sedikit aneh. Maeglin memutari tubuh gadis itu dengan hidung kembang kempis. Hewan berjenis hampir menyerupai rubah dengan bulu tebal yang mempunyai kemampuan khusus itu sedaritadi menatap kearah kiri. Mengisyaratkan gadis itu agar mengikuti petunjuk lewat arahannya.

Hanya suara langkahnya yang mengisi sunyinya hutan itu, serta sedikit gemerisik karena banyak dedaunan yang baru saja berjatuhan. Setelah mengikuti arahan dari Maeglin, gadis itu menghentikan langkah saat penciumannya menangkap harum yang menyegarkan.

Dari tempatnya berpijak, dapat dilihat dari penajaman matanya. Diatas rumput rindang, seorang gadis terbaring dengan gaun putih satin tipis memanjang hingga hampir seluruh tubuhnya tertutup. Cukup lama mereka terdiam. Karena baru pertama dalam hidup mereka untuk bertemu dengan sosok yang disebut manusia. Langsung dengan sekali dugaan, mereka menyimpulkan seseorang yang mereka temui tersebut tidak memiliki keturunan makhluk selain manusia.

Walau begitu, benak gadis itu terus bertanya-tanya mengenai harum semerbak itu. Bagaimana bisa seorang manusia dapat mengeluarkan harum yang menyengat bahkan dari jauh sekalipun. Dengan penuh pertimbangan, ia mendekati gadis itu yang terlihat tak sadarkan diri. Ia tidak ingin beransumsi apapun tentang keadaan gadis yang terpejam matanya itu. Entah dia sekarat atau pingsan.

"Vez, menurutmu apa dia manusia sungguhan? Bukan-- maksudku, kenapa harum ini berasal dari manusia biasa sepertinya?" tanya gadis itu. Maeglin berbicara tak jelas. Tapi gadis itu paham apa yang di ucapkannya.

"Aku pikir dia memang manusia. Oslitte, coba dekati dia. Aku ingin lihat lebih jelas."

Lewat pembicaraan mereka, Oslitte kemudian menurunkan topinya. Tangannya terulur untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi setengah wajah gadis tersebut. Pupil Oslitte sedikit membesar dengan kecantikan paras yang dilihatnya. Tidak ada sedikitpun yang terlihat kurang di wajah terlewat indah ini.

"Mau kita apakan dia? Laporkan ke desa atau tinggalkan dia sendirian di sini?" Oslitte bertanya lagi pada Maeglin. Namun sebelum Maeglin sempat menjawab, mata Oslitte menangkap pergerakan di jari gadis itu.

"Dia sudah sadar!"

Castela Anquerra. Gadis yang saat ini terbaring dengan seluruh gerak tubuh yang sulit digerakkan. Matanya berusaha menyesuaikan dengan silauan cahaya. Otaknya memaksanya untuk menerawang dari sebelum ia sadar. Mencari alasan mengapa ia ada di tempat ini, meski yang di dapat hanya rasa nyeri yang terus menghunjamnya.

"Bahkan matanya sangat berkilau, Vez. Oh, sungguh, gadis ini sangat cantik."

"Diamlah, kau membuatnya takut."

The Hidden KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang