LANGIT cerah dan berawan pertama kali di lihat saat Castela mengekspos pintu. Senyum cerah muncul dibibir merah gadis itu. Ia kira tidak akan ada langit sebiru ini setelah kemarin hanya abu-abu menghiasi langit. Sesuai janji Oslitte kemarin, ia akan mendatangi persekitaran yang dihuni rakyat disini.
Rasa penasarannya sudah melebar untuk menelusuri dunia ini. Sebelum berangkat, Castela dipinjamkan terlebih dulu beberapa busana oleh Oslitte, sangat jarang Castela melihat model baju seperti itu. Namun begitu dikenakan, ia tak menyangka dapat cocok di tubuhnya.
Castela mengerjapkan matanya berkali-kali saat Maeglin muncul di hadapannya. Ia tak melihat darimana datangnya. Pria itu berpakaian sedikit lebih normal dibanding saat pertama kali ia berubah wujud. Meski, masih ada jubah panjang yang tergantung di sekitar lehernya memberi kesan mewah.
"Bagaimana? Sudah siap, Tuan Putri?" tanya Maeglin ramah dengan senyum tipisnya.
Pipi Castela memerah saat Maeglin menyebutnya seperti itu. Cukup menggelikan kalau panggilan itu tertuju padanya. Castela menjawab dengan anggukan. Tak lama Oslitte keluar dari dalam dengan keranjang kecil yang menggantung di lengan bawahnya.
"Untuk apa keranjang itu, Oslitte?"
Sebelah alis Oslitte terangkat. "Aku akan membeli beberapa roti di desa, jadi aku harus membawa ini."
Castela membulatkan mulutnya. Tanpa berlama-lama, mereka bertiga memulai berjalan menuruni hutan yang sedikit curam untuk bisa tiba di tujuan. Letaknya cukup jauh, Castela sedikit berkeringat akibat cuaca yang perlahan memanas.
Dari tempatnya berdiri, Castela mulai merasakan hawa sejuk serta melihat rumah-rumah penduduk yang berjejer rapi. Ukuran rumahnya memang tidak besar, namun terlihat sangat indah dan penuh warna. Selain itu, ntah Castela salah melihat. Di sana cukup banyak peri-peri kecil yang terbang berkeliaran.
Hebat! Mimpi... teruslah berjalan. Aku mau melihat makhluk-makhluk lainnya yang pernah aku baca di buku dongeng.
"Apa mereka juga salah satu penduduk di sini?" Castela bertanya dengan menunjuk peri-peri itu.
"Tidak. Mereka hanya datang jika ada rakyat yang membutuhkan pengobatan khusus," balas Oslitte.
Mereka telah tiba di depan toko roti kecil. Tidak sedikit yang menatap Castela terang-terangan sebab penasaran. Karena saat Castela datang, mereka sudah menduga bahwa ia bukan berasal dari kaum mereka. Berkat penciuman tajam yang mereka miliki, Castela sukses mengundang tatapan para rakyat.
"Em.. Oslitte, apa tidak masalah aku berada di sini? Maksudku, mereka menatapku seintens itu."
Oslitte mengelus tangan Castela guna menenangkan gadis itu. "Jangan khawatir, Ela. Ada aku dan Maeglin di sini. Mereka hanya baru pertama kali melihat manusia murni."
"Manusia murni?"
Sebelum Oslitte menjawab, ia memilih terlebih dulu beberapa jenis roti untuk di belinya. Sesekali menjawab dengan ramah beberapa pertanyaan dari penjual. Memang cukup banyak yang mengenal baik sosok Oslitte, dengan perawakan mungil namun berwatak rendah hati. Mereka menganggap gadis itu sebagai penyelamat kecil baginya, sebab Oslitte sering kali mengobati beberapa warga yang terserang wabah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Kingdom
Fantasy[Fantasy - Romance] Terbawa ke dunia yang sangat berbeda jauh dari tempatnya berasal. Castela harus dihadapi banyak rintangan. Salah satunya, bertemu dengan Pangeran dari Kerajaan yang letaknya jauh tersembunyi. Banyak mahkluk yang menjadi legenda s...