SEPASANG sayap perlahan terlihat di punggung tegap seorang pria. Dengan bulu-bulu berwarna abu pekat, membentang lebar dan membawanya terbang ke langit. Kaideen menajamkan penglihatannya, dikawal oleh Asterix Hyperion. Seorang pengawal kepercayaan Kaideen sejak masih kecil, sekaligus pemimpin Warriors tertinggi bagian utara. Asterix sangat menghormati calon rajanya itu.
Kaideen sekadar ingin melihat-lihat perbatasan Kerajaan. Mengantisipasi jika ada Rogue— atau makhluk lainnya yang berusaha menerobos pack istana. Sebenarnya, ia tak perlu repot-repot melakukan ini. Karena sudah ada warrior penjaga yang selalu berganti tugas memantau perbatasan Kerajaan. Ia hanya ingin membuang sedikit waktu kosongnya, sebab jadwal pelatihannya sudah selesai beberapa menit lalu.
Selesai mengamati sekitar, Kaideen memutuskan kembali ke istana untuk mengurus beberapa pekerjaan yang rata-rata memakan waktu cukup lama di ruang kerjanya. Masih banyak setumpukan kertas yang harus ia tanda tangani mengenai kerjasama mengenai beberapa politik serta surat permintaan. Kaideen sempat malas meladeni beberapa dari mereka yang gelap mata ingin menguasai garis khitah Kerajaan.
Pancaran kilat di kedua mata Kaideen menyorot dingin disepanjang lorong luas istana. Tak sekalipun dia melepas topeng yang terpasang di wajahnya. Mengabaikan beberapa hormatan dari maid yang berdiri di sisi dinding. Kaideen mengesampingkan perihal yang di bicarakan Hernes–– Ayahnya tempo lalu. Sungguh, tidak terselip di benaknya untuk mencari pasangan. Karena, ia tidak ingin terbagi waktu karena sosok mate dengan urusan pribadinya.
Pintu ruangan dibuka oleh Asterix. Kaideen memberi jubah kebesarannya pada pengawalnya. Duduk di kursi miliknya, memulai pekerjaan yang cukup menyita seluruh waktu pentingnya.
Di tengah waktu, seseorang me-midlink Kaideen. Begitupun dengan Asterix yang sontak berdiri tegak dari duduknya. Midlink itu saling terhubung dengan Kaideen.
"Mohon ampun karena mengganggu waktu, Pangeran. Saya mendapat kabar dari Kerajaan Wizard Aerous, mereka mengirim surat berisi pernyataan khusus untuk berkunjung setelah perayaan kenaikan pangkat Pangeran beberapa hari lagi," ujar seseorang di seberang. Pena yang di genggam Kaideen mengendur kala baru menyadari kenaikan tahta tak akan lama lagi dirayakan.
Asterix berdiri di depan meja Kaideen dengan kedua tangan berada di belakang punggung. "Susun jadwalku sesingkat mungkin," perintah Kaideen singkat.
"Dimengerti, Pangeran. Ada lagi yang bisa saya bantu?"
Kaideen menggeleng sebagai jawaban. Setelahnya Asterix pamit untuk ke ruang kerja pribadinya yang bersebelahan dengan ruang Kaideen. Memijat pangkal hidung, Kaideen berjalan menuju jendela besar di sebelahnya. Di dalam kepalanya penuh dengan segala macam bentuk pikiran.
"Pasangan? Huh. Tidak lebih penting dari pekerjaanku."
༻❁༺
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Kingdom
Fantasy[Fantasy - Romance] Terbawa ke dunia yang sangat berbeda jauh dari tempatnya berasal. Castela harus dihadapi banyak rintangan. Salah satunya, bertemu dengan Pangeran dari Kerajaan yang letaknya jauh tersembunyi. Banyak mahkluk yang menjadi legenda s...