Chapter 3

8 5 1
                                    

"Halo?," sapa Aira setelah mengambil panggilan telpon tersebut.

"Hehh!! Ternyata lo anak baru ya! Ngapain tadi elu mau-mau aja di anterin sama Daffa?! Ohh mau caper sama Pacar gue rupanya!," bacot suara tadi dan entah itu siapa.

Pacar? Batin Aira.

"Sorry..ini siapa ya?" tanya Aira bingung.

"Gue Jeclin! Sekali lagi elu deketin Pacar gue, gak segan-segan gue celakain elu! Ingat itu!" kata Jeclin langsung mengakhiri panggilan tersebut secara sepihak.

"Huhh.. Salah lagi aku." lirih Aira.

***

Jam 4 sore Aira terbangun dari tidur nyenyaknya, bergegas masuk ke kamar mandi dan menghidupkan shower , lalu mengguyur badannya dengan tenang. Setelah mandi dan berganti pakaian, Aira segera keluar dari kamarnya.

"Baru bangun Ira sayang? Ayo makan dulu sudah dari tadi gak makan loh, entar sakit Cucu Mbah yang cantik" kata Mbah saat Aira sampai di ruang keluarga.

"Iya Mbah,"

Setelah Aira memakan makanannya, Aira kembali ke dalam kamar bergegas Sholat kemudian setelah itu Aira belajar dan menyiapkan buku untuk pelajaran besok. Setelah menyiapkan buku dan belajar, Aira  kembali menuruni tangga ke ruang keluarga dan duduk di sofa meraih remot dan menghidupkan TV.

"Non...mau minum jus? Biar Mbak buatin," tawar Mbak Asri pada Aira.

"Gak usah Mbak..." tolak Aira sopan.

"Baik Non, Mbak ke belakang dulu ya Non,"

"Iya Mbak"

"Ira... Kamu lagi apa?," tanya mbah yang baru selesai sholat Ashar dikamarnya.

"Lagi nonton nih Mbah," jawab Aira.

"Sudah Sholat kamu?" tanya Mbah lagi.

"Iya sudah Mbah, Mbah Ira kangen Bunda," Kata Aira dengan mata yang berkaca-kaca, hendak menangis.

"Yahh...belum setahun pindah udah main kangen-kangenan" ledek Mbah.

"Hehe...ya gitu Mbah, walaupun udah lama disini dan belajar beradaptasi, rasanya waktu berjalan dengan cepat dan berlalu, jadinya kangen sama Bunda disana" lirih Aira.

Selama Aira di Australia, Aira sudah belajar bahasa Indonesia, namun belum terlalu fasih. Setelah hampir setahun Aira di Indonesia Aira jadi mudah beradaptasi dan memulai sekolahnya di kota ini.

"Kamu kesini ingin bertemu Ayahmu kan, kenapa tidak bertemu Ayahmu lebih dulu?" kata Mbah.

"Kalo itu sih, Ira belum siap ketemu Ayah Mbah, Ira juga gatau dimana Ayah berada" jawab Aira sedih.

"Ya Allah...maafkan Ayahmu ya Nduk" ucap Mbah memeluk Aira Cucu satu satunya dengan lembut.

"Mbah.." isak Aira

"Mbah, Ira ke kamar aja ya besok sekolah"

"Yasudah.." jawab Mbah tersenyum.

Aira menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dengan ukuran King Sizenya dan memainkan ponselnya.

Sejujurnya Aira ingin sekali menelpon Bundanya, tetapi sebelum itu Aira harus mencari Ayahnya lebih dulu. Ayahnya hilang kabar sejak mengetahui Anak perempuannya di bully. Aira tidak mengetahui alasannya mengapa Ayahnya hilang kabar sampai saat ini.

Aira kemudian menangis dan tak lama kemudian  terlelap.

"Nduk? Nduk Ira? Sudah tidur?," panggil Mbah sambil mengetuk pintu. Berkali-kali mengetuk dan memanggil nama Aira. Tapi tidak ada jawaban, Mbah langsung membuka pintu kamar Aira yang kebetulan tak terkunci. Didapatnya Cucu semata wayangnya terlelap dengan air mata yang membasahi pipinya. Mbah mengelus pucuk kepala Aira dengan iba kemudian mengambil selimut dan menutupi setengah tubuh Aira.. Mengecup kening cucunya "Yang sabar ya Cucu Mbah tersayang" mbah mematikan lampu dan segera keluar.

***

Keesokan paginya. Aira bangun setelah alarm ponselnya berbunyi, Aira pun bergegas mandi dan bersiap diri pergi kesekolah. Setelah bersiap diri Aira meraih ransel Pink nya lalu turun untuk sarapan.

"Good morning" sapa Aira ramah pada Mbah.

"Iya sayang" balas mbah "ini Mbah sudah siapin nasi goreng kesukaan kamu" ucap Mbah sambil menyodorkan piring berisi nasi goreng pada Aira.

"Thanks Mbah" jawab Ira kemudian lanjut melahap nasi gorengnya.

"Ohh ya Ira, mobil kamu sudah selesai diservice, jadi kamu kesekolah pakai mobil kamu aja ya, soalnya motor mau dipakai sama anaknya Mas Hadi" kata Mbah menerangkan.

Mas Hadi itu Supir Pribadi Keluarga Arkananta, yang lebih tepatnya supir terpercaya nya Mbah.

Setelah sarapan Aira meminum minuman yang telah disiapkan Mbah Asri, lalu berpamitan pada Mbah. "Ira berangkat Mbah, Assalamualaikum!"

Setelah menyalakan mobilnya Aira langsung berangkat ke sekolah. Baru hendak membelokan mobilnya, tiba-tiba ada motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Aira terlonjak kaget lalu mengerem mobilnya, sedangkan motor tersebut dan penggunanya terjatuh di trotoar. Aira bergegas turun dari mobilnya lalu berlari mendekati orang tersebut. Orang itu menggunakan seragam sekolah yang sama dengan Aira, yang artinya orang itu satu sekolah dengannya.

"Kamu gapapa? " tanya Aira khawatir.

"Gapapa gimana?! Sakit tau!" Kata orang tadi seraya membuka helm fullfacenya, lalu menatap Aira.

"Kamu?!" pekik Aira kaget.



Tbc







Segini dulu guys...
Maaf klo ceritanya rada kurang menarik, but i'll try my best untuk membuat  dan melanjutkan cerita ini..

Semoga kalian suka ya

Jangan lupa Follow, klik Star nya dan share ya
Dukung aku terus biar makin semangat dan membuat cerita ini semenarik mungkin

Thx 💖





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Not A Monster!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang