1. Prior to the mission

1.1K 190 51
                                    

SMUT WARNING [!]

RAPAT besar baru saja selesai dibahas di kota Lugia. Tepatnya di dalam ruangan rapat kastil pemerintahan kota itu. Para ilmuwan sudah beranjak pergi dari sana, menyisakan hanya dua orang di dalam ruangan luas yang remang dengan cahaya keunguan.

Lugia adalah sebuah kota maju yang dipadati oleh manusia level C yang sudah berevolusi. Oksigen disana tipis, membentuk organ-organ dalam manusia yang tinggal disana mengecil untuk menyesuaikan diri, terutama paru-paru agar bisa bernafas leluasa.

Dua orang yang sedang berada di dalam ruangan rapat itu adalah Huang Renjun, sang ilmuwan astronomi sekaligus pilot veteran di Lugia. Ia sengaja tinggal di ruang rapat bersama dengan kekasihnya, seorang profesor metafisika bernama Jay Park.

Umur mereka sama tua. Sama-sama sudah berumur 27 tahun. Sejak umur 15, Renjun sudah menjadi pilot andalan pasukan kota itu, menjelajahi galaksi untuk memuaskan hasratnya yang haus akan penelitian alam semesta.

Jika di planet hijau di usia segitu, mereka masih termasuk anak-anak, di planet ungu tempat kota Lugia berpijak, umur 15 tahun sudah dianggap sebagai umur legal untuk masuk dalam pasukan militer.

Ilmu pengetahuan adalah Tuhan di Lugia. Empati dan moral diabaikan disana oleh kebanyakan penduduk. Hanya walikotanya saja yang masih punya empati yang cukup tinggi, juga dua sahabatnya yaitu Renjun dan Jay yang kini masih saling memandang sengit satu sama lain.

Mereka sedang berdebat hal tidak penting. Seperti kebanyakan pasangan, masalah yang diusung juga hanya hal sepele.

Tentang rambut Jay yang dicat jadi blonde tanpa izin Renjun.

"Kenapa blonde? Kenapa tidak merah?" dengus Renjun sebal, melipat kedua tangan di depan dada.

"Daripada membahas rambutku, kenapa tidak membahas dirimu saja? Sudah kubilang planet itu berbahaya. Kami tidak mau apa-apa terjadi padamu." Jay, kekasihnya membalas tak kalah sarkas.

"Apa pedulimu durian?" Renjun sadar dengan keputusannya. Tapi misi ini adalah misi yang penting dan sangat berarti baginya, terutama bagi Soobin.

Selama ini Renjun hanya bisa mengawasi planet yang sedang mereka bicarakan, dari kejauhan tanpa bisa menembus lebih dekat kesana. Namun karena akhir-akhir ini planet itu menunjukkan beberapa kejanggalan dan perubahan ganjil, Renjun tidak ingin kehilangan kesempatan.

"Aku harus kesana. Planet itu ternyata bukan kumpulan gas raksasa seperti Paganevir. Planet aneh itu tidak terdaftar dalam sistem galaksi kita."

"Lantas kenapa? Bukankah aneh jika kau memutuskan kesana tanpa persiapan apapun? Kenapa tidak kau biarkan planet itu? Terlalu bahaya jika kau kesana." Jay masih bersikeras menahan kekasihnya itu.

Tapi memang pada dasarnya Renjun dan Jay itu sama; sama-sama gila ilmu, perkataan yang keluar dari mulut Jay saat ini malah terdengar seperti omong kosong belaka.

Sebagai sepasang kekasih, mereka terikat dengan ketertarikan yang diciptakan bersama-sama. Bukan dari perasaan. Tapi dari selangkangan. Bagi penduduk Lugia, perasaan cinta yang mengikat tidak lebih dari reaksi biologis semata dalam tubuh mereka.

Waktu yang berjalan karena kedekatan yang terjalin sejak kecil akhirnya membuat Jay dan Renjun terjebak dalam ketertarikan itu dan membawa hubungan mereka menjadi sepasang kekasih seperti sekarang ini.

"Cerewet. Keputusanku sudah bulat. Rapat sudah diputuskan dan Soobin juga sudah setuju."

"Tapi Soobin setuju karena kau memaksanya, Renjun."

Mengabaikan Jay, Renjun mendecakkan mulutnya. "Aku berangkat besok."

Ilmuwan itu memakai kacamata hitamnya dan bersiap pergi dari ruangan, membiarkan pandangannya yang tidak mendapat cukup penerangan semakin gelap saja.

Skaargia ✦ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang