Sorry for typo(s)
***
Renjun, menghela nafas nya lelah. Dia kembali menengok jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya, ini sudah lewat dari satu jam sesuai yang di janjikan dengan lelaki bekulit tan itu.
Tapi, lelaki yang memiliki kulit tan itu belum menunjukan batang hidung nya sama sekali.
Renjun tidak suka menunggu.
Renjun, sama sekali tidak suka menunggu.
Rasa cinta nya pada Mark saja ingin segera di balas. Tapi dia dengan terpaksa harus menunggu Mark bisa terbuka dan peka dengan perasaan nya.
"ASTAGA! LEE HAECHAN BODOH ITU KEMANA SIH?" Teriak Renjun dengan kesal. Dia sudah mengirim nya pesan, tapi tidak di balas, di telfon juga tidak di angkat.
Di meja nya bahkan sudah terdapat tiga gelas minuman yang sudah habis. Dan air di gelas ke empat nya sudah mencapai setengah.
"Renjun?"
Renjun mendongakan kepala nya, pandangan nya dia alihkan kepada sang pemilik suara yang baru saja memanggil nya.
"Sudah menunggu lama?"
Haechan, bertanya pada Renjun pertanyaan bodoh yang mana berhasil membuat Renjun memukul kepala bermarga Lee itu dengan brosur yang dia terima dari sales yang lewat dengan kesal.
"Aduh! Sakit, bodoh." Haechan mengaduh, dia mengusap kepala nya yang baru saja di pukul oleh lelaki manis itu.
"Aku sudah menunggu dengan bodoh hampir dua jam disini, Lee Brengsek Haechan."
Haechan menutup mulut nya rapat, dia sudah membuat lelaki manis ini kehilangan mood nya karena menunggu dirinya.
Tapi tak lama, Haechan tersenyum lebar. Dia memberikan satu bouquet mawar yang dia beli sebelum bertemu dengan Renjun dan memberikan nya kepada pemuda manis itu.
Renjun, menatap bunga mawar itu dan kembali menatap Haechan bergantian. Dan, yang ditatap hanya merasa aneh karena bunga yang dia berikan tidak kunjung di ambil oleh Renjun.
"Ada apa?" Akhirnya Haechan bertanya.
"Untuk apa bunga ini?"
"Untuk mu, apa lagi?"
"Aku bertanya bukan untuk siapa, tapi untuk apa."
"Hanya iseng, mawar putih. Kau menyukai nya?"
Renjun mengernyitkan dahinya heran, dan menghela nafas nya. Dia mengambil bouquet mawar itu dan mencium aroma yang keluar dari bunga mawar itu.
Haechan menatap Renjun bingung, "apa ada bau nya disana?"
Renjun melirik Haechan dan tersenyum singkat lalu menggelengkan kepala nya. "Tidak ada, hanya.. aku senang melakukan ini."
"Ah.. iya iya." Haechan hanya bisa menganggukan kepala nya meng-iyakan pendapat Renjun itu walau terkesan aneh. Tidak apa, selagi Renjun itu manis, Haechan akan meng-iyakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCEST
Randombukankah seharusnya hubungan kakak dan adik itu wajar? wajar jika saling menyayangi, mencintai, melindungi,saling peduli satu sama lain, dan bahkan membuat nyaman akan posisi nya masing-masing. Yah, itu wajar untuk seorang adik dan kakak. tapi baga...