[Minjeong POV]
A-apa yang aku lakukan? Kenapa.. kenapa aku biarin Karina unnie nyentuh dadaku? Aku tidak percaya.. jika tatapannya itu membuatku gila. Tatapan itu- tatapan itu. Aku seakan pernah melihatnya, menusuk, menguasai, menekan jiwaku. Tapi.. tapi dimana?
Aku merasakan tangan Ratu Iblis itu meremas dadaku pelan, dia meremas dari luar bajuku. Pijatan lembut itu membuatku merasa gugup. Aku.. aku tidak pernah seperti ini. Kenapa, apa yang aku lakukan!?!?
"Ah- ahh! Unnie.." lenguhku perlahan karena merasakan tangan Karina unnie semakin cepat meremas dadaku.
Karina unnie menatapku, aku bisa melihat matanya berkilau dan terlihat seperti ingin memakanku. "Yes, Princess?"
Tubuhku menggeliat menerima sensasi yang diberikan oleh Karina unnie, kemudian aku merasakan jika dia berhenti meremas dadaku dan digantikan tubuhku yang serasa melayang.
Karina unnie menggendongku ternyata, dia menggendongku ke pangkuannya. Sekarang posisiku adalah seperti bayi koala yang sedang digendong. Kaki kanan dan kiriku berada di pinggangnya, mengeratkan kakiku kepinggangnya.
Aku memeluk lehernya agar tidak terjatuh, "U-unnie.. kamu mau melukannya disini?" tanyaku pada Ratu Iblis itu.
Karina meletakan tangannya di pinggangku, dia menaikan sebelah alisnya. "Menurutmu? Do you want to do it here, Princess?"
Entah Iblis apa yang merasukiku-atau mungkin Iblis suruhan Karina yang merasukiku, aku memberanikan mencium bibirnya. Hanya kecupan, tidak lebih. Hey, aku belum ahli melakukan ciuman panas, tau!
"Uhh~ aku ingin jalan-jalan dulu. Bersamamu, ke pusat perbelanjaan terdekat sini. Apa boleh? Lagi pula, ini masih terlalu cerah untuk melakukan 'itu', unnie~ sekarang pun masih jam 11.17, bagaimana jika kita melakukannya saat malam hari nanti? Di kamar, tentunya." ucapku dengan nada manja. ASTAGA KENAPA AKU BISA BERTINGKAH NAKAL SEPERTI INI? HERMAN.
"Bagus juga, jadi kamu ingin melakukannya di mansion, Princess? Baiklah, jika itu maumu. Kamu kesini dengan limousine yang aku siapkan untukmu bukan?" aku melihat Karina memainkan beberapa helai rambutku dengan jari tangan kanannya.
Aku menjawab dengan mengangguk saja, serius aku terlalu lemas karena perlakuan Karina pada dadaku tadi. Jadi sekarang aku hanya menyenderkan kepalaku dibahunya dengan posisi yang sama tadi, seperti koala. Tidak bisa aku elak jika aku menyukai sentuhannya itu. Ugh, Tuhan. Maafkan aku telah jatuh kedalam dosa nafsu ini.
Karina pun menepuk tangannya dua kali, seakan dia memanggil sesuatu. Dan benar saja, sekarang ada 2 Iblis yang berada diruangan itu, tepat di belakang sofa yang sedang kami gunakan untuk bercumbu sebentar tadi, mereka muncul tiba-tiba setelah Karina menepuk tangannya. Wih, hebat banget ya ini Ratu Iblis??
"Aku akan membawa Minjeong ke pusat perbelanjaan. Kalian tolong urus sisa pekerjaanku." oh, dia cuma nyuruh aja ternyata. Enak banget ya jadi bos, huft.
"Baik, yang mulia."
WUSSSSSS
Eh, menghilang?? Gitu doang?
"Neee, unnie~ Kamu enak sekali tinggal menyuruh anak buahmu untuk menyelesaikan pekerjaanmu." ujarku sedikit sebal. Abisnya aku iri, coba aku bisa begitu pas kuliah!
Btw, ngomong-ngomong soal kuliah. Aku belum bicara ini ke Karina unnie. Nanti sajalah, toh aku juga lagi males soalnya memasuki ujian akhir semester. Akupun belum menyiapkan mental serta fisikku untuk itu. HEH TAPI, YANG LAGI KULIAH JANGAN IKUT IKUTAN KAYA AKU YAH!
Karina mengelus punggungku dengan lembut dan mencium pucuk kepalaku, "Kenapa? Kamu iri?"
Aku memeluk lehernya dengan erat, lalu menggosokan hidungku ke kulit lehernya yang putih itu, "Hng, iri." gumamku pelan sambil menganggukkan kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon's Slave.
FantasyKim Minjeong, atau bisa kita panggil dengan Putri Winter. Dia mengalami kejadian aneh, dimana dia bertemu sesosok penguasa kegelapan yang menjadikannya Putri di neraka dan sekaligus menjadi budak sang penguasa kegelapan. "Ba-bagaimana ini bisa terj...