"Siapa pria tadi ?" Mingyu bertanya pada Seokmin yang di balas senyuman lembut.
Tak langsung menjawab membuat Mingyu sedikit geram. Seokmin malah asik memilih milih minuman soda di mesin.
"Aku bertanya padamu Lee Seokmin." Nadanya agak ketus dan dingin. Tanda dirinya kesal.
"Kenapa kau peduli. Dia dari kalangan orang kaya-, biasanya kau membenci."
Mingu tertawa dengan alasan klise Seokmin yang tak mengakal sama sekali di kepalanya.
"Kau menyukai pria tadi-, iyakan." Seokmin terhenti dari pergerakannya.
Ia menatap Mingyu nanar, tanyanya membekap mulut si pria tinggi dan menyertnya kebawah tangga.
Seokmin meletakkan telunjuknya di bibir isyarat untuk Mingyu agar menutup mulut. Karena bagaimanapun juga Mingyu itu Heboh jika bersama Seokmin.
"Jangan keras keras- ya aku menyukainya." Mingyu tertawa lalu menarik satu bangku bekas tak terpakai dan mendudukkan dirinya.
Posisi mereka sekarang adalah dibawah tangga rooftop. Tepatnya di depan ruang janitor.
"Yah sudah kuduga sangat kentara-, sejak kapan kau suka membaca buku samacam tadi." Mingyu bersolek bangga akan tebakannya yang tepat sasaran.
"Diam kau Kim-, kau tau sendiri bahwa kita berbeda kasta." Bahu pria senyum kuda merunduk kecewa akan Takdir nya yang tidak kaya. Padahal di desa ayahnya juragan terpandang.
"Aku tak melihat di mengkastakan dirinya. Dia nampak menerima mu. Maksudku ia mau berbaur dan bercengkrama denganmu bahkan tersenyum untukmu di saat teman temanya memandang dirinya mencibir-" Seokmin mengembangkan senyum dengan penuturan itu.
Mingyu benar, Wonwoo nampak tak menolak dirinya, tak pula mengkastakan diri seperti kebanyakan siswa kaya disini. Kecuali Mingyu.
"Tapi apakah manusia sesempurna Wonwoo mau dengan ku, ah Bakan berjalan bersama saja nampak tak pantas. Jeon Wonwoo seperti wine mahal sedangkan aku hanya lalat yang mengerubungi nya."
Senyuman yang tadi mengembang perlahan luruh beku berganti sendu. Tatapannya jatuh pada Mingyu yang menatapnya acak.
"Kau senang sekali ya merendahkan diri, dengar akan ku bantu kau mendekatinya. Serahkan padaku- kau tahu dia adalah roommate ku." Mingyu berdiri menepuk nepuk bahu Seokmin membuat si empu tersenyum.
"Wahahaha, Kim Mingyu kau memang yang terbaik. Semoga saja Wonwoo mau menerimaku. Jika nanti berkencan aku akan mengirimkan beras dari ladang ayah untukmu setiap bulannya Kim."
"Yah akan ku buat berendam nanti biar kulitku putih. Hahahahaha, lagi pula kulihat tak ada yang lebih serasi daripada kau untuk bersanding dengan pria pucat cantik itu-"
Keduanya tertawa terbahak, Seokmin membusungkan dada lalu tertawa jumawa.
"Ada-"
Mingyu dan Seokmin menghentikan tawa. keduanya berbalik mendapati seorang pria yang baru saja turun melalui tangga. Yang berarti sehabis dari rooftop
"Apa maksudmu." Ujar Mingyu. Ia tak tahu siapa pria didepannya ini. Berbanding dengan Seokmin yang sudah sedikit memundurkan langkahnya menatap si pria takut.
"Wonwoo adalah berlian yang terlalu mahal untuk didapatkan petani sepertimu." Pria itu mendekat kearah Seokmin. Memberikan tatapan mengintimidasi dan senyuman remeh.
Mingyu geram, ia menarik kerah pria itu untuk menghadapinya. Sebuah pukulan hampir dilayangkan jika saja Seokmin tak menahan lengan kokoh Mingyu.
Mingyu melepaskan cengkramannya, pria tersebut merapihkan kembali almamater hitamnya yang agak kusut.
"Berpikirlah, kau lebih pantas dengannya ketimbang si anak petani ini. Aku yakin anak pungut keluarga Kim akan merebut kekasih impianmu itu petani."
Pria itu berjalan menabrak bahu keduanya, langkah kakinya sombong dan besar seperti omongannya. Dagunya mendongak bak dialah yang patut dihormati. Cih menjijikan di mata Mingyu.
"Kurang ajar sekali. Siapa ?"
Mingyu menatap sosok Seokmin meminta penjelasan. Seokmin balas menatapnya, menelaah dari atas hingga bawah tubuh Kim Mingyu.
"Choi Seungcheol benar. Kau lebih pantas dengannya ketimbang aku-" Seokmin sudah minder untuk keratusan kalinya mendebat tentang perasaan itu.
"Siapa Choi Seungcheol, apa haknya mengatur perasaan orang lain hah !"
"Mantan kekasih Jeon Wonwoo. Mereka hampir bertunangan. Akan tetapi Seungcheol menghilang tiba tiba. Dia mengerti bagaimana selera Wonwoo dan dia bilang kalau kau-"
"Diam. Jangan berkata sepatah katapun. Perbaiki percaya dirimu baru kau perjuangkan pemuda kurus menyebalkan itu. Aku sedang kesal- temui aku di rooftop jika kelas selesai. Mengerti."
Mingyu dengan kasar memijakkan kaki menaiki tangga. Membanting kasar pintu besi rooftop menimbulkan desingan memekakkan telinga Seokmin. Mingyu yang meredam amarah sangat mengerikan.
#teamSeokwoo
#teamMeanie
#teamWoncheol- 🐺
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet | Meanie
FanfictionSeberapa pintar kamu menyembunyikan sebuah hubungan. MxW