Eh salah header :')
Mingyu menghela napas kasar setelah membanting pintu rooftop kencang. Ia kesal nan lelah menjadi orang kaya.
Otak saja yang sekolah sikap tidak. Ini baru hari pertamanya sekolah hell. Apa apaan perasaan menyebalkan ini.
Rambut biru gelap itu ia acak sembarangan. Melonggarkan dasi dan mematik sigaret menyimpannya di mulut.
Kursi bekas ia turunkan dan tertarik ke tepi pembatas rooftop. Kakinya ia naikan ke pembatas merebahkan bahu pada Sandaran kursi.
Pikirannya kembali melayang ke pria pucat pemilik novel. Seokmin begitu memujanya sangat terlihat dari mata yang berbinar katika si pria pucat tersenyum. Senyum yang manis.
Kepulan asap dari tar yang ia sesap dihempaskan ke udara. Memejamkan mata membiarkan lembayung bayu membelai halus wajahnya.
Mingyu tak sengaja menjatuhkan pematiknya membuat dia harus menoleh ke kiri dan menunduk.
Kegiatan mengambil koreknya terhenti mendapati seorang pria yang duduk dimeja punggungnya bersandar pada dinding.
Mingyu mendekatinya, dan dapat dipastikan si anak itu tertidur pulas. Di pangkuannya terdapat novel biru dengan judul Elanor and Park.
Mingyu baru menyelesaikan buku itu Minggu kemarin omong omong. Melihat tag yang ada di almet anak itu Mingyu berubah kesal kembali.
Jeon Wonwoo, tertidur. Disini. Di rooftop kotor.
Mingyu menendang kaki meja pelan membuat getaran yang mampu membangun kan siswa Jeon.
Mata keduanya bertemu untuk beberapa detik keduanya saling mengunci pandang. Wonwoo menyudahinya dengan meregangkan tubuh.
"Oh hai Kim." Wonwoo tersenyum gemas. Tapi maaf saja Mingyu kebal dia tak lemah seperti kalian.
"Hm" Mingyu hanya bergumam tapi tak berniat untuk pergi meninggalkan Wonwoo.
"Disini nyaman bukan." Wonwoo mengeluarkan susu coklat dari paper bag di sebelahnya. "Kau mau- "
Mingyu menggeleng, ia membuang pandangannya ke depan. Menatap hamparan kota yang sedang bersemu oranye karena musim gugur
"Di sini dingin, kau tak memakai scraf mu. Kenapa-"
Sial lidahnya sangat kelu hanya untuk mengatakan kalimat itu.
Wonwoo terkekeh kecil. Ia memeluk Mingyu dari belakang. Mendusal kan wajah pada dada bidang pria didepannya.
"Eotte, sekarang aku hangat."
Mingyu diam, tak melepas dan tak juga membalas. Ia malah membahas topik yang tadi membuatnya sangat amat kesal.
"Sepertinya kau primadona ya disini- Jeon."
Wonwoo melepas pelukannya, kembali duduk di meja tadi. Mengambil donat coklat di paper bag yang sama. Bergeming untuk sekedar menjawab pertanyaan Mingyu.
"Aku pindah kesini untuk menemui seseorang. Bukan untuk melihatnya diperebutkan orang. Sahabatku sendiri bahkan menyukainya."
"Kau bodoh Kim-" hanya jawaban itu yang di lontarkan pria Jeon untuk Mingyu. Membuat si empu makin kesal sekesal kesalnya.
"Choi Seungcheol-"
"Cukup. Jangan pria itu." Wonwoo meletakkan donatnya kembali ke paper bag. Dia jadi tak selera makan.
"Dia habis dari sini. Berarti dia menemui mu kan." Mingyu bertanya sarkasme.
"Menulis namaku di buku pelanggaran lebih tepat-nya" Wonwoo kembali membuka buku novel yang ia pinjam dari seseorang.
"Tanganmu masih berbekas coklat- jangan membuat buku orang lain rusak."
"Berisik"
Mingyu menahan diri untuk tidak menyerang brutal pria dihadapannya yang malah terkekeh lucu melihat Mingyu urung uringan.
Ia mengeluarkan hotpack dari sakunya meletakkan di meja lalu berjalan menuju pintu rooftop meninggalkan Wonwoo.
Wonwoo sendiri tak terganggu. Memasuk hotpack kedalam sakunya. Kembali membaca novel jangan lupakan bibir itu yang menyesap sigaret bekas Kim Mingyu.
-🐺
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet | Meanie
FanfictionSeberapa pintar kamu menyembunyikan sebuah hubungan. MxW