Undangan

17 1 0
                                    

Siang itu Zahira berjalan menuju ruang kelasnya, tiba - tiba perjalannya harus terhenti mendengar panggilan yang sudah tidak asing lagi ditelinga nya.
"Assalamualaikum,, Zahira"

"Wa'alaikumsalam,, bang Fandi,,ada apa?" Tanya Zahira.

" Maaf ya mengganggu mu. Ini,saya cuman mau kasih undangan ini. Jika ada waktu dan Zahira berkenan datang ya."

"Undangan pernikahan?" Serasa seperti disambar petir. Membaca sampul undangan yang diberikan oleh orang yang selama ini diam-diam dia kagumi. Untunglah ia masih bisa menjaga kestabilan emosinya "wah, selamat ya bang. Insya Allah nanti aku akan datang."dengan berat ia katakan itu" bang aku masuk dulu ya. Ad kelas. Assalamualaikum. " Pamit Zahira.
"Oh iya ,, Wa'alaikumsalam."

Sepanjang pelajaran yang diterangkan oleh dosen sudah tak lagi otaknya bisa terima,entah kenapa hatinya begitu pedih seperti tertindih benda yang teramat berat. Berulang kali ia menenangkan pikirannya, mencoba menerima kenyataan yang ada. Bahwa Fandi bukan jodohnya.

Rasa kagum yang ada apakah sudah seperti rasa lebih dari sekedar kagum?

Apakah Zahira telah jatuh cinta?

Apakah ini rasanya cinta bertepuk sebelah tangan?

Untung saja, kelas saat ini adalah kelas terakhir hari ini.

"Zahira, tunggu" panggil Aisyah teman satu kampus tapi beda jurusan.

Zahira hanya terhenti tanpa berucap. Mukanya terlihat agak murung dan tak seperti biasanya.

"Zahira sudah menerima ini" sambil menyodorkan undangan pernikahan Fandi. " Aku sedih banget karena yang ada disini bukanlah namaku. Pasti hari itu akan menjadi hari sad grill berjamaah." Nrocos Aisyah. Yang membuat hati Zahira semakin remuk. Tapi setidaknya dia berfikir tidak dia saja yang merasakan semua ini. Dia tidak sendiri. Bahkan mungkin sebagian perempuan dikampusnya juga merasa apa yang ia rasakan, kehilangan sosok yang mereka kagumi. Tanpa membalas sedikitpun perkataan temannya itu. Zahira hanya merangkul dan menyandarkan kepalanya pada temannya itu dengan wajah yang sedih dan kecewa.

"Bentar deh. kamu juga dapat undangaini kan?? " Tanya Aisyah. Yang dijawab dengan Zahira dengan anggukan kepalanya. Seperti sudah kehilangan raganya. Bahkan jalanpun serasa lemas tak berdaya.

"Yang memberi kan undangan si Hasan kan??" Kepo Aisyah. Zahira menggelengkan kepala. Serasa mulutnya kaku dan lidahnya kelu. " Lantas siapa yang memberikan undangan itu, jangan bilang Bang Fandi sendri yang memberikan sama kamu?!. " Menduga yang memang benar adanya. Zahira hanya menatapnya dengan patapan yang membenarkan dan Aisyah mengerti isyarat itu, syok mendengar itu. "wah beruntung sekali kamu bisa mendapatkan undangan itu dari orangnya langsung. Soalnya aku, dan teman-teman yang lain dapat dari Hasan."

Malam itu, Zahira sudah mulai terlupakan dengan semuanya. Namun saat selesai mengerjakan tugas,, tiba-tiba jatuhlah secarcik undangan itu lagi. Ia pungut dan tatap undangan itu tajam,. Lalu termenung.

Yang berbahagia M. Afandi &Amalia Hasanah.

"Ya Allah maafkan hamba mu jika hamba harus mengagumi ciptaan mu ini. Hilangkan rasa ini ya Allah. Ku kembalikan semuanya kepada-Mu. Engkau pemilik Rasa yang sesungguhnya. Dan engkau lebih tahu mana yang terbaik untuk hamba mu." Kuatkan Zahira pada dirinya sendiri berpasrah pada dzat pembuat takdir manusia mencoba untuk belajar ikhlas melepas apa yang tidak ditakdirkan untuknya.

Istikhoroh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang