Bagian Ketiga

16 7 0
                                    

<sisa hari itu

Bel sudah berbunyi sedari tadi tapi Aira enggan beranjak dari kursi nya. Kini kepala nya sedang berada di atas meja berusaha me relaxe kan diri . Kelas sudah sepi tapi Aira masih tidak ingin pergi. Namun pada akhirnya ia pun memutuskan untuk pulang lalu berjalan gontai keluar kelas mengingat kemungkinan ia bisa saja  terkunci di kelas ini.

Kawasan Sekolah kini sudah sepi hanya tinggal beberapa saja. Aira mengeluarkan sepeda nya dari parkiran lalu melaju di atas aspal.10 menit keluar dari gerbang Aira melaju di atas aspal .

"Tus"
Aira berhenti lalu memeriksa apa yang menghasilkan suara tadi . Aira melihat ban depan sepedanya ban itu sudah kempes dan Aira tidak tahu kenapa. Aira menurunkan standar sepeda nya. Ternyata ban sepeda nya baru saja melindas sebuah  jeruk. Aira heran lalu mengambil jeruk itu ternyata jeruk itu berisi paku di dalam nya. Pikiran Aira langsung di kuasai takut mungkin kah ini jebakan? Apakah sebentar lagi ada sekumpulan orang yang akan memalak nya?

Dan benar saja selang beberapa detik dua orang keluar dari balik pepohonan.

"Hai adik manis" ucap nya sembari berjalan ke arah Aira.

"Mau apa om! " Jawab Aira di tengah keringat dingin mengucur deras.

"Santai aja lah dek ga usah ketakutan gitu Abang ga gigit kok" ujar nya sembari mengelap keringat dingin Aira.

Aira menepis nya kuat.
"Siapa juga yang takut di gigit om! Kalo om gigit ya ai gigit balik dong!" Balas Aira sambil berjaga jaga dengan apa yang selanjutnya terjadi.

"Emang adik manis menggigit?" Tanya nya sembari mendekat.

"Kalo om mau ai bisa gigit om sekarang!" Jawab nya sambil terus berjaga.

"kok banyak bacot si bos ni" desis  lelaki yang ada di belakang preman ini.

"Aku dengar loh Marto" tegur si preman.

Yang di tegur hanya cengengesan tidak jelas.

Jarak semakin terkikis saat sudah merasa cukup dekat si preman dengan Cepat menarik tas Aira. Namun Aira yang sudah mengetahui itu langsung mengelak dengan cepat nya. Aira hendak kabur namun kini ia sudah di kepung dengan dua preman itu.

"Mau lari kemana adik manis? , Kita belum selesai ngobrol lohh" ujar nya sambil terus menjaga lingkaran yang ia buat bersama rekan nya .

"Bukan urusan om!" Kata Aira sedikit memekik.

"Ya pasti urusan om dong om aja belum dapat apa apa dari kamu"

Oke Aira sudah menemukan celah selagi si om preman mengoceh tak jelas.

Dengan cepat Aira langsung menunduk lalu bersiap berlari namun sayang si om langsung menarik pinggang Aira lalu menahannya.

"Mau kemana sih?" Menyebal kan! Kenapa juga roda sepeda nya menginjak jeruk sialan itu ! Umpat Aira .

Aira kembali mencari celah. Tak kunjung ia dapat kan akhirnya ia memutuskan untuk berteriak.

"HELP ME!!!" Pekik Aira . Aira tak meronta ingin di lepaskan, meronta tak ada guna nya saat ini hanya akan menguras tenaga lebih banyak jadi ia hanya memekik.

"Apa yang dia bilang tu Marto?" Tanya si preman.

"Ga ngerti basa enggres do bang" jawab Marto cengengesan.

"Dasar anak buah ga guna!" Maki nya .

Selagi mereka berdebat Aira terus berpikir akhirnya setelah lama menimang , keputusan itu pun telah di setujui oleh hati, pikiran , dan fisik nya.

alka airaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang