bagian ke enam

19 5 0
                                    

<Alka

"Ooh itu alka"

"Nama panjang nya apa?" Aira tampak antusias menanyakan itu.

"Azzein alka " Aiden sudah siap dengan makan nya.

"Dia orang nya gimana menurut Lo" Aira sungguh penasaran dengan lelaki bernama alka tersebut.

"Kurang tau juga si gw soal nya dia jarang berinteraksi di kelas, inti nya dia itu lumayan pintar trus cuek" jelas Aiden lalu meneguk minum nya.

Aira mengangguk paham. Dari tampang nya dia memang terkesan cuek dan dingin.

"Dah yok ke kelas"ajak Aira. Suasana kantin masih terlihat ramai namun tidak seramai di saat beberapa waktu yang lalu.

Mereka pun ke kelas dengan Aira yang masih saja menjadi pencerita lalu Aiden menjadi pendengar setia.

Namun di tengah perjalanan Aiden di minta  Bu uut,guru pelajaran agama untuk ke kantor. Jadi lah Aira pergi ke kelas sendiri.

Cuaca saat itu mendung, angin lembut pun mulai menyapa. Perlahan rintik rintik hujan pun juga ikut turun, tidak deras namun mampu membasahi permukaan sekolah ini.

Aira terbuai oleh kenyamanan tersebut sampai sampai ia tidak sadar akan sekitar nya.

'DUG

aira menabrak sesuatu, tidak tapi seseorang.

"Duh, maaf maaf" Aira reflek menundukkan kepala nya lalu meminta maaf.

Aira tidak mendapat respon apa pun, Aira pun memutuskan untuk melihat siapa yang ia tabrak.

"Eh Lo, maaf ya gue belum bisa balikin jacket Lo, soal nya lagi di cuci." Aira langsung teringat tentang jacket yang ia pakai kemarin saat melihat siapa yang ia tabrak .

Lelaki itu terdiam sejenak lalu menjawab "ya ga papa"

"Nama Lo alka kan?" Aira masih ingin memastikan.

"Dari mana Lo tau" alka tampak seperti meneliti Aira.

"Woiyaa dong gw tau, gw kan peramal" ucap Aira sambil menaik turun kan alis nya.

"Dihh ngayal" ucap nya lalu pergi.

"Hee main tinggal tinggal Bae ni anak tungguin napa" Aira pun mengejar alka yang sudah terlampau jauh.

Rintik hujan yang awal nya gerimis kecil perlahan lahan berubah menjadi hujan yang semakin lama semakin lebat. Di lengkapi dengan kilat juga petir yang lumayan besar menyambar.

Angin semakin kencang, suasana semakin terasa dingin. Banyak siswa yang memilih untuk memasuki kelas lebih awal, namun beberapa ada yang memilih untuk duduk di teras sambil bercerita .

Tujuan pengejaran alka tadi terhenti karna Aira ingin duduk di sebuah bangku sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Aira sangat suka hujan, apalagi jika ada kilat. Menurut nya kilat di tengah awan mendung itu sangat menakjubkan.

Belum ada 5 menit Aira duduk bel masuk sudah berbunyi. Aira mendengus kesal padahal tadi kilat cantik sedang muncul di sekitaran awan.

Aira pun melangkah kan kaki nya gontai menuju kelas.

Sesampainya ia di sana ia di sambut dengan suasana kelas yang sangat ramai, bahkan di antara keramaian itu terdapat murid dari kelas lain.

Benar kata orang orang kelas 11-3 ini kelas dengan AC terdingin apalagi di saat hujan hujan begini.

Brrr
Aira jadi mengantuk .ia pun tidur di bangku nya, walau ribut ia tidak terganggu sama sekali. Sebelum tidur ia memastikan bahwa di antara kawan kawan di kelas nya ada juga yang tertidur, jadi dia tidak sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

alka airaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang