CHAPTER 21

3.5K 270 5
                                    

"Assalamu'alaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum."

Seorang wanita paruh baya datang dari pintu utama, sudah beberapa kali mengucapkan salam tapi tak juga ada jawaban.

Setelah masuk ternyata ada dua cucunya yang sedang bercanda diruang tamu. Tapi yang membuat terkejut adalah cucu perempuannya sedang menggelitiki Gave. Sontak saja wanita itu berjalan tergopoh-gopoh kearah kedua cucunya.

"Yaampun Zella, udah jangan digituin Gave-nya. Kasian itu sampe gak bisa napas bener gitu."

Dengan segera gadis itu menghentikan ulahnya. Dipandangnya wajah sang adik yang sedikit berantakan karenanya.

"Maaf Gave, lagian kenapa Lo gemoy banget si!"

Karena gemas Zella ingin mencubit pipi Gave lagi, tapi ditahan oleh sang nenek. Sang nenek bergerak membantu cucu laki-lakinya duduk dengan benar.

"Gave, masuk ke kamar aja sana. Istirahat, kamu baru sembuh lho." Gave mengangguk lesu, sejujurnya dia lemas sejak didalam mobil tadi.

"Yaudah deh, Gave mau bobo Gans dulu ya. Papay~"

Zella berniat ingin mengejar langkah Gave, tapi sang nenek menahan tangannya dan menggeleng. Gadis itu hanya menghembuskan nafas pasrah.

"Zella, sana ganti baju dulu. Terus nanti ajak adeknya makan, dia belum makan kayanya. Tapi biarin dia istirahat dulu."

"Jangan sampai Gave curiga kalau kita menyembunyikan penyakitnya dari Gave. Kamu tahu resiko yang terjadi kalo dia shock 'kan?" tanya Lina.

"Iya nenek, santai aja. Sebisa mungkin kita sembunyikan ini, tapi bukannya itu malah bikin Gave gak bisa jaga diri? maksudnya, kalau Gave tahu kondisi tubuhnya pasti dia bisa menghindari apa yang tidak boleh dia lakukan."

Wanita itu menghela napas panjang, memposisikan duduk disamping cucunya. Menatap lekat-lekat manik sang cucu.

"Iya nenek tahu, nenek akan jelaskan secara perlahan. Jangan sampai Gave tahu dengan sendirinya dan dia marah dengan kedua sahabatnya dan kita."

"Yang terpenting sekarang, kita bisa bantu mengembalikan ingatan Gave yang hilang."


——__——

Pemuda sedang menikmati malam bersama bintang-bintang, malam ini sungguh dingin dan gelap. Walaupun bintang bertaburan tetapi cahaya bulan tertutup oleh awan, sinarnya tak bisa menerangi buminya lagi.

Pemuda itu merobek-robek kertas yang diam-diam dia ambil dari kamar neneknya. Hatinya terlalu sakit menerima semua ini, sejak kecil dia berusaha meyakinkan semua orang bahwa dia baik-baik saja. Membagi kesedihan kepada sahabatnya, tapi sekarang dia merasa terbohongi dengan keadaan.

CHANDGAVE [SELESAI✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang