day 1 : "itu, mau ke toko buku."

357 58 5
                                    

setelah memasuki kehidupan mahasiswa dan siswa kelas 12, baik chris maupun bintang sama-sama jarang bertemu. mereka memang bertetangga, tetapi untuk saling sapa saja nampaknya enggan. namun, kali ini sepertinya merupakan hari baik untuk keduanya.

hari sabtu ini, bintang berniat ke toko buku untuk membeli beberapa alat tulis yang telah habis. dengan penampilan yang hanya memakai celana jeans, hoodie hitam, dan membawa tas selempang berbentuk dinosaurus, bintang siap di depan rumahnya. niatnya menunggu ojek.

bertepatan dengan itu, chris keluar rumahnya dengan penampilan sehari-hari—celana pendek dan hoodie hitam. ia sendiri tengah memanaskan mobil sembari menatap lingkungan sekitar.

"bintang mau kemana?" tanya chris sembari mendekat.

sebuah awalan yang bagus untuk memulai proses pdkt.

"itu, mau ke toko buku."

chris mengangguk saja, kemudian tanpa kata masuk ke dalam rumahnya. entah apa yang dilakukan pemuda itu, bintang hanya diam memperhatikan.

tak lama, pemuda itu kembali dengan dompet dan ponsel di tangan. lantas masuk ke mobil dan mengendarainya ke hadapan bintang.

"masuk!"

perintah itu terdengar bersama pintu mobil samping yang terbuka, tanda bahwa perintah pemuda itu mutlak adanya.

bintang ragu, lebih pada merasa sungkan karena pikirnya mereka baru bertemu sekali ini, masa langsung menumpang.

"masuk aja, bintang! kakak sekalian mau keluar ini."

menurut, ia masuk dan duduk dengan tenang dipeluk oleh sabuk pengaman. dalam hati berdoa agar selamat dan tidak luput satupun dari tubuhnya.

maklum, bintang memang seperti itu kalau pertama kali pergi bersama seseorang.

"mau di toko buku yang mana, bin?" tanya chris sembari melajukan mobilnya keluar kompleks perumahan yang mereka huni.

"itu, di dekat kampus kak chris. kata temenku lebih lengkap di sana."

memang di sekitar kampus chris terdapat banyak toko, kios, atau bahkan kafe yang sering ramai anak muda. salah satunya, ya toko buku yang akan dikunjungi bintang.

menuju toko buku membutuhkan waktu 30 menit dan selama itu, mereka tidak banyak mengobrol. entah bintang yang malas atau chris yang memang tidak tahu mencari topik pembicaraan, intinya mereka hanya diam.

"habis dari toko buku, kak chris mau kemana?"

chris mengetuk jarinya di atas kemudi, kemudian menjawab, "nongkrong bareng temen, mau ikut?"

bintang terdiam, namun maniknya menatap chris yang fokus pada jalanan. "boleh, kak? kalau boleh, aku mau ikut."

"boleh, kok. mungkin nanti temen-temen kamu juga ikut, biasa lah kan ada pacar mereka."

kekehan meluncur begitu saja dari ranum mungil bintang, itu sebagai tanda bahwa ia menyetujui kalimat yang lebih tua.

"kamu sendiri gak ada niatan punya pacar, bin?"

•••

mobil chris berhenti di area parkir, bintang segera turun meninggalkan chris tanpa jawaban dari pertanyaan pemuda itu sebelumnya.

"kak chris punya masalah hidup apa sampai nanya begitu," gumam bintang sambil mempercepat langkah memasuki toko buku.

di belakang sana, chris hanya tersenyum melihat betapa gemasnya remaja dengan tas dinosaurus di bahu itu.

"gemes, kalau bintang jadi pacar gue udah gue kurung dia di kamar seharian penuh. gemes gitu."

mendengar pertanyaan konyol dari bibirnya sendiri membuat chris tertawa kecil, merasa lucu akan pikirannya yang terdengar gila.

gila untuknya karena menurut chris, mengajak pemuda gembul itu berpacaran serasa menguji nyalinya.

ingat bahwa chris itu cupu.

ya, biarkan saja ia dengan wacananya. sekarang yang terpenting adalah menyusul bintang yang sibuk memilih brush pen di dalam sana.

tungkainya melangkah menghampiri satu persatu rak tinggi di toko itu. tak lupa maniknya yang menelusuri setiap inchi bagian toko, berusaha menemukan sosok mungil membawa tas dinosaurus itu.

dan, ya ... sosok itu masih antusias di salah satu rak berisi banyak brush pen. entah berapa banyak yang akan bintang beli yang pasti lebih dari satu macam warna.

"mau beli berapa, bintang?" tanya chris ketika ia berada di samping bintang.

mendengar suara chris yang tiba-tiba membuat bintang terlonjak dan refleks memukul pelan bahu yang lebih tua.

"ngagetin aja. ini aku mau beli sepuluh, kurang empat lagi," jelasnya dengan empat jari disodorkan di depan wajah chris.

gemas, mirip anak kucing yang menunjukkan paw kecilnya.

"trus selain brush pen, beli apa lagi?"

bintang menunjukkan keranjang yang ia bawa dimana itu berisi beberapa novel, bolpoin, brush pen yang ia pilih, sticky note, dan lainnya.

chris melihat itu hanya tersenyum dan mengusak gemas surai hitam milik bintang.

"belajar yang rajin, bintang. jangan kebanyakan baca novel."

mendengar kalimat yang lebih tua membuat bibir bintang mencebik lucu. hei, ia bahkan jarang membaca novel karena sebagian novelnya itu hanya pajangan.

"iya iya, nanti belajar. nah, udah. ayo!"

.
.

ini sedikit berbeda dari book sebelumnya yang wordsnya cuma 400-500 karakter. book ini mungkin akan 600-800 karakter, bahkan lebih.

maaf kalau ada typo, ya. jangan lupa tinggalkan jejak!!

10 days with bintang ° chanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang