tangis

959 109 0
                                    

(Name) memejamkan matanya perlahan. Merasakan aroma obat-obatan yang masuk ke hidungnya. Tebak dia dimana? Kalian salah kalau menjawab toko obat. (Name) sekarang sedang berada di rumah sakit.

Tidak, (Name) tidak sakit. Tidak seperti manusia pada umumnya, (Name) jarang sekali sakit. Jujur saja, dari (Name) lahir sampai ia berumur 16 tahun seperti sekarang, ia baru 3 kali merasakan demam. Kekebalan tubuhnya memang luar biasa. Padahal ia sendiri jarang berolahraga.

Jadi, apa yang (Name) lakukan di rumah sakit? Kalau kalian menjawab karena (Name) adalah keluarga dari orang yang bekerja di rumah sakit, kalian salah lagi. (Name) hendak menjenguk ibunya. Wanita paruh baya yang baru saja melahirkan bayi laki-laki yang diidam-idamkan (Name).

Tangan (Name) menenteng plastik berisi buah kiwi yang disukai Ibunya. Ia menatap jam di tangan kanannya sekilas, pukul 15.00 sore. Ia baru saja pulang sekolah. Ia kembali ke rumah mengganti baju, lalu bergegas berangkat menuju rumah sakit.

(Name) membuka pintu kamar rumah sakit. Tak sabar melihat adik barunya. Pintu perlahan terbuka, memperlihatkan isi ruangan. Tak ada suara sapa lembut yang biasa diucapkan Ibunya, membuat kening gadis itu berkerut. Justru suara tangisan lirih yang memasuki telinganya. Ia pun membuka matanya yang sempat ia pejamkan ketika membuka pintu tadi.

Seorang gadis. Rambutnya kuning pendek dengan kunciran kecil di sisi kiri. Kunciran itu membuat wajahnya sedikit tertutupi. Tapi, (Name) masih bisa melihat pipi sang gadis yang telah basah oleh cairan bernama air mata. Mata gadis itu sendiri berwarna hazel, terpejam dan terus mengucurkan air yang semakin membasahi pipi.

Mendengar suara pintu, gadis itu menolehkan kepalanya. Membuat pertemuan antara dua manik yang saling tidak mengenal. Karena menoleh, (Name) jadi bisa melihat wajah gadis itu secara langsung.

Cantik.

Tunggu, apa yang ia pikirkan? Apakah sopan jika ia masuk seenaknya ke kamar orang? (Name) menjadi salah tingkah.

"G-gomennasai," ujar (Name) sambil mundur. Tangannya menutup pintu ruangan tersebut. Menyisakan sang gadis yang masih menatapnya bingung.

(Name) sempat melihat kaca yang ada pada pintu tersebut. Mata hazel gadis itu masih terpaut padanya. Tipe mata yang nyaman di pandang. (Name) menjadi semakin gugup. Ia bergegas meninggalkan tempat itu. Pikirannya berkecamuk. Tak bisa dipungkiri ia sangat penasaran dengan gadis tadi. Siapa namanya? Apa penyakit yang dideritanya? Apakah dia seumuran dengannya (Name)? Dan yang paling penting--

Kenapa ia menangis?

𝐬𝐮𝐦𝐦𝐞𝐫 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang